8 Fakta Bayi Umur 8 Bulan Tertular HIV Dari Ayah, Sang Ibu Tetap Semangat Merawat

Penulis Alif Hamdan | Ditayangkan 10 Dec 2018
8 Fakta Bayi Umur 8 Bulan Tertular HIV Dari Ayah, Sang Ibu Tetap Semangat Merawat
Bayi yang terkena HIV yang dirawat sang ibu (sumber via islamidia.com)

Memang anak tak menanggung dosa ayahnya, tapi penyakitnya itu...

Masih kecil sudah idap penyakit mematikan, HIV. Si Ayah tak mau tahu dan meninggalkannya. 

Begini perjuangan Sang Ibu merawat bayi semata wayangnya ini.

Sangat disayangkan sekali masih kecil tapi harus idap penyakit ganas ini. MB, bayi berusia 8 bulan asal Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara, yang terinfeksi virus Human Immunodeficieny Virus (HIV) menjalani perawatan intensif di ruang isolasi Irine E RSUP Kandou.

Bayi malang ini dirawat sejak Sabtu (1/12/2018) pekan lalu setelah berat badannya turun drastis, dari 7 kilogram menjadi 5 kilogram.

Berikut fakta-fakta terkait bocah MB yang terjangkit HIV/AIDS:

1. Terjangkit dari Ayah

Bayi MB diketahui terjangkit virus mematikan itu dari ayahnya yang dikabarkan bekerja sebagai pelaut.

Badannya kurus kering, membuat pakaian yang dikenakannya tampak longgar.

Lengan kanannya dililiti kain yang membungkus infus di pergelangan tangannya. Sebut ibunya, MB baru saja tertidur setelah beroleh obat dan vitamin dalam infus.

“Kondisinya sudah lebih baik sekarang, ” kata sang ibu, E.

Menurut sang ibu, ia memutuskan membawa anaknya ke Manado karena cemas akan kondisinya.

“Kami naik kapal dan tiba di Manado pada hari Sabtu, langsung ke RS Kandou,” kata dia.

2. Butuh Uluran Tangan

Sang ibu membeber, ia hanya mengandalkan kiriman uang dari sang suami yang bekerja kapal untuk membiayai pengobatan MB.

Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) sulut Jull Takaliuang membeber, Mei lalu MB pernah dirawat di RS Tahuna karena infeksi paru paru.

Lantas MB dirujuk ke RSUP Kandou. Kala itu, keluarga terpaksa berhutang biaya di rumah sakit.

“Mereka belum punya BPJS, biayanya 6 juta, keluarga lantas membuat pernyataan akan mencicil, tapi kemudian pihak RS memutuskan membebaskan pembayaran hutang tersebut, ” kata dia.

Kini, kata dia, keluarga sudah punya BPJS dan diurus dengan baik oleh pihak rumah sakit.
Meski demikian, ungkap dia, bayi tersebut masih butuh bantuan.

“Bayi itu masih butuh popok, makanan bayi, minyak telon, sabun, bedak serta makanan untuk ibunya, ” kata dia.

Baca Juga :

3. Kondisi Bayi MB yang Dirawat di RSUP Kandou

Kondisi bayi MB makin membaik. Bayi usia 8 bulan itu kini sedang dirawat intensif di Irina E RSUP Prof dr RD Kandou Kelas III ruang Isolasi.

Dari amatan Tribunmanado.co.id, bayi berinisial MB itu sedang dijaga oleh ibundanya yang berinisial E (32). Tampak juga tiga orang lainnya.

“Mereka keluarga saya,” ujar E.

MB mengenakan pakaian orange, celana panjang jins biru, dan sarung tangan di keduan tangan kecilnya.

4. Mulai Dikucilkan Warga

E, Ibu Bocah MB mengaku tertular penyakit mematikan itu dari sang suami. “Ia bekerja di kapal,” kata dia.

Ia tahu telah terjangkit setelah memeriksakan diri di Manado beberapa bulan lalu. Kala itu, ia merasa hidupnya sudah hancur.

“Namun saya jadi kuat karena anak ini, dialah penyemangat hidup saya, meski dia sudah tertular virus mematikan, di sisa hidup ini saya coba memberi kasih, menjadi orang tua yang baik, ” kata dia.

Semenjak kena HIV, hidupnya langsung berubah. Mereka yang dulunya sahabat jadi menjauhi.

“Kami seperti dikucilkan,” kata dia.

Ia menuturkan, saat ibadah, orang takut datang ke rumahnya. Yang datang, tak mau menyentuh kue yang disajikan.

“Sedihnya, padahal penyakit ini tidak menular,” kata dia.

Saat MB sakit, muncul masalah dengan suaminya. Hal tersebut membuatnya nelangsa.

“Tapi saya tahu Tuhan pasti menolong hambanya,” kata dia.

Ia mengaku tak putus berdoa untuk anaknya. Dia berharap Tuhan bisa menyelamatkan anaknya.

Terkuak keinginannya untuk suatu hari membaptis anaknya.

Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) sulut Jull Takaliuang membeber, keluarga tersebut memang dikucilkan warga setelah diketahui mengidap HIV.

“Ini sangat disayangkan karena virus itu hanya menular lewat hubungan seks, jarum suntik dan tranfusi darah, perlu pengetahuan warga soal itu, penderitanya justru butuh dorongan hidup, ” kata dia.

5. Sang Suami Tak Lagi Peduli

E, mengaku sang suami tak mau lagi memerhatikan buah hati mereka.

Hingga hari kelima sejak dirawat pada Sabtu (01/12/2018), ayah bayi tak mau lagi bertanggung jawab atas penyakit yang diderita sang anak.

Melansir tribunmanado.co.id, bayi berinisial MB itu sedang dijaga oleh ibundanya yang berinisial E (32).

Tampak juga tiga orang lainnya yang merupakan keluarga pihak E.

“Mereka keluarga saya,” ujar E.

Makan untuk bayi, kata dia, ditanggung pihak rumah sakit.

Sedangkan makan sang ibu, biasanya dibawakan pihak keluarganya dari Sangihe, dan sebagian yang menetap di Kota Manado.

Soal ketidakpedulian lagi suaminya, menurut AD tak penting.

“Depe papa memang so nda mo datang. Tapi itu untuk apa, itu belakangan. Yang penting kesembuan anak dulu,” ujar dia yang saat itu mengenakan kaos merah, celana pendek putih.

6. Sang Ibu Tetap Semangat Rawat Bayi

E, ibu bayi MB merasa hidupnya sudah hancur.

“Namun saya jadi kuat karena anak ini, dialah penyemangat hidup saya, meski dia sudah tertular virus mematikan. Di sisa hidup ini saya coba memberi kasih, menjadi orangtua yang baik,” kata dia.

Semenjak kena HIV, hidupnya langsung berubah. Mereka yang dulunya sahabat jadi menjauhi. “Kami seperti dikucilkan,” kata dia.

7. Dibiayai BPJS

Plh Humas RSUP Prof dr RD Kandou John Robert Tuwaidan ST MSi saat ditemui di ruang kerjanya mengatakan, pihak rumah sakit memberikan pelayanan kesehatan sesuai SOP.

“Pasien yang dirujuk dari Sangihe itu tetap kami layani sampai dia membaik. Biaya bayi tersebut dibebankan ke BPJS,” kata dia.

8. 83 Balita di Sulut Terinfeksi HIV

Sebanyak 83 Balita di Sulut terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

Data dari Dinas Kesehatan Sulut, sebanyak 34 anak dengan umur di bawah 1 tahun terkena virus mematikan ini.

Sedang penderita HIV dengan rentang umur 1 hingga 4 tahun berjumlah 49 orang.

Total jumlah penderita HIV di Sulut yang terdata tahun ini berjumlah 2.444 orang. Dengan rincian 1.542 pria dan 902 perempuan.

Berarti jumlah penderita HIV balita mencapai 3 persen. E seorang wanita penderita HIV mengaku tahu dirinya menderita penyakit itu setelah memeriksakan darah saat melahirkan.

“Disana saya diberitahu jika terkena penyakit itu,” kata dia yang dilansir oleh islamidia.com

Ia membeber sang suami agaknya tidak percaya, kemudian memeriksakan diri di Manado. Hasilnya positif.

Ia menduga terjangkit sang suami yang bekerja di Bali.

“Ia punya tatoo, mungkin terjangkit dari situ, ” kata dia.
SHARE ARTIKEL