Bukan Aliran Pasir, Ini Penyebab Air Terjun Sedudo Tiba-Tiba Berwarna Hitam Pekat

Gambar dilansir dari instagram.com

Kemarin warga dihebohkan dengan warna Air terjun Sedudo menjadi hitam pekat...

Orang-orang yang melihat fenomena ini pun dibuat heran, ada yang mengatakan karena pasir dan bahkan ada yang mengaitkkannya dengan kesialan.

Mengenai hal tersebut, begini penjelasan BNPB!

Air terjun Sedudo di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Nganjuk, Jawa Timur mengalirkan air berwarna hitam pekat, tidak seperti biasanya.

Air hitam itu mengalir dengan debit yang cukup deras dari ketinggian kurang lebih 105 meter.

Tidak adanya informasi yang menjelaskan kejadian itu, menyebabkan banyak informasi simpang siur beredar di media sosial dan pesan grup WhatsApp.


Ada yang menyebut luapan air hitam di air terjun itu merupakan banjir bandang, karena hujan turun.

Ada pula informasi yang menyebutkan bendungan yang jebol sehingga air meluap sedemikian derasnya.



Penjelasan lain menyebutkan air itu tercampur dengan pasir hingga berubah warna menjadi hitam. Kejadian ini bahkan disebut sebagai sebuah pertanda buruk.

Menepis semua isu yang beredar, begini penjelasan BNPB

Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional dan Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengklarifikasi fenomena yang tejadi di air terjun kawasan wisata itu.

Melalui akun Twitter miliknya, @Sutopo_PN, pada Rabu (14/11/2018) Sutopo menjelaskan, kejadian ini merupakan akibat dari adanya kebakaran hutan yang terjadi sebelum musim penghujan tiba.

Sehingga abu bekas kebakaran di bagian atas, terbawa bersama aliran air.

Berubahnya warna hitam air terjun Sedudo di Nganjuk Jawa Timur bukan aliran pasir. Tetapi material abu bekas kebakaran hutan saat kemarau sebelumnya. Hujan dibagian hulu menghanyutkan material kebakaran hutan sehingga debit air terjun berwarna hitam. Kejadian hanya sesaat. pic.twitter.com/lMWXVakSVm

— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) 14 November 2018

Ketika abu sisa kebakaran di bagian hulu sungai sudah habis, maka warna air akan kembali normal sebagaimana biasanya.

Jadi sudah jelas, hal tersebut bukan karena bendungan jebol dll, apalagi berkaitan dengan kesialan dan mistis.