Naudzubillah! Inilah Tiga Kebodohan yang Tidak Bisa Diobati Menurut Imam Al-Ghazali
Penulis Cheryl mikayla | Ditayangkan 16 Oct 2018
Gambar ilustrasi dilansir dari twitter.com
Hati-hati yang punya ilmu tapi pura-pura bodoh...
Apalagi sampai menguji penegetahuan orang lain padahal dirinya sendiri sudah memahami masalah tersebut!
Karena seperti kriteria KEBODOHAN yang tak bisa diobati menurut Imam al-Ghazali dalm Kitab Ayyuhal Walad!
Dalam kitab Ayyuhal Walad, Imam al-Ghazali mengatakan bahwa ada empat macam jenis kebodohan.
Satu di antaranya bisa diobati sedangkan tiga yang terakhir tidak akan bisa terobati.
Tiga kebodohan yang tidak bisa diobati tersebut di antaranya adalah:
Pertama, orang yang bertanya karena dengki dan benci.
Sebaiknya hindarilah sikap hasud atau dengki sebab dengki dalam setiap ucapan dan perbuatan bisa membakar semua ladang amal seseorang, sebagaimana sabda Rasulالحسد ياكل الحسنات كما تاكل النار الخطب
“Hasud itu dapat memakan amal kebaikan seperti api melahap atau membakar kayu kering”
Orang seperti ini, ketika diberi jawaban yang baik, fasih dan jelas justru semakin menambah kebencian, permusuhan dan kedengkiannya.
Maka cara terbaik untuk menghadapinya adalah sebaiknya berpaling darinya dan tidak usah merepotkan diri dengan menjawab pertanyaannya.
Sebagaimana ucapan sang penyair yang berkata
كل العداوۃ قد ترجي ازالتها الا ازالۃ من عادك اعن حسد
“Sesungguhnya setiap permusuhan bisa diharapkan hilangnya, kecuali permusuhannya orang yang memusuhimu karena dengki”
Kedua, jika penyakit bodohnya berupa hamaqah atau kedunguan
Sebagaimana ucapan Nabi Isa:انما عجزت عن احياء الموتي وقد عجزت عن معالجۃ الحمق
“Sesungguhnya bukannya aku tidak mampu menghidupkan orang yang mati, tetapi aku tidak mampu mengobati orang yang dungu”
Menurut Imam al-Ghazali, penyakit dungu yaitu seorang laki-laki yang baru belajar ilmu akal atau ilmu syariat lalu bertanya kepada orang yang alim yang telah menghabiskan umurnya dalam waktu lama mempelajari ilmu-ilmu akal dan syariat.
Orang dungu atau orang bodoh yang suka ngeyel tersebut tidak tahu dan menyangka bahwa permasalahan yang musykil baginya juga musykil bagi orang alim yang agung.
Ketika dia tidak mengetahui tingkatannya dan bertanya untuk menguji karena kedunguannya, seperti dikutip dari bincangsyariah.com.
Ketiga, orang bodoh yang sombong
Seseorang yang bertanya untuk meminta petunjuk. Namun setiap ada ucapan orang alim yang tidak bisa dipahaminya, ia merasa itu karena sempitnya pemahaman sang alim.Orang seperti ini biasanya adalah orang bodoh yang sombong.
Jika mendapatkan pertanyaan orang seperti ini, jawablah sesuai kemampuan akal mereka.
Sebagaimana sabda Nabi
نحن معاشر الانبياءامرنا ان نكلم الناس بقدر عقولهم
“Kita golongan para Nabi diperintahkan berbicara kepada manusia dengan sesuai kemampuan akal mereka”
Karena itu terkadang jawaban Nabi terhadap pertanyaan yang diajukan para sahabatnya berbeda-beda meskipun pertanyaannya sama.
Baca Juga:
- Ringan Untuk di Amalkan, Ternyata Seperti Ini Kedahsyatan Ucapan InsyaAllah Ketika Berjanji!
- Benarkah Memberi Susu Formula Pada Bayi Membuat Bunda Disiksa di Neraka?
- Nauzubillah! Ini 6 Penyebab Kerusakan Hati Manusia Menurut Hasan Al Bashri
Orang bodoh yang bisa diobati
Sementara itu menurut Imam al-Ghazali, penyakit bodoh yang bisa diobati adalah seseorang yang bertanya untuk mencari petunjuk serta memiliki akal yang mampu untuk memahami serta hatinya tidak terkalahkan oleh sifat dengki, marah, dan hawa nafsu.Serta pertanyaanya bukan pula karena dengki, mempersulit dan mencoba kepintaran seseorang seperti pada poin kedua. Maka orang seperti ini bisa diobati kebodohannya.
Dan jika diberi pertanyaan orang seperti ini boleh bagi kita menjawab pertanyaan orang tersebut bahkan hukumnya wajib.
Demikian, Wallahu A'lam.