Panglima Organisasi Papua Merdeka (OPM): Kalau TNI Nyatakan Perang, Kami Siap Tempur

Penulis Cheryl mikayla | Ditayangkan 04 Dec 2018

Panglima Organisasi Papua Merdeka (OPM): Kalau TNI Nyatakan Perang, Kami Siap Tempur
Kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) (Kaskus.co.id)

Musuh dalam selimut, sampai kapan di biarkan?

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) menyatakan siap perang melawan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Bahkan mereka menyatakan tidak mungkin lari jika harus berhadapan dengan TNI...

Panglima Operasi Komando Daerah Pertahanan III Kalikopi, Nemangkawi, Papua, Hendrik Wanmang menegaskan pihaknya siap bertempur dengan keterbatasan senjata yang ada. Meski demikian, dia menyatakan OPM tak akan lari dari pertempuran itu.

"Kalau TNI menyatakan perang, oke-oke saja kami terima. Kami siap. Tidak mungkin kami lari. Namanya tempur, kami siap bertempur," ujar Hendrik, dikutip dari CNN Indonesia, Senin (2/4).

Dia mengakui peralatan senjata milik TNI jauh lebih lengkap dibandingkan persenjataan TPNPB OPM. Pihaknya juga melakukan komunikasi dengan Komando Daerah Pertahanan (Kodap) lain yang berada di hutan.

"Tidak ada koordinasi. Pemahaman tetap satu, karena jarak jangkau cukup jauh," katanya.

Hendrik mengatakan selain siap perang secara fisik dengan TNI, OPM juga melakukan perang urat syaraf.

Para diplomat yang tergabung dalam United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) melakukan lobi di tingkat internasional. Mereka di antaranya Benny Wenda, Octovianus Mote, Rex Rumakiek dan Paula Makabory.

"Perang urat syaraf sudah dilakukan dengan kami punya diplomat," ujarnya.

Namun untuk berdialog, dia mengatakan OPM tak akan melakukannya dengan pemerintah kecuali Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) ikut membahas persoalan kedua pihak. Sebab menurutnya, PBB juga terlibat dalam menganeksasi Papua ke NKRI.

"Tetapi apa yang menjadi milik Bangsa Papua dan rakyat pribumi Papua, maka kembalikan pada rakyat pribumi Papua," tegasnya.

Hendrik juga mengatakan pihaknya bersama masyarakat setempat masih berjuang agar PT. Freeport Indonesia ditutup. Dia menilai perusahaan asal Amerika Serikat itu merupakan akar masalah di Papua.

"Kembalikan itu hak kedaulatan atas Bangsa Papua yang selama ini ditipu dari tahun ke tahun," ujar Hendrik.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan tidak takut dengan ancaman perang dari Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Ultimatum OPM itu diunggah di media sosial pada 27 Februari lalu.

Ryamizard menegaskan kekuatan alutsista dan pasukan TNI lebih kuat dibandingkan tentara OPM.

"Mereka (OPM) ajak perang? Ya, perang saja. Orang ajak perang, masak makan soto sih," kata Ryamizard di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (28/3).

Sementara Kodam XVII/Cenderawasih juga menyatakan hal yang sama bahwa mereka siap perang melawan OPM. Meski demikian, Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi menyebut TNI tidak menghendaki jika perang tersebut terjadi.

Untuk diketahui, Senin (3/12/2018), 31 Pekerja Proyek Jembatan di Trans Papua diduga dibantai oleh Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua.

Kelompok bersenjata Papua diduga mengamuk dan membantai para saat mengetahui ada pekerja yang mengabadikan gambar upacara HUT OPM 1 Desember tak jauh dari lokasi kejadian.

Baca Juga:
SHARE ARTIKEL