Lawan Stroke Sejak 2010 Robby Tumewa Meninggal Dunia, Kenali Gejala Penyakitnya

Penulis Penulis | Ditayangkan 14 Jan 2019
Lawan Stroke Sejak 2010 Robby Tumewa Meninggal Dunia, Kenali Gejala Penyakitnya
Sumber gambar tribunnews.com

Kabar duka kembali datang dari dunia hiburan dan fesyen Tanah Air. Aktor sekaligus perancang busana Robby Tumewu meninggal dunia, Senin dini hari, 14 Januari 2019.

Sudah 10 tahun bertahan melawan stroke hingga menghembuskan napas terakhirnya, Kenali gejala penyakitnya.

Salah satu tokoh Lenong Rumpi ini menghembuskan napas terakhirnya pada usia 65 tahun. Ia meninggal setelah berjuang dengan penyakit stroke yang diidapnya sejak tahun 2010 lalu.

Selain itu ada beberapa hal yang membuatnya tidak ingin terapi lagi. Karenanya ia sempat menolak dibawa ke RS.

Lawan Stroke Sejak 2010 Robby Tumewa Meninggal Dunia, Kenali Gejala Penyakitnya
Sumber gambar Insert Live

Menurut Carmanita, Robby meninggal dalam tidurnya. "Jadi sebetulnya dia dalam keadaan tidur. Karena setiap sonde (pipa makanan) dia bisa tidur dengan tenang," terang Carmanita saat ditemui di Rumah Duka Oasis, Tangerang, Banten lansiran dari hot.detik.com.

"Mungkin orang juga capek terapi-terapi kalau nggak ada kemajuan jadi mungkin Robby sampai berpikir 'ah males ah terapi, mau jalan mau apa'," tambah Carmanita.

Baca juga:

  1. Kondisi Terbaru Ustadz Arifin Ilham "Sudah Sarapan Walau Pelan-pelan"
  2. Istri Tega Bakar Suami Karena Tidak Diberi Tahu Sandi Ponsel, Faktanya Suami Sudah Main...
  3. Ditemukan Black Box CVR Pesawat Lion Air JT610 Berhasil Ditemukan Meski Bentuk Tidak Sempurna

Hingga Saat Ini Stroke Menjadi Penyakit yang Paling Banyak Diidap Masyarakat

Lawan Stroke Sejak 2010 Robby Tumewa Meninggal Dunia, Kenali Gejala Penyakitnya
Sumber gambar popokkain.com

Saat bicara tentang stroke, kamu pasti langsung berpikir bahwa ini adalah penyakit yang identik dengan orang tua. Padahal, kenyataanya, stroke dapat menyerang orang usia dewasa seperti yang dikutip dari hellosehat.com.

Apa penyebab stroke? Penyebab stroke dapat terjadi akibat:

  1. Penyebab stroke iskemik: Kondisi ini terjadi ketika darah yang membeku menyumbat pembuluh darah. Jenis ini merupakan jenis yang biasa terjadi pada orang lanjut usia.
  2. Penyebab stroke hemoragik: Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah di dalam otak bocor atau pecah sehingga darah mengalir ke dalam otak atau ke permukaan otak. Jenis stroke ini tidak seumum iskemik namun lebih mematikan.
  3. Penyebab stroke ringan: Kondisi ini terjadi ketika plak atau darah yang beku  pada pembuluh arteri menghambat pembuluh darah yang memasok darah ke otak. Kondisi ini menyebabkan aliran darah ke otak menjadi tersumbat dan menimbulkan kondisi ini terjadi. 
Ada banyak faktor risiko penyebab stroke :
  • Faktor risiko gaya hidup:
  1. Berat badan berlebihan atau obesitas
  2. Tubuh yang tidak aktif bergerak
  3. Sering dan banyak mengonsumsi alkohol
  4. Pengguna obat-obatan terlarang seperti kokain dan metamfetamin.

  • Faktor risiko medis:


      1. Tekanan darah yang tinggi – risiko pada kondisi ini dapat memicu tingginya tekanan darah melebihi 120/80 mm Hg. Dokter Anda akan membantu menentukan berapa tekanan darah yang sesuai dengan umur Anda baik Anda memiliki diabetes atau tidak
      2. Perokok aktif maupun yang terpapar asap rokok
      3. Kolesterol yang tinggi
      4. Diabetes
      5. Sleep apnea. Gangguan tidur di mana tingkat oksigen secara perlahan berkurang jumlahnya selama malam hari .
      6. Penyakit jantung, termasuk gagal jantung, cacat jantung, infeksi jantung, atau ritme jantung yang tidak normal.
  • Faktor lainnya yang berhubungan dengan risiko yang tinggi yaitu :
      1. Memiliki sejarah pribadi atau keluarga yang mengalami kondisi ini, serangan jantung, atau stroke ringan
      2. Berumur di atas 55 tahun;
      3. Jenis kelamin. Laki-laki memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan perempuan. Perempuan biasanya terkena kondisi ini pada usia lanjut, dan lebih rentan terhadap kematian akibat penyakit ini dibandingkan laki-laki. Selain itu, perempuan juga, memiliki risiko dari penggunaan pil KB atau terapi hormon yang termasuk estrogen, juga dalam kondisi kehamilan dan melahirkan .
Tidak memiliki faktor-faktor risiko seperti di atas bukan berarti Anda tidak dapat terkena penyakit ini. Faktor-faktor ini hanya sebagai referensi. Anda sebaiknya konsultasi dengan dokter Anda untuk penjelasan yang lebih rinci.

SHARE ARTIKEL