Tata Cara Tasyahud Awal dan Bacaan Tahiyyat Sholat

Penulis Taufiq F | Ditayangkan 30 Aug 2019

Tata Cara Tasyahud Awal dan Bacaan Tahiyyat Sholat

Doa tahiyat akhir - Image from lifestyle.okezone.com

Pada rakaat kedua, setelah sujud kedua, dianjurkan untuk melakukan duduk tasyahud awal dan akhir kemudian membaca doa duduk awal dan doa duduk akhir. Membaca bacaan doa tahiyat awal dan akhir hukumnya adalah wajib.

Ada banyak hal dan tata cara yang perlu diketahui oleh semua umat muslim terutama yang baru belajar melaksanakan ibadah ini.

Selain mampu mengerjakan semua hal yang berhubungan dengan tata cara pelaksanaan sholat, seseorang yang mau mengerjakan sholat tersebut juga harus mengetahui bacaan tahiyat dan artinya dan doa tambahan tahiyat akhir.

Karena penting sekali bagi umat islam untuk memahami bacaan takhiyat akhir dan bacaan tahiyyat awal, maka dari itu wajib baca akan menjelaskan tentang do a tahiyat akhir dan doa tahiyat awal berikut ini.

Memahami Bacaan Tahiyat Awal dan Tahiyat Akhir

Hal yang berhubungan dengan permasalahan penting dalam segi pelaksanaan amalan ibadah adalah sebuah keharusan yang senantiasa di ketahui dan di pahami oleh setiap individu umat islam.

Termasuk dalam pembelajaran bacaan sholat tahiyat awal dan akhir yang pastinya harus dihafal salah satu diantaranya memang sudah menjadi rukun sholat baik untuk sholat wajib dan sunah.

Dan penting sekali bagi umat muslim untuk lebih mengetahui pelaksanaan sholat secara mendalam dan tata caranya seperti bacaan tahiat akhir dan bacaan atahiat awal.

Dalam bacaan atahiyat dan duduk tasyahud tidak harus menjaga adab kesopanan sesuai yang telah di tentukan tata caranya. Harus juga dengan membaca beberapa kalimat tahiyat awal dan tahiyat akhir beserta tahyat akhir.

Doa atahiyat awal dan doa tahiyat terakhir berbeda untuk itu perlu dipahami tersendiri, meski bacaan attahiyat itu sendiri kebanyakan masih sama saja dengan bacaan tahyat awal dan doa atahiyat akhir.

Perlu diketahui untuk lebih jelasnya dan agar lebih memahami, langsung saja simak dengan baik doa tahyat awal dan doa tahiat akhir.

Cara Duduk Tasyahud Awal

Cara duduk tasyahud awal adalah dengan duduk iftirasy, sama seperti duduk diantara dua sujud, yaitu telapak kaki kiri dibentangkan dengan diduduki, kemudian telapak kaki kanan ditegakkan.

Berdasarkan hadist Al Musi' shalatuhu, Nabi SAW bersabda:

فَإِذَا جَلَسْتَ فِي وَسَطِ الصَّلَاةِ فَاطْمَئِنَّ، وَافْتَرِشْ فَخِذَكَ الْيُسْرَى ثُمَّ تَشَهَّدْ

“Jika kamu duduk di tengah salat (tasyahud awal), duduklah dengan tuma’ninah, bentangkan pahamu yang kiri, kemudian bertasyahud-lah.” (HR. Abu Daud no. 860, dihasankan Al Albani dalam Shahih Abu Daud)

Dan juga termasuk keumuman hadis Abu Humaid As Sa'idi radhiallahu'anhu beliau berkata:

فإذا جلس في الركعتين جلس على رجلٌه اليسرى، ونصب اليمنى، وإذا جلس في الركعة الآخرة، قدم رجلٌه اليسرى، ونصب الأخرى، وقعد على مقعدته

“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam jika duduk dalam salat di dua rakaat pertama beliau duduk di atas kaki kirinya dan menegakkan kaki kanan. Jika beliau duduk di rakaat terakhir, beliau mengeluarkan kaki kirinya dan menegakkan kaki kanannya dan duduk di atas lantai.” (HR. Bukhari no. 828 dan Muslim no. 226)

Dalam riwayat lain:

ثُمَّ ثَنَى رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَقَعَدَ عَلَيْهَا ثُمَّ اعْتَدَلَ حَتَّى يَرْجِعَ كُلُّ عَظْمٍ فِى مَوْضِعِهِ مُعْتَدِلاً ثُمَّ أَهْوَى سَاجِدًا

“Kemudian kaki kiri ditekuk dan diduduki. Kemudian badan kembali diluruskan hingga setiap anggota tubuh kembali pada tempatnya. Lalu turun sujud kembali.” (HR. Tirmidzi no. 304. At Tirmidzi mengatakan: “hasan shahih”)

Kemudian ketika duduk tasyahud tangan kanan berada diatas paha atau lutut kanan, dan tangan kiri di atas paha atau lutut kiri dengan posisi telapak tangan membentang, dan jari-jari menghadap kiblat, sebagai mana dari Abdullah bin Umar ia berkata:

كان إذا جلَس في الصلاةِ ، وضَع كفَّه اليُمنى على فخِذِه اليُمنى . وقبَض أصابعَه كلَّها . وأشار بإصبَعِه التي تلي الإبهامَ . ووضَع كفَّه اليُسرى على فخِذِه اليُسرى

“Jika Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam duduk (tasyahud), beliau meletakkan telapak tangan kanannya di atas pahanya yang kanan. Kemudian menggenggam semua jari tangan kanannya, kemudian berisyarat dengan jari telunjuk yang ada di sebelah jempol. Dan beliau meletakkan tangan kirinya di atas paha kiri.” (HR. Muslim no. 580)

Setelah itu posisi siku sejajar dengan paha dan diletakkan diatas paha. Dan telunjuk diangangkat ke arah kiblat

Anjuran Telunjuk ke Arah Kiblat 

Ada dua cara berisyarat dengan tangan kanan ketika tasyahud, dari hadist Ibnu Umar dan Wail bi Hujr berkata:

  1. Menggenggam semua jari kecuali jari telunjuk yang mengarah ke kiblat, sebagaimana dalam hadis Ibnu Umar.
  2. Menggenggam jari kelingking dan jari manis, membentuk lingkaran dengan jari tengah dan jempol, dan jari telunjuk berisyarat ke kiblat.

Kemudian ketika tasyahud, jari telunjuk tangan kanan berisyarat ke arah kiblat dan pandangan mata ke arah jari telunjuk tersebut, ini disebutkan oleh beberapa hadist dan juga dalam riwayat lain dari Ibnu Umar:

وأشار بأُصبُعِه الَّتي تلي الإبهامَ إلى القِبْلةِ ورمى ببصرِه إليها

“… beliau berisyarat dengan jari telunjuknya yang ada di sebelah jempol, ke arah kiblat, dan memandang jari tersebut.” (HR. Ibnu Hibban no. 1947, dishahihkan Al Albani dalam Ashl Sifati salatin Nabi  [3/838])

Bacaan Tahiyat Awal Serta Bacaan Tahiyat Akhir dan Artinya

Ada tiga macam doa atahiat dan doa tahiyatul akhir yang shahih dari Rasulullah:

Bacaan pertama

Dari Ibnu Mas'ud radhiallahu'anhu

كنا نقولُ: التَّحية في الصلاةِ، ونسمِّي، ويسلِّم بعضُنا على بعض، فسمعه رسول الله صلَّى اللهُ عليه وسلَّم، فقال: قولوا: التَّحِيَاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ 

“Dahulu kami membaca tahiyyat dalam salat, menyebut nama Allah kemudian mengucapkan salam satu sama lain. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pun mendengar hal tersebut lalu beliau mengatakan: Ucapkahlah

“At tahiyyaatu lillaah was shalawaatu wat thayyibaatu. As salaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu warahmatullah wabarakaatuh. As salaamu ‘alainaa wa ‘ala ibaadillahis shaalihiin. Asyhadu an laailaaha illallah, wa asy-hadu anna muhammadan abduhu wara suuluh”

(Segala ucapan selamat, salawat, dan kebaikan hanya milik Allah. Mudah-mudahan salawat serta salam terlimpahkan kepadamu wahai engkau wahai Nabi beserta rahmat Allah dan berkah-Nya. Mudah-mudahan salawat dan salam terlimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan utusan-Nya).” (HR. Bukhari no. 1202, Muslim no. 402)

Bacaan kedua

Dari Ibnu Abbas radhiallahuanhu, beliau berkata;

ان رسول الله صلَّى اللهُ عليه وسلَّم يعلمنا التشهد كما يعلمنا السورة من القرآن فكان يقول: ((اَلتَّحِيَاتُ المُبَارَكَاتُ، الصَلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لله، اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ أيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَينَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَالِحِين، أَشْهَدُ أَن لَّا إِلَهَ إِلّا الله، وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله))

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan kepada kami bacaan tasyahud sebagaimana mengajarkan bacaan surat dalam Alquran, beliau mengucapkan:

“At tahiyaatu mubaarokaatu sholawaatu thoyyibaatu lillah, Assalamu ‘alaika ayyuhannabiyyu wa rohmatullahi wabarokaatuh, Assalamu’alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillahi shoolihiin, Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadan rasuulullah.”

(Segala ucapan selamat, shalawat, dan kebaikan hanya milik Allah. Mudah-mudahan shalawat dan salam terlimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan shalawat dan salam terlimpah pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan utusan-Nya)ز” (HR. Muslim no. 403)

Bacaan ketiga

Dari Abu Musa Al Asy'ari radhiallahuanhu, Rasulullah bersabda :

وإذا كان عندَ القعدةِ فليكنْ مِن أوَّل قولِ أحدِكم: اَلتَّحِيَاتُ الطَّيِّبَاتُ الصَّلَوَاتُ لله السَّلَامُ عَلَيْكَ أيُّهَاالنَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَن لَّا إِلَهَ إِلّا الله، وَأَشْهَدُ أَن مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُوْلُهُ

“Jika kalian duduk (tasyahud) dalam salat, hendaknya yang pertama kali kalian baca adalah:

“At tahiyyat at thayyibat ash shalawaatu lillah, As salaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu wa rahmatullah wabarakatuh, As salaamu ‘alaina wa ‘alaa ibaadillahish shalihin. Asy-hadu an laa ilaaha illallah wa asy-hadu anna muhammadan rasuulullah”

(Segala penghormatan, kebaikan dan shalawat hanya milik Allah. Mudah-mudahan salam terlimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan salam terlimpah pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan utusan-Nya).” (HR. Muslim no. 404)

Itulah penjelasan singkat mengenai doa atahiat akhir dan awal yang bisa wajib baca sampaikan. Perlu dipahami dengan benar-benar mengenai doa tahyatul akhir dan awal.

Bila ada yang belum dipahami atau kurang mengerti bisa dengan mendengarkan bacaan tahiyat akhir mp3 atau mengecek artikel wajib baca yang berhubungan dengan arti tahiyat, atahiyat akhir, atau tahiat akhir. Semoga bermanfaat.

SHARE ARTIKEL