Bantu Sebarkan!! Stop Memberikan Kopi Pada Bayi, Akibatnya Bisa Fatal

Penulis Cheryl mikayla | Ditayangkan 27 Nov 2018
Bantu Sebarkan!! Stop Memberikan Kopi Pada Bayi, Akibatnya Bisa Fatal
Gambar kejang pada anak, dilansi dari ppkdokter2014.blogspot.com
Baca biar nggak nyesel...

Salah kaprah pemahaman kopi mencegah step pada bayi atau balita. Yang pasti, kopi tidak dapat mencegah, apalagi mengobati kejang pada bayi.

Yang ada justru memberikan minum kopi pada bayi bisa berakibat fatal...

Banyak penelitian menemukan bahwa rutin minum kopi setiap hari sebenarnya sehat bagi orang dewasa. Tapi jangan sekali-kali meminumkan kopi untuk bayi.

Tidak jelas apa yang menjadi dasar alasan kenapa orangtua harus meminumkan bayinya kopi untuk mencegah atau mengobati kejang. Tapi yang pasti, kopi tidak dapat mencegah, apalagi mengobati kejang pada bayi. Meminumkan kopi pada anak justru akan membahayakan kesehatannya.

Kafein dalam kopi bisa memicu jantung bayi berdetak tidak normal

Otak manusia terdiri dari triliunan sel saraf yang saling terhubung dengan sinyal listrik yang disebut neurotransmitter. Sinyal listrik ini tidak hanya terjadi di otak, tapi juga di otot sehingga otak dapat memerintahkan tubuh untuk bergerak. Gangguan pada neurotransmitter menyebabkan kejang.

Nah, kafein dalam kopi pada dasarnya berfungsi sebagai obat stimulan, untuk merangsang sistem saraf pusat yang bisa membuat seseorang merasa lebih melek dan energik. Ini sebabnya orang dewasa yang jarang mengonsumsi kopi bisa menyebabkan jantung berdetak lebih cepat.

Tubuh anak kecil belum sematang tubuh orang dewasa, oleh karena itu tidak butuh banyak kafein untuk menghasilkan efek ini. Sesendok teh kopi yang biasanya diminumkan orangtua untuk mencegah atau mengobati kejang pada bayi, bisa menampakkan efek yang sama seperti orang dewasa.

Jika “tradisi” ini diteruskan dalam waktu lama, tidak menutup kemungkinan bahwa efeknya akan meningkat.

Dilansir dari hellosehat.com, ketika jantung anak berdenyut lebih cepat dari biasanya, ini disebut dengan takikardia.

Bayi yang mengalami takikardia biasanya memiliki denyut jantung lebih dari 160 detak per menit (bpm) ketika ia sedang berdiam diri. Padahal, denyut jantung normal pada bayi seharusnya tidak melebihi 140 bpm. Ini bisa berlangsung selama detik, menit, atau bahkan berjam-jam.

Gejala takikardia meliputi rasa pusing, lemah, dan rasa tidak nyaman di dada. Namun kadang bisa sulit untuk membedakan gejala takikardia pada anak dengan keluhan lainnya yang lebih umum.

Kafein dosis tinggi justru bisa membuat gangguan jantung dan saraf anak semakin parah, dalam hal ini kejang yang dialaminya.

Tak hanya itu, kafein juga bisa membuat si kecil makin gelisah, sulit tidur, dan moodnya memburuk.

Kafein dosis rendah sekalipun bahkan bisa membuat anak sakit kepala, sakit perut, atau bahkan diare.

Kafein juga bisa membuat anak Anda mengalami dehidrasi karena adanya peningkatan buang air kecil. Padahal kejang pada anak biasanya disebabkan oleh demam tinggi akibat sakit diatas.

Selain memperburuk kejangnya, segala efek kafein ini juga dapat memperburuk kondisi yang mendasarinya.

Minumkan kopi untuk menangani kejang pada bayi akan berakibat fatal.

Katanya, orangtua harus meminumkan satu-dua sendok kopi jika anak kejang. Namun ini adalah saran yang menyesatkan. Jangan menaruh apapun di mulut orang yang sedang kejang, karena ini justru berbahaya.

Seseorang yang sedang kejang tidak memiliki kontrol penuh atas dirinya. Perlu diingat juga bahwa kejang tak selalu kelojotan. Beberapa orang yang sedang kejang bisa diam mematung, sekujur tubuhnya kaku.

Memberikan minuman kopi dapat menyebabkan bayi yang kejang jadi tersedak sehingga saluran napas tersumbat dan berujung pada henti napas.

Ini karena cairan kopi yang diberikan saat anak sedang kejang tidak akan masuk ke lambung untuk dicerna, tapi justru masuk ke paru-paru. Nantinya kopi akan menimbulkan reaksi yang bisa menyebabkan terjadinya peradangan di paru-paru.

Ingat, kopi tidak mencegah atau menyembuhkan kejang pada bayi. Bahkan menurut para ahli, anak sebenarnya baru boleh minum kopi jika usianya sudah menginjak 18 tahun ke atas.

Sebagai tambahan referensi, berikut kisah nyata akibat pemahaman salah kaprah meminumkan kopi pada bayi yang berakibat fatal:

SHARE ARTIKEL