Anak Merengek dan Menangis Saat Ditinggal Sebentar Orangtuanya, Orangtua Harus Pintar Lakukan Ini

Penulis Penulis | Ditayangkan 12 Jan 2019

Anak Merengek dan Menangis Saat Ditinggal Sebentar Orangtuanya, Orangtua Harus Pintar Lakukan Ini
Sumber gambar theAsianparent

Sudah menjadi permasalahan bagi setiap orang tua jika anak yang ditinggalkan orangtuanya sebentar saja sudah menangis dan merengek.

Untuk para ibu perlu melakukan hal-hal berikut agar si buah hati tidak lagi merengek ketika ditinggal orangtuanya meski hanya sebentar dan kelak menjadi anak yang mandiri.

Karena anak harus di didik untuk belajar mandiri secara bertahap.

Jangan menargetkan dia bisa cepat bisa tetapi utamakan stimulasinya, ujar psikolog Anna Surti Ariani, SPsi., Msi, dalam tabloid Nakita Edisi 826 seperti yang dilansir dari tribunnews.com.

Anda bisa melatih anak untuk bermain sendiri. Misalnya, mengenalkan berbagai kegiatan yang bisa ia lakukan.

Bisa jadi anak memang tak punya kegiatan yang menarik sehingga cenderung mau dekat dengan Anda saja.

Anak juga mungkin menempel pada orangtua, karena mereka tak mau ibu atau ayah berangkat ke kantor misalnya.

Anna Surti mengungkapkan orangtua sebaiknya tak langsung meninggalkan anak begitu saja.

Ketika ingin pamit, bukan berarti kita meninggalkan anak diam-diam. Meninggalkan diam-diam akan menyulitkan anak untuk mandiri, ujarnya.

Si kecil bisa saja jadi tak percaya kepada Anda. Tetaplah pamit dan pastikan anak bersama orang yang ia percaya.

Berpamitan dengan sentuhan sayang akan membantu anak jauh lebih tenang dalam menghadapi proses ini.

Mungkin Anda akan mendapati fase anak yang terus menangis. Namun, hadapi fase ini secara konsisten agar ia jadi mandiri.

Baca juga:

  1. Ketahui Ciri-Ciri Orang Munafik yang Lebih Berbahaya Daripada Orang Kafir
  2. Doa Ketika Hujan Angin Disertai Petir Menyambar Lengkap Arab Latin

Kemandirian juga bisa Anda latih sejak usia dini agar tak hanya berani pisah dengan orangtua. Tapi melakukan berbagai kegiatan secara mandiri.

Mengenalkan kemandirian secara bertahap sangat membantu. Misalnya saat makan, Anda mau melatih anak agar makan sendiri.

Biarkan ia mencoba terlebih dahulu makan sendiri dan jangan dilakukan di semua jam makannya.

Memaksa akan membuat anak justru trauma dan tidak mau melakukannya sendiri. Jangan lupa dukungan dari orangtua sangat dibutuhkan dalam fase belajar mandiri ini.

Dr. Frances Walfish, seorang psikoterapis anak sekaligus penulis buku The Self-Aware Parent mengungkapkan dorongan positif dari orangtua menjadi kunci keberhasilan kemandirian anak.

Berikan pujian atas usahanya dapat mendorong kepercayaan diri anak,” ujarnya.

Selain itu, membantu anak dengan memberi pilihan juga jadi salah satu cara untuk mendorongnya melakukan apapun dengan lebih mandiri.
SHARE ARTIKEL