6 Kewajiban Anak Terhadap Orang Tua Sesuai Ajaran Rasulullah

Penulis Wahyu Fajar | Ditayangkan 02 Mar 2019


6 Kewajiban Anak Terhadap Orang Tua Sesuai Ajaran RasulullahImage Source: 7mutiaraislam.com

Apa saja kewajiban anak terhadap orang tua?

Uang bisa dicari, ilmu bisa digali, tapi kesempatan untuk mengasihi orang tua takkan terulang kembali. 

Untuk itu penting untuk memenuhi seluruh tanggung jawab kepada orang tua kita hari ini, selagi keduanya masih di sisi kita. 

Tak berlebihan jika kita menyebut orang tua adalah orang yang berjasa dalam hidup kita. 

Tanpa keduanya, jelas kita tak akan ada di dunia ini. Sebab orang tua menjadi jalan perantara Allah SWT untuk mewujudkan kita sebagai manusia. 

Orang tua pulalah yang telah membesarkan dan mengasuh kita sejak dalam kandungan hingga kita remaja dan dewasa. 

Keduanya membesarkan kita dengan penuh kasih sayang dan ketulusan yang tiada terhingga. 

Bahkan jika kita diminta untuk membalas kebaikan orang tua, niscaya kita tak akan sanggup. 

Begitulah gambaran besarnya kebaikan orang tua pada anak-anaknya. 

Untuk itu sudah semestinya, sebagai anak harus memenuhi kewajibannya terhadap orang tua. 

Ingat menjalankan kewajiban bukan untuk membalas kebaikan orang tua, sebab kewajiban yang kita lakukan tak akan sebanding dengan pengorbanan yang orang tua berikan pada kita. 

Kewajiban anak terhadap orang tua tak hanya terkait kewajiban anak di rumah ataupun kewajiban anak di sekolah, melainkan kapan pun dan dimana pun berada.

Dalil Tentang Kewajiban Anak terhadap Orang Tua 

Sebelum mengetahui tentang kewajiban anak terhadap orang tua, sebaiknya mengetahui terlebih dahulu mengenai dalil-dalil yang menunjukkan perintah Allah SWT mengenai hal ini.

Dalam agama Islam ada sebuah ayat yang menjelaskan tentang hak dan kewajiban anak terhadap orang tua yakni pada QS. Al-Isra' ayat 23 yang berbunyi,

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Artinya :

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al-Isra’ [17]:23).

Selain itu, berbakti kepada orang tua juga disandingkan dengan berjihad untuk melawan orang kafir / berjihad di jalan Allah SWT, sebagaimana bunyi hadist berikut ini:

Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr bin Ash, dia berkata (bahwa) ada seorang laki-laki mendatangi rasulullah SAW kemudian meminta izin untuk berjihad. 

Beliau pun bertanya, “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” Laki-laki itu pun menjawab, “Ya.” Nabi Muhammad SAW kemudian bersabda, “maka kepada keduanya itulah kamu berjihad.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka dari itu mulai sekarang penting bagi kita untuk menjalankan kewajiban anak terhadap orang tua, sebagaimana perintah dari Allah SWT. 

Bahkan saking pentingnya perintah ini, hingga disandingkan dengan perintah utama untuk menyembah Allah SWT. 

Hal ini menunjukkan bahwa perintah ini bukanlah perintah Allah SWT yang sepele atau remeh. 

Lantas, apa saja kewajiban anak terhadap orang tua dalam Islam?

Kewajiban Anak terhadap Orang Tua 

1. Taat kepada orang tua dalam kebaikan 

Kewajiban anak terhadap orang tua yang pertama adalah taat kepada orang tua dalam kebaikan. 

Selama bukan dalam kemaksiat, maka anak wajib taat kepada orang tuanya. Rasulullah SAW bersabda, 

“Tidak ada ketaatan dalam mendurhakai Allah. Sesungguhnya ketaatan itu ada hanya di dalam melakukan kebaikan.” (H.R. Bukhari)

Ketaatan yang dimaksud ialah taat dalam hal kebaikan bukan keburukan yang melenceng dari ajaran Islam. 

Sebagai contoh ketika Nabi Ibrahim menentang orang tua nya yang menyembah berhala. 

Dikisahkah, ayah Nabi Ibrahim adalah seorang pembuat berhala. 

Dan ia juga termasuk orang yang menyembah berhala yang dibuatnya sendiri tersebut. 

Hal tersebut tentu merupakan salah satu contoh bentuk kafir terhadap Allah SWT. 

Sehingga Nabi Ibrahim menentang perbuatan sang ayah. 

Jika dalam kondisi seperti itu, seorang anak hendaklah meluruskan jalan orangtuanya yang menuju kesesatan dengan cara yang baik. 

Ketaatan kepada orang tua tidak bernilai mutlak seperti halnya ketaatan kita kepada Allah SWT. 

Untuk itu, sebagai anak kita harus bisa memilah dan memilih hal apa saja yang memang harus kita taati dan mana saja yang tak perlu kita taati. 

Dan pijakan untuk memilahnya ialah ajaran Islam, sebagaimana dalam firman Allah SWT dan teladan dari Nabi Muhammad SAW. 

وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ۚ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Artinya :

"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (Q.S Luqman: 15).

2. Merawat orang tua

Kewajiban anak terhadap orang tua selanjutnya ialah merawat orang tua yang sudah berusia lanjut atau sedang sakit. 

Saat ini, banyak sekali fenomena orang tua yang dibiarkan telantar setelah memasuki usia senja. Ada anak mereka yang tega meninggalkan keduanya di panti jompo. 

Ada pula yang tega membiarkannya hidup seorang diri dalam kondisi susah yang teramat. 

Tentu hal itu menjadi peringatan agar kita tak meniru dan justru mendukung perbuatan tersebut. 

Ingatkah kita, saat masih kecil, kita dirawat oleh kedua orang tua dengan penuh kasih sayang, dengan pengorbanan dan perjuangan yang tidak ada tara, lantas sanggupkah kita membiarkannya terlantar begitu saja saat tua? 

Maka dari itu, kewajiban anak terhadap orang tua salah satunya adalah merawat dan menjaga orang tua saat usia lanjut. 

Sebagaimana anjuran yang terdapat dalam hadits berikut:

“Sungguh merugi, sungguh merugi, sungguh merugi seseorang yang mendapatkan kedua orang tuanya sudah renta atau salah seorang dari keduanya namun tidak dapat membuatnya masuk surga.” (HR. Muslim).

Hadist tersebut menunjukkan pentingnya seorang anak untuk merawat kedua orang tuanya saat mereka telah renta dan mudah-mudahan pengabdian kita pada ortu tersebut bisa menjadi jembatan menuju surga. 

3. Jangan berkata kasar

Kewajiban anak terhadap orang tua selanjutnya adalah berkata dengan lemah lembut dan jangan berkata kasar. 

Kebiasaan berbicara dengan lemah lembut akan menjadi bentuk bakti anak menghormati dan menghargai orang tuanya dengan cara yang baik.

Sebagaimana bunyi surat Al Isra ayat 23 diatas, berkata ‘ah’ saja kita dilarang, apalagi jika berbicara kasar lainnya. 

Padahal kita tahu ‘ah’ hanyalah perkataan kasar yang sangat ringan. 

Jadi bisa disimpulkan, jika perkataan kasar yang ringan saja dilarang, apalagi berkata kasar dengan kadar berat. 

Untuk itu, mulai saat ini hati-hati saat berbicara dengan orang tua. Jangan sampai keluar kata-kata yang bisa menyakiti hatinya. 

4. Memberi nafkah orang tua

Kewajiban anak terhadap orang tua selanjutnya ialah memberi sebagian nafkah kepada orang tua. 

Hal ini menjadi salah satu wujud anak berlaku baik kepada kedua orang tuanya. 

Diketahui dari hadist bahwa harta atau hasil kerja anak adalah harta yang paling baik untuk dikonsumsi. 

Bahkan disebut pula bahwa harta anak juga merupakan kepemilikan orang tua. 

Anjuran memberi nafkah kepada orang tua ini tertulis pada hadits Rasulullah Saw yang berbunyi,

عَنْ عُمَارَةَ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ عَمَّتِهِ أَنَّهَا سَأَلَتْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا فِي حِجْرِي يَتِيمٌ أَفَآكُلُ مِنْ مَالِهِ ؟ فَقَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: إِنَّ مِنْ أَطْيَبِ مَا أَكَلَ الرَّجُلُ مِنْ كَسْبِهِ وَوَلَدُهُ مِنْ كَسْبِهِ.

Dari Umarah bin Umair dari bibiknya bahwasannya ia (bibiknya) bertanya kepada Aisyah r.a. “Anak asuhku adalah yatim, apakah aku boleh makan dari hartanya?” Aisyah menjawab: “Rasulullah SAW bersabda: Sungguh di antara harta yang paling baik dimakan oleh seseorang adalah dari hasil kerjanya dan hasil kerja anaknya.” (HR. Abu Daud).

عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، أَنَّ رَجُلاً أَتَى النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّ لِي مَالاً وَوَلَدًا، وَإِنَّ وَالِدِي يَحْتَاجُ مَالِي .قَالَ: أَنْتَ وَمَالُكَ لِوَالِدِكَ، إِنَّ أَوْلاَدَكُمْ مِنْ أَطْيَبِ كَسْبِكُمْ، فَكُلُوا مِنْ كَسْبِ أَوْلاَدِكُمْ.

Dari Amru bin Syuaib dari bapaknya, dari kakeknya, bahwasannya ada seorang laki-laki yang mendatangi Rasulullah SAW. Lalu ia bertanya: “Ya Rasulullah, sungguh aku memiliki harta dan anak, dan sungguh ayahku butuh (juga) hartaku”. Rasulullah SAW bersabda: “Kamu dan hartamu (juga) untuk ayahmu, sungguh anak-anak kalian itu termasuk yang paling baik dari usaha kalian. Maka makanlah dari hasil kerja anak-anak kalian.” (HR. Abu Daud).

Untuk itu, perlu digarisbawahi bahwa kewajiban anak terhadap orang tua adalah menafkahi keduanya. 

Jangan sampai kita pelit atau kikir apalagi terhadap orang tua. 

Sebab sesungguhnya harta yang kita miliki bukan milik kita, melainkan merupakan titipan Allah SWT, dan juga termasuk di dalamnya ada hak orang tua.

Oleh sebab itu pergunakan dengan baik harta yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan hidup, menunaikan sedekah, zakat dan juga menafkahi orang tua. 

5. Mendoakan orang tua baik yang sudah meninggal atau belum

Selanjutnya, kewajiban anak terhadap orang tua adalah mendoakannya. 

Mendoakan orang tua tak perlu menunggu keduanya meninggal dunia, doakan juga orang tua semasa hidupnya. 

Sebagaimana orang tua selalu mendoakan anak–anaknya, maka sebagai anak juga wajib mendoakan orang tua setiap saat untuk kebaikan orang tuanya. 

Kewajiban mendoakan orang tua terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Isra' ayat 24 yang berarti.

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” 

Yakinlah doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT, pasti akan dikabulkan-Nya. 

Hal itu sebagaimana janji Allah dalam firmannya QS Al-Baqarah ayat 186, 

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, aka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran.”

Untuk itu jangan berhenti untuk menunaikan kewajiban anak terhadap orang tua yang ini, yakni mendoakan kebaikan kepada orang tua.

Semoga keduanya selalu mendapatkan rahmat dan perlindungan dari Allah SWT. 

6. Berlaku adil antara orang tua dan pasangan

Kewajiban anak terhadap orang tua selanjutnya ialah berlaku adil dengan orang tua dan pasangan. 

Salah satu konflik yang selalu muncul dalam rumah tangga adalah mengenai sikap atau keadilan suami pada istri dan juga orang tua.

Mencapai titik keseimbangan dalam hal itu memang cukup sulit. 

Kadang kala, seseorang dihadapkan dalam pilihan sulit antara mementingkan istri/suami dengan orang tua. 

Dan tidak setiap orang bisa bersikap adil, apalagi berhubungan dengan pasangan dan orang tua kita. 

Pasangan atau istri yang baik pasti tidak akan menjauhkan pasangannya dengan orang tuanya. 

Diriwayatkan bahwa Aisyah R.A bertanya kepada Rasulullah Saw, 

“Siapakah yang berhak terhadap seorang wanita?” Rasulullah menjawab: “Suaminya” (apabila sudah menikah), Aisyah R.A bertanya lagi, “Siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki?” Rasulullah menjawab: “Ibunya” (HR> Muslim) 

Untuk itu, saat membangun rumah tangga kedua pasangan harus bersikap adil. 

Jangan hanya mengutamakan nafsu atau emosi ingin diutamakan dibandingkan dengan orang lain, apalagi orang tua. 

Sehingga harus ada saatnya pasangan legowo jika, suami atau istri lebih mementingkan kebutuhan orang tua. 

Sebab peran dan kedudukan orang tua sangat besar kepada anaknya.

Jangan sampai kecintaan berlebihan terhadap pasangan sampai membutakan kita untuk menjalankan kewajiban anak terhadap orang tua. 

Itulah penjelasan dan daftar kewajiban anak terhadap orang tua yang bisa kita terapkan kepada orang tua kita. 

Semoga bermanfaat dan bisa menjadi pengingat bagi kita semua untuk berbuat baik kepada orang tua. 

SHARE ARTIKEL