Ibu tua - Image from clicknews.id
Anak zaman now lebih menghargai artis daripada Ibunya.
Sungguh miris, entah apa yang ada dalam pikiran anak zaman now. Mereka lebih menghargai artis daripada Ibunya.
Bahkan mereka rela menzalimi orang tuanya. Mencuri uang Ayahnya hanya untuk membeli barang-barang bergambar artis idolanya.
Sekarang ini banyak sekali anak yang mengidolakan artis luar negeri, Korea Selatan salah satunya.
Maka tak heran jika kita sering melihat mereka bertingkah laku ataupun bergaya seperti layaknya artis yang diidolakan.
Bahkan, bahasa-bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi dengan teman-temannya seringkali terselip sebuah kata ala Korea, yang bahkan orang tua tidak tau apa artinya.
Saat kita memanggilnya, "Nak, sini bantuin Ibu nyiapin makanan buat buka puasa". Jawaban si anak bukan "Iya Ibu," malah "Nde eomma,"
Kita pun sebagai orang tua hanya bisa geleng-geleng kepala.
Waspada Bun, kini televisi dan internet menjadi sumber yang paling berpengaruh terhadap anak.
Sehingga, membuat anak akan dengan mudah meniru segala apa yang disajikan dalam salah satu media elektronik itu.
Dan cukup sulit bagi kita untuk merubah sikap sang buah hati agar berperilaku baik, tidak mengikuti idolanya yang belum tentu memiliki sikap baik yang patut dicontoh.
Di sinilah kita perlu untuk merubah metode pendidikan bagi anak dengan menjadikan diri kita sendiri sebagai idola bagi sang buah hati.
Buat mereka terpikat kepada kita, maka bukan lagi artis Korea, melainkan orang tua lah yang menjadi figur yang menarik perhatiannya.
Memang tidak akan mudah. Semua itu butuh proses. Akan tetapi jika Anda melakukannya sedikit demi sedikit dan istiqamah, insya Allah Anda bisa menjadi idola bagi sang buah hati.
Baca Juga: Anak Nakal, Suami Jangan Hanya Salahkan Istri
Tidak hanya menjadi figur yang patut dicontoh oleh anak, kita juga harus memberi mereka petuah-petuah bijak dan ajaran yang benar.
Ajarkan kepada anak bahwa mengidolakan seseorang, hukumnya boleh-boleh saja, kembali pada penjelasan di mana manusia memang tidak bisa lepas dari naluri yang melekat pada dirinya.
Akan tetapi, anak harus bisa menempatkan naluri tersebut ke perkara yang juga akan diridhoi oleh Allah. Seperti mengidolakan Rasulullah, para sahabat, atau generasi setelah mereka, karena amal mereka sungguh sangat mengagumkan.
Ahli Al-Qur’an yang menyerahkan hidupnya semata hanya kepada Allah Subhanahu wata’ala, tentu mengidolakan mereka adalah sebuah perkara yang boleh.
Akan tetapi, kekaguman pada artis Korea, boyband, atau girlband, atau apa pun itu, sesungguhnya tidak lain hanya perkara yang sia-sia saja.
Terlebih, menilik pada banyaknya kasus bunuh diri yang dilakukan oleh artis Korea. Bahwa sebetulnya orang-orang yang kebanyakan mereka kagumi pada saat ini, sama sekali tidak memberikan contoh yang baik bagi anak. Lalu apa yang anak dapatkan darinya?
Selama ini, anak bahkan hanya memandang fisik dan materi yang sifatnya fana, mengeksploitasi pada penilaian keren dan mengandalkan penampilan.
Tanpa sadar mereka telah terikat dan kagum pada seseorang hanya berdasarkan fisiknya saja, dan bukan akhlak sebagaimana apa yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wata’ala.
Baca Juga: Wajib Ditiru, Seni Menegur dan Memuji Anak, Agar Tidak Tersinggung
Setiap jiwa pasti akan merasakan mati, dan akan rusak seiring berjalannya waktu. Saat di bawah tanah, penampilan yang dianggap “keren” akan lapuk dan rusak di makan belatung, tidak ada lagi yang dapat dibanggakan. Terlebih, apakah ada amalan sholeh yang mereka kerjakan?
Anas bin Malik ditanya oleh Rasulullah Salallahu alaihi wa sallam, "Apa yang telah kamu siapkan untuk hari kiamat?" Anas menjawab, "Kecintaan kepada Allah dan rasul-Nya." Kemudian, Rasulullah menjawab, "Sesungguhnya kamu bersama yang engkau cintai."
Mengagumi dan mencintai akan menyamakan tempat bersama dengannya. Lalu bagaimana jika anak-anak kita masih mencintai artis Korea?
Cukuplah Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wa sallam, Khulafaurrasyidin, sahabat dan Muslim lainnya yang menjadi idola anak-anak kita
Selain memberikan manfaat di dunia, mereka juga memberikan manfaat di akhirat, dimana seluruh amalan akan dihisab kelak.
Ingatkan kepada anak kita, mengidolakan manusia biasa, apalagi di zaman seperti ini, hanya akan menghasilkan penyesalan dan kekecewaan.
Wallahualam.