Efek Samping Jika Imunisasi Campak Gagal, Akibatkan Demam Akut

Penulis duwi Pebrianti | Ditayangkan 12 Dec 2018
Efek Samping Jika Imunisasi Campak Gagal, Akibatkan Demam Akut
Imuniasasi campak via hellosehat.com

Apakah imunisasi campak rubella berbahaya? Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, imunisasi campak rubella telah mendapatkan rekomendasi dari WHO dan izin edar dari BPOM. Vaksin ini aman dan telah digunakan di lebih dari 141 negara di dunia.

Untuk apa imunisasi campak dan rubella? Untuk menjaga kekebalan tubuh dan mencegah penyakit campak dan rubella secara cepat; memutuskan transmisi (penularan) virus campak dan rubella; menurunkan angka kesakitan akibat penyakit campak dan rubella; serta menurunkan angka kejadian sindrom rubella kongenital atau CRS (Congenital Rubella Syndrome).

Perlu diketahu juga, penyakit campak dan rubella tidak bisa disembuhkan namun penyakit ini dapat dicegah kedatangannya. Imunisasi campak rubella adalah pencegahan terbaik yang bisa dilakukan. Haruskah imunisasi campak rubella? Sampai saat ini masih diperlukan imunisasi campak rubellah, terutama bagi anak yang berusia 9 bulan sampai 15 tahun. 

Jika ada pertanyaan apakah imunisasi campak masih diberikan hingga sekarang? Jawabannya adalah iya, karena Indonesia masuk ke dalam 10 negara dengan kasus campak terbesar di dunia. Jumlah kasus campak 2010-2015 sebesar 23.164 kasus. Jumlah kasus rubella 2010-2015 sebesar 30.463 kasus dan jumlah kasus CRS pada 2013 sebesar 2.767 kasus.

Oleh sebab itu, Anda harus mengetahui terlebih dahulu tentang fakta imunisasi campak rubella. Dibawah ini penjelasannya.

Efek Samping Jika Imunisasi Campak Gagal, Akibatkan Demam Akut
Campak dan rubella via jurnalkeluarga.com


Fakta Imunisasi Campak Rubella

Berikut fakta-fakta tentang imunisasi MR (Campak Rubella):

1. Tak Ada Obat untuk Penyakit Campak dan Rubella
Indonesia berkomitmen untuk mencapai eliminasi penyakit campak (measles) dan pengendalian penyakit Rubella (Congenital Rubella Syndrome) pada tahun 2020. Salah satu strateginya dengan melaksanakan Kampanye dan Introduksi Imunisasi Measles Rubella (MR).

Upaya ini untuk memutuskan transmisi penularan virus campak dan rubella secara cepat, tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya.

2. Sasaran Imunisasi MR
Imunisasi MR diberikan pada anak usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun selama masa kampanye. Imunisasi MR masuk ke dalam jadwal imunisasi rutin segera setelah masa kampanye berakhir, diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan dan anak kelas 1 SD/sederajat tanpa dipungut biaya.

Untuk dapat memutuskan mata rantai penularan penyakit campak dan rubella maka diperlukan cakupan imunisasi minimal 95%. Dengan cakupan imunisasi MR yang tinggi pada sasaran usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun ini juga dapat melindungi kelompok usia yang lebih besar termasuk ibu hamil agar tidak tertular virus Rubella, karena sekitar 80% sirkulasi virus campak dan rubella terjadi pada usia tersebut.

3. Fatwa MUI
Dalam waktu yang bersamaan,  Direktorat LPPOM MUI,  Nardi Pratomo menjelaskan persoalan halal atau haram adalah soal agama. Ia menambahkan yang menentukan haram atau halal atas sesuatu adalah otoritas agama.

"Masalah halal-haram, itu terminologi agama. Bukan terminologi sosial, bukan terminologi politik, bukan terminologi kesehatan. Artinya, menentukan ini halal atau haram memang balik pada otoritas keagamaan," katanya.

Namun, khusus soal imunisasi, Nardi menyatakan ada fatwa yang dikeluarkan MUI. Fatwa tersebut adalah fatwa Nomor 4 Tahun 2016 soal imunisasi yang menyatakan imunisasi diperbolehkan asal menggunakan vaksin yang halal dan suci.

Tetapi soal imunisasi, MUI mengeluarkan fatwa Nomor 4 Tahun 2016 tentang Imunisasi, yang salah satunya menegaskan bahwa imunisasi pada dasarnya dibolehkan untuk kepentingan menjaga kesehatan, baik individu maupun kesehatan masyarakat. Akan tetapi imunisasi yang tadi dibolehkan itu wajib menggunakan vaksin yang halal dan suci.

"Fatwa MUI sudah disampaikan bahwa ini mubah. Artinya, imunisasi ini manfaatnya jauh lebih banyak daripada mudaratnya," ungkapnya.

Efek Samping Jika Imunisasi Campak Gagal, Akibatkan Demam Akut
Efek imunisasi MR via hellosehat.com

Apa efek imunisasi campak pada bayi? Bagaimana efek jika imunisasi campak rubellaa gagal? apakah imunisasi campak menyebabkan demam? Simak jawaban dari pertannyaan-pertanyaan tersebut dibawah ini.


Efek Imunisasi Campak Rubella

Ada efek samping dari imunisasi campak rubella yang harus Anda ketahui, diantaranya:
Pada sekitar 5-15 % pasien mengalami demam ringan dan kemerahan pada tempat suntikan selama 3 hari, hal ini dapat terjadi 8-12 hari setelah imunisasi Infeksi pada tempat suntikan, Terjadi hanya jika jarum dan spuit yang digunakan tidak steril.

Demam, flu dan batuk sering terjadi sekitar setelah 1 minggu penyuntikan Sakit ringan dan bengkak pada lokasi suntikan, yang terjadi 24 jam setelah imunisasi. Kasus ensefalitis pernah dilaporkan terjadi (perbandingan 1/1.000.000 dosis), kejang demam (perbandingan 1/3000 dosis ).


Efek Imunisasi Campak Rubella Jika Gagal

Imunisasi campak gagal dikarenakan kesalahan prosedur imunisasi, Kesalahan prosedur imunisasi meliputi kesalahan dalam penyiapan, penanganan, penyimpanan dan cara pemberian vaksin. Semestinya kesalahan ini dapat dicegah agar manfaat program imunisasi terhadap masyarakat dapat dirasakan.

Ada yang bilang efek samping dari imunisasi campak rubella yang gagal adalah kelumpuhan, namun kami masih belum bisa memastikannya karena masih belum ada artikel yang membahas persoalan ini. Demikian penjelasan yang bisa kami sampaikan semoga bermanfaat.
SHARE ARTIKEL