Respon Keluarga Korban Seketika Pencarian Jasad Lion Air JT 610 Diberhentikan

Penulis Alif Hamdan | Ditayangkan 07 Nov 2018

Respon Keluarga Korban Seketika Pencarian Jasad Lion Air JT 610 Diberhentikan
Image from liputan6.com

Pencarian korban Lion Air yang jatuh di perairan Karawang diberhentikan hari ini.

Para keluarga korban menggelar doa bersama dan tabur bunga. Aksi pemerintah ini pun juga ada keluarga yang tidak menggagas. 

Namun, salah satu keluarga korban juga mengaku ikhlas jika pencarian korban harus diberhentikan, walaupun jenazah belum teridentifikasi.

Tragedi jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP membawa duka para keluarga korban. Meski sudah lebih dari sepekan, namun belum semua penumpang berhasil dievakuasi dan teridentifikasi.

Para keluarga korban menggelar doa bersama dan menabur bunga di titik jatuhnya pesawat Boeing dengan nomor penerbangan JT 610 di Perairan Karawang, Jawa Barat, Selasa (6/11/2018) siang.

Respon Keluarga Korban Seketika Pencarian Jasad Lion Air JT 610 Diberhentikan

Namun begitu, tidak semua keluarga korban menerima acara doa bersama dan tabur bunga yang digagas pemerintah.

Salah satu keluarga yang menolak acara itu adalah keluarga Arif Yustian (20), korban Lion Air, warga Kampung Kelapa No 83, Desa Rawa Panjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor.

Sariyoso, orangtua Arif Yustian menolak acara tersebut dan lebih memilih diam di rumah sambil menunggu kabar jasad anaknya ditemukan.

"Saya nggak mau. Ya karena saya masih berharap jasad anak saya ditemukan meskipun kondisinya sudah tidak utuh," kata Sariyoso, Selasa (6/11/2018).

Sariyoso mengaku dirinya berangkat ke Jakarta ketika diminta oleh pihak DVI Polri maupun maskapai penerbangan Lion Air. Seperti halnya melengkapi dokumen keluarga sebagai syarat klaim asuransi kematian anaknya maupun memberikan sampel DNA.

"Seperti tadi pagi, saya datang bawa dokumen yang diminta Polri untuk persyaratan pencairan asuransi. Selanjutnya ke crisis center di Hotel Ibis didampingi rekan kerja anak saya," ujar bapak lima anak ini.

Tak hanya acara tabur bunga dan doa bersama, fasilitas penginapan yang diberikan pihak Lion Air pun dia tolak. Manajemen Lion Air memberikan tempat menginap di hotel untuk memudahkan koordinasi antara keluarga korban dengan pihak kepolisian maupun maskapai penerbangan tersebut.

"Ya pulang pergi Bogor-Jakarta," ungkap Sariyoso.

Maman Darmanto, rekan kerja Arif Yustian di PT Sky Pasific Indonesia membenarkan bahwa keluarga korban menolak tawaran penginapan yang diberikan pihak Lion Air, dengan alasan karena adik-adik Yustian harus tetap sekolah.

"Jadi lebih memilih tidur di rumah sambil menunggu kabar. Kecuali jika diminta datang ke RS Polri atau ngurus asuransi, baru kesana," ujar pria yang bekerja di bagian Research & Development PT Sky Pasific Indonesia yang dilansir oleh liputan6.com

Kekhawatiran Keluarga Korban

Begitu pula dengan acara tabur bunga dan doa bersama di lokasi jatuhnya Pesawat Lion Air Selasa siang. Orangtuanya menolaknya karena acara tersebut dikhawatirkan menjadi akhir dari sebuah pencarian penumpang pesawat yang hingga kini belum ditemukan.

"Keluarga maupun dari kami juga tidak setuju ada acara itu, karena seolah laut jadi kuburan para korban," kata alumni SMAKBO Kota Bogor ini.

Sejauh ini, pihak keluarga sudah menyiapkan lahan pemakaman di TPU Rawa Panjang, sebagai tempat peristirahatan terakhir Yustian.


"Hanya saja belum digali karena masih menunggu hasil indentifikasi dari tim DVI Mabes Polri," ungkap Maman.

Baca Juga :

Namun juga ada pihak keluarga korban yang Ikhlas jika pencarian harus diberhentikan

Respon Keluarga Korban Seketika Pencarian Jasad Lion Air JT 610 Diberhentikan

Pencarian korban pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di Perairan Tanjung Karawang akan berakhir hari ini. Keluarga korban pun mengaku ikhlas, meskipun anggota keluarganya belum teridentifikasi.

Seperti yang diungkapkan Abi Abdul Azis (45 tahun), kakak dari Ruma Ramadhan, salah satu korban asal Kampung Cipanggulaan RT 11 RW 3, Desa Kompa, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi.

"Kami pihak keluarga ikhlas saja, kalau itu memang sudah jadi kepastian Allah," ujar Abi kepada sukabumiupdate.com, Selasa (6/11).

Pihak keluarga mengaku pasrah dan hanya bisa berdoa, berharap agar Ruma Ramdhan bisa ditemukan dan teridentifikasi. Hingga saat ini, pihak keluarga belum menerima pernyataan resmi dari pihak-pihak terkait soal hasil identifikasi korban.

"Tim forensik masih bekerja hingga pencarian dihentikan . Kami berharap Ruma teridentifikasi," ujarnya.

 Di mata keluarga, Ruma dikenal sebagai sosok yang tegas dan supel.
SHARE ARTIKEL