Ramai Petisi `Hentikan Iklan Blackpink Shopee` Karena Tak mendidik, Sinetron Alay Kapan?

Penulis Cheryl mikayla | Ditayangkan 10 Dec 2018
Ramai Petisi `Hentikan Iklan Blackpink Shopee` Karena Tak mendidik, Sinetron Alay Kapan?
Fenomena sinetron alay Kompasiana.com

“Boikot iklan Shopee Blackpink” lagi ramai diperbincangkan di media sosial...

Bermula dari sebuah petisi di situs Change.org yang meminta agar iklan Shopee dengan Blackpink sebagai bintang iklannya dihentikan karena tak mendidik dan buka aurat.

Sinetron yang alay-alay itu kapan juga dibuatkan petisi?

Tepatnya sekitar 3 hari lalu, Maimon Herawati, seorang dosen Jurnalistik di Universitas Padjajaran, membuat petisi online lewat situs Change.org.

Petisi itu bertujuan agar iklan Shopee yang tayangkan Blackpink di TV dengan baju minim dihentikan.

Ramai Petisi `Hentikan Iklan Blackpink Shopee` Karena Tak mendidik, Sinetron Alay Kapan?
Petisi "HENTIKAN IKLAN BLACKPINK SHOPEE!!" change.org

Secara spesifik, petisi itu ditujukan buat Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan pihak Shopee selaku perusahaan yang memakai Blackpink sebagai ikon iklan mereka.

Maimon dan puluhan ribu penandatangan petisi ini menilai tayangan iklan itu nggak sesuai sama cerminan Pancasila yang beradab dan membuka aurat.

Terlebih menurut Maimon, iklan itu banyak ditemukan di jam-jam program anak di TV sedang tayang, seperti kartun Tayo di RTV pada Jumat (7/12).

Dilansir dari hipwee, teks narasi yang ditulis Maimon di petisinya, ia juga mengajak para orangtua di luar sana untuk menekan pengaduan ke KPI demi menyelamatkan anak bangsa dari tayangan-tayangan iklan nggak seronok.

Selain itu, Maimon juga ingin para orangtua mendukung pemboikotan Shopee, selama perusahaan marketplace itu masih memakai ikon-ikon berpakaian minim di iklannya.

Petisi yang dipelopori seorang ibu sekaligus dosen di Universitas Padjajaran itu sudah ditandatangani 85 ribu lebih orang.

Ramai Petisi `Hentikan Iklan Blackpink Shopee` Karena Tak mendidik, Sinetron Alay Kapan?
Petisi "HENTIKAN IKLAN BLACKPINK SHOPEE!!" change.org

Mereka kompak bersuara agar iklan Shopee dihentikan, bahkan satu tuntutan lain dari petisi itu juga meminta perusahaan Shopee diboikot karena menampilkan Blackpink dengan rok mini di iklannya.

Hal ini menunjukkan, bahwa kesadaran orang tua mulai meningkat. Karena sungguh berbahaya jika anak-anak generasi kedepan selalu di jejali dengan hal-hal semacam ini.

Giliran sinetron Alay kapan nih?

Ramai Petisi `Hentikan Iklan Blackpink Shopee` Karena Tak mendidik, Sinetron Alay Kapan?
Contoh nyata akibat sinetron alay (facebook.com)

Kalau ngomongin tayangan nggak mendidik, sebenarnya ya nggak cuma iklan Shopee.

Banyak banget sinetron-sinetron di TV sekarang, yang banyak menampilkan adegan-adegan pacaran, hedonisme, atau reality show yang pembawa acaranya sering saling lempar hinaan.

Lebih bahayanya lagi, sinetron-sinetron semacam ini setiap hari di pelototin anak-anak kecil yang ikut nimbrung depan TV bersama ibunya.

Dilansir dari VIVA.co.id – Wakil Ketua Bidang Program dan Eksternal Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Margaretha Hanita, mengatakan tayangan tidak bermanfaat yang hadir di televisi Indonesia sangat mengganggu perkembangan anak.

Tayangan yang dimaksud Margaretha di antaranya sinetron dan acara drama percintaan. Dua tayangan itu dapat merekam dan mencerna ke dalam otak anak-anak, bahkan bisa dicontoh ke kehidupan nyata.

"Lingkaran setannya tuh ada di komunitas alay, yang cita-citanya mau jadi artis sinetron. Hanya menonton tayangan-tayangan di televisi yang tidak mendidik," kata ujar Margaretha di acara Focus Group Discussion Polres Metro Jakarta Barat, beberapa waktu lalu.

Margaretha menegaskan, jalan satu-satunya menghapus sinetron yakni dengan memboikot. Dengan begitu, ratingnya akan turun dan lama kelamaan akan hilang dari tayangan televisi.

"Kami sudah mengusulkan berulang-ulang, menonton sinetron itu tidak mendidik. Ngajarin anak-anak jadi konsumtif, hedonis, saling membenci dan percintaan yang tidak sewajarnya disaksikan oleh anak-anak di bawah umur," kata Margaretha.

Sayangnya, media televisi saat ini tidak memperhatikan hal tersebut dan hanya mementingkan keuntungan.
SHARE ARTIKEL