Yang Paling Mengagetkan dari Viralnya Miftakul Jannah Didiskualifikasi di Asian Para Games

Penulis Satya Aqila P. | Ditayangkan 09 Oct 2018

Yang Paling Mengagetkan dari Viralnya Miftakul Jannah Didiskualifikasi di Asian Para Games
Sumber gambar liputan6.com

Miftahul Jannah, atlet judo yang tolak lepas hijab jadi trending topic 

Miftahul Jannah, atlet Judo Indonesia asal Aceh yang batal bertanding masuk dalam trending topic situs jejaring sosial Twitter tadi malam, Senin (8/10/2018) sampai di tweet hingga 5.569.

Ada hal yang mengagetkan dari peristiwa ini, dan semoga tidak terulang hingga menimbulkan kekecewaan bangsa ini.

Pada daftar trending topic  yang terdapat di sisi kiri laman Twitter #miftahuljannah menduduki posisi kedua setelah topic #openingasianparagames2018.

Dalam daftar itu, Miftahul Jannah mendapat 5.569 Tweet atau hanya selisih 257 tweet dari topic openingasianpara games2018 yang menduduk posisi pemuncak.

Seorang atlet Indonesia dari cabang olahraga Blind Judo kelas 52 kg klasifikasi low vission Asian Para Games 2018, Miftahul Jannah, didiskualifikasi karena menolak melepaskan jilbabnya.

Hal yang sangat mengagetkan adalah

Ketua Umum Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia, Senny Marbun, mengatakan pelatih judo atlet disabilitas Indonesia tidak mengetahui aturan larangan penggunaan jilbab di kompetisi internasional seperti Asian Para Games 2018.

Dilansir Kompas, akhirnya Miftahul Jannah, terpaksa harus didiskualifkasi saat akan bertanding melawan wakil Mongolia, Oyun Gantulga, di kelas 52 kg, Senin (8/10/2018).

Menanggapi hal ini, Senny Marbun menjelaskan para pelatih judo sebenarnya sudah diberitahu tentang aturan itu.

Baca Juga: Masya Allah Atlet Judo Ini Lebih Pilih Didiskualifikasi Daripada Harus Lepas Jilbab

Namun, aturan larangan berjilbab itu kemungkinan belum dimengerti karena terkendala bahasa.

"Pelatih judo kami tidak dapat berbahasa Inggris dan tidak tahu aturan larangan berjilbab ketika ada rapat delegasi teknis dari Komite Paralimpiade Asia," kata Senny dalam jumpa dikutip dari Antara.

"Dia juga tidak meminta tolong kepada sesama pelatih untuk menerjemahkan aturan itu. Prinsipnya dalam olahraga tidak ada diskriminasi," ujar Senny menambahkan.

Senny kemudian meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia karena NPC juga turut bertanggung jawab sehingga Miftahul Jannah didiskualifikasi.

"Kami berharap kejadian ini tidak terulang lagi pada kejuaraan-kejuaraan internasional berikutnya seperti ASEAN Para Games 2019 dan Paralimpiade Tokyo 2020," ujar Senny.

"Saya akui NPC juga bersalah karena regulasi pertandingan judo itu sudah ada sejak lama dan kami tidak mengonfirmasi itu kepada pelatih dan atlet," kata Senny menambahkan.
SHARE ARTIKEL