MasyaAllah,Ternyata Adzan Tak Ada Hentinya Berkumandang Selama 24 Jam di Muka Bumi

Penulis Alif Hamdan | Ditayangkan 04 Dec 2018

MasyaAllah,Ternyata Adzan Tak Ada Hentinya Berkumandang Selama 24 Jam di Muka BumiAdzan berkumandan 24 jam tak ada hentinya (foto: islamidia)

Fakta, selama 24 jam adzan berkumandang tak ada hentinya di muka bumi ini.

Karena itu setiap kali terdengar adzan, usaha Dajjal pun terjatuh seketika ingin masuk ke permukaan bumi.

Setiap menit dalam masa 24 jam bermakna adzan dilantunkan sebanyak 1440 kali dengan anggapan bahwa 1 kawasan ada 1 tempat sholat.

Tetapi anggapan itu adalah salah karena kita sedia maklum, 1 kawasan ada banyak masjid, madrasah, mushola, sekolah dll.

Oleh karena itu, jika 1440 kali sehari adzan diibaratkan dengan bilangan masjid, madrasah, mushola dll, tempat solat yang melantunkan azan, anda rasa berapa kalikah sebenarnya adzan dilantunkan dalam sehari? Banyak kan? Alhamdulillah.

Ada cerita mengatakan da'jal yang mencoba mendaki naik ke permukaan bumi akan kembali jatuh setiap kali terdengar bunyi adzan.

Baca Juga 

Fenomena adzan

Kumandang azan laksana perputaran waktu yang terus berputar dan bergema dari satu tempat ke tempat lain, dari satu daerah ke daerah lain hingga kembali lagi ke awalnya dan bergerak lagi.

Ada sebuah ungkapan yang sering dinisbatkan kepada Rasulullah SAW yang berkata,

''Kiamat tidak akan terjadi hingga tidak ada lagi manusia yang menyebut nama Allah di muka bumi ini.''

Benarkah demikian? Untuk saat ini, ungkapan tersebut ada benarnya. Sebab, hingga saat ini, masih banyak manusia yang senantiasa berzikir dan menyebut asma Allah. Bahkan, hampir setiap saat masih ada umat manusia yang senantiasa menyebut nama Allah SWT.

Lihat ketika azan dikumandangkan. Secara berkesinambungan, seruan agar dilaksanakan shalat berjamaah itu selalu bergema ke seantero penjuru dunia tanpa berhenti sesaat pun. Ia akan terus bergema dari satu masjid ke masjid lain, dari satu daerah ke daerah lain, dari satu negara ke negara lain. Demikian seterusnya hingga dimulai lagi dari awal.

Indonesia, misalnya. Ketika terbit fajar mulai muncul di Papua pada pukul 05.30 waktu setempat, di wilayah Indonesia bagian timur itu pun segera berkumandang azan Subuh. Lalu, selesai azan Subuh dari satu masjid, lantunan azan akan segera berkumandang dari masjid yang lain di wilayah sekitar Papua, seperti Timika, Manokwari, Jayapura, Wamena, dan lainnya.

Selanjutnya, selesai azan berkumandang dari bumi cenderawasih, kumandang azan akan segera menyahut dari wilayah Maluku, seperti Ternate, Ambon, Tidore, Halmahera, Buton, dan lainnya. Setelah selesai wilayah itu, kumandang azan akan mulai terdengar di wilayah Sulawesi pada pukul 05.30 waktu setempat. Pertama dari Manado, terus bergerak ke arah Kendari, Pare-pare, Makassar, dan Gorontalo.

Begitu juga dengan NTT, NTB, dan Bali yang akan segera menyusul. Selanjutnya, kumandang azan akan bergerak ke wilayah Kalimantan, seperti Samarinda, Balikpapan, Banjarmasin, dan Palangkaraya serta Pontianak.

Disusul kemudian wilayah Banyuwangi. Kumandang azan akan bergerak ke daerah Jember, Bondowoso, Lumajang, Situbondo, Pasuruan, Malang, Sidoarjo, Surabaya, Mojokerto, Jombang, hingga ke Madiun dan ke Ngawi.

Setelah dari Jawa Timur, panggilan azan akan terdengar di wilayah Jawa Tengah bagian timur, yaitu Sragen, terus ke Klaten, Solo, hingga bergerak sampai ke perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Lalu, dari Cirebon, suara azan bergerak ke Indramayu, Karawang, Bandung, hingga ke Depok. Selanjutnya, azan bergerak ke Jakarta, Banten, Lampung, Padang, Palembang, Medan, hingga Aceh.

Dari Indonesia, azan bersambung ke Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Kamboja, Cina, hingga Rusia. Begitu azan berakhir di Bangladesh, ia telah di kumandangkan di Barat India, dari Kalkuta ke Srinagar. Kemudian, terus menuju Bombay dan seluruh kawasan India.

Srinagar dan Sialkot (sebuah kota di Pakistan utara) memiliki waktu azan yang sama. Perbedaan waktu antara Sialkot, Kota, Karachi, dan Gowadar (kota di Baluchistan, sebuah provinsi di Pakistan) adalah empat puluh menit. Dalam waktu ini, azan Fajar telah terdengar di Pakistan.

Sebelum berakhir di sana, ia telah dimulai di Afghanistan dan Muscat. Perbedaan waktu antara Muscat dan Baghdad adalah satu jam. Azan kembali terdengar selama satu jam di wilayah Hijaz al-Muqaddas (Makkah dan Madinah), Yaman, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Irak.

Seperti yang dilansir oleh republika.co, perbedaan waktu antara Baghdad dan Iskandariyah di Mesir adalah satu jam. Azan terus bergema di Siria, Mesir, Somalia, dan Sudan selama jam tersebut. Iskandariyah dan Istanbul terletak di bujur geografis yang sama.

Perbedaan waktu antara timur dan barat Turki adalah satu setengah jam dan pada saat itu seruan shalat dikumandangkan.

Iskandariyah dan Tripoli (ibu kota Libya) terletak di lokasi waktu yang sama. Proses panggilan azan terus berlangsung melalui seluruh kawasan Afrika.

Oleh karena itu, kumandang keesaan Allah SWT yang dimulai dari bagian timur pulau Indonesia itu tiba di pantai timur Samudra Atlantik setelah sembilan setengah jam. Begitulah seterusnya.

Begitu juga dengan azan Dhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. Belum selesai azan Maghrib dikumandangkan di wilayah barat Indonesia, panggilan untuk mendirikan azan sudah berkumandang kembali di wilayah timur Indonesia. Begitulah seterusnya, azan tak pernah berhenti.

Bahkan, sebelum azan Maghrib selesai dikumandangkan di wilayah Aceh, di negara bagian Malaysia juga sudah berkumandang azan serupa. Inilah fenomena azan. Ia tak pernah berhenti walau sesaat. 

Selalu sambung-menyambung dan estafet dari satu tempat ke tempat lain, memberi makna. Ia berputar bersama bumi yang terus berputar dan senantiasa kalimat Allah membahana di seantero jagat ini.

Karena itu, tak salah bila sesaat saja asma Allah berhenti, akan terasa pengaruhnya bagi kehidupan umat manusia. Subhanallah, Mahasuci Allah dari segala kesalahan dan kekhilafan.
Semoga mendapat keberkatan Allah. Aamiin

Wallahu a'lam.
SHARE ARTIKEL