Makanan Jatuh Kemudian Kita Buang Semuanya, Ternyata Ini Bahayanya Menurut Hadist!

Penulis Cheryl mikayla | Ditayangkan 06 Oct 2018

Makanan Jatuh Kemudian Kita Buang Semuanya, Ternyata Ini Bahayanya Menurut Hadist!
Gambar ilustrasi dilansir dari rsubaktimuliammc.co.id
Salah satu adab yang diajarkan Rasulullah ketika makan adalah mengambil makanan yang telah jatuh.

Namun sayangnya, adab ini banyak di tinggalkan karena alasan jijik dan lain sebagainya.

Padalah, ini bahayanya membuang makanan tersebut menurut hadist Rasulullah!

Rasulullah telah banyak mengajarkan bagaimana adab makan.

Seperti makan dengan tangan kanan, membaca bismillah terlebih dahulu, tidak mencela makanan, makan secara bersama-sama, dan lain-lain.

Yang jarang kita lakukan yaitu mengambil makanan yang telah jatuh. Bahkan banyak diantara kita membuang makanan tersebut karena alasan jijik dan kotor.

Padahal, Rasulullah menganjurkan untuk memungut makanan yang jatuh tersebut agar tak dimakan setan.

Dari Jabir bin 'Abdillah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Apabila suapan makanan salah seorang di antara kalian jatuh, ambillah kembali lalu buang bagian yang kotor dan makanlah bagian yang bersih. Jangan dibiarkan suapan tersebut dimakan setan." (HR. Muslim no. 2033) .

Islam agama yang perhatian dengan kebersihan dan tidak menyukai kekotoran, namun kenapa Rasulullah menganjurkan memungut makanan yang terjatuh?

Terdapat banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari hadits di atas di antaranya setan itu selalu mengintai manusia dan menyertainya serta berusaha untuk mendapatkan bagian dari apa yang dilakukan oleh manusia.

Setan menyertai manusia sampai-sampai pada saat makan dan minum.

Hadits di atas juga menunjukkan bahwa keberkahan terletak pada setiap makanan, oleh karena itu kita tidak boleh menyepelekannya, seperti dilansir dari muslim.or.id.

Baca Juga:


Syaikh Muhammad Ibnu Shaleh al-Utsaimin mengatakan,

“Jika ada makanan yang jatuh maka jangan dibiarkan akan tetapi diambil, jika pada makanan tersebut ada kotoran maka dibersihkan dan kotorannya tidak perlu dimakan karena kita tidaklah dipaksa untuk memakan sesuatu yang tidak kita sukai. Oleh karena itu kotoran yang melekat pada makanan tersebut kita bersihkan baik kotorannya berupa serpihan kayu, debu atau semacamnya.

Setelah kotoran tersebut dibersihkan hendaklah kita makan, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dan janganlah makanan tersebut dibiarkan untuk setan” karena setan selalu bersama manusia.

Jika ada orang hendak makan maka setan menyertainya, jika ada orang yang hendak minum maka setan juga menyertainya bahkan jika ada orang yang hendak menyetubuhi istrinya maka setan pun datang dan menyertainya. Jadi setan itu menyertai orang-orang yang lalai dari Allah.

Namun jika kita mengucapkan bismillah sebelum makan maka bacaan tersebut menghalangi setan untuk bisa turut makan. Setan sama sekali tidak mampu makan bersama kita jika kita sudah menyebut nama Allah sebelum makan, akan tetapi jika kita tidak mengucapkan bismillah maka setan makan bersama kita.

Bila kita sudah mengucapkan bismillah sebelum makan, maka setan masih menunggu-nunggu adanya makanan yang jatuh ke lantai. Jika makanan yang jatuh tersebut kita ambil maka makanan tersebut menjadi hak kita, namun jika kita biarkan maka setanlah yang memakannya.

Jadi, setan tidak menyertai kita ketika kita makan maka dia menyertai kita dalam makanan yang jatuh ke lantai. Oleh karena itu hendaknya kita persempit ruang gerak setan berkenaan dengan makanan yang jatuh.

Oleh karena itu, jika ada suapan nasi, kurma atau semacamnya yang jatuh ke lantai maka hendaknya kita ambil. Jika pada makanan yang jatuh tersebut terdapat kotoran berupa debu atau yang lainnya, maka kotoran tersebut hendaknya kita singkirkan dan makanan tersebut kita makan dan tidak kita biarkan untuk setan,” (Syarah Riyadhus Shalihin, Juz VII hal 245-246).

Demikian, Wallahu A'lam.
SHARE ARTIKEL