Gampang Ngomong No Riba, Kalian Enak Jual Ayat, Solusinya Mana? Jaman Now Nggak Riba?

Penulis Alif Hamdan | Ditayangkan 31 Oct 2018

Gampang Ngomong No Riba, Kalian Enak Jual Ayat, Solusinya Mana? Jaman Now Nggak Riba?
Image from forumproperti.com

Jaman sekarang mana mungkin kalau nggak riba bisa beli rumah, beli mobi, beli motor.

Hutang Boleh, Tapi Riba jelas sangat dilarang oleh Islam.

Mirisnya, di zaman sekarang justru riba sangat dominan dalam masyarakat. Saat diingatkan, malah bilang "Kalian ini kaum munafik, enak kalian jual ayat, solusinya mana?"

Astagfirullah, kenyataan seperti yang dikatakan Rasulullah. Orang muslim akhir zaman itu susah, seperti menggenggam bara api.

Jarang orang berilmu yang mengingatkan hal-hal seperti ini, karena yang diingatkan sudah sangat dalam kondisi parah, stadium tingkat tinggi.

Bahkan pelaku riba marah marah semua mahluk penghuni kebun binatang kadang keluar dari mulut mereka. Astagfirulllah.


Bekerja di sebuah bank bagi kebanyakan orang menjadi sebuah kebanggaan. Gaji tinggi dan tampilan keren menjadi beberapa alasan. Apalagi jika sudah mendapat jabatan di posisi yang strategis.

Manager Bank ditemui gohijrahcom di bengkel variasi mobil milik nya, Adi Miyono sore itu menggunakan busana kasual. Terlihat santai, meski aktivitas bengkelnya terlihat cukup padat.

"Waalaikumsalam", ucapnya ramah ketika menjawab salam dari gohijrahcom. Membuka bengkel variasi sebenarnya bukan cita-cita Adi. Usaha tersebut lahir dari hidayah dan ikhtiarnya meninggalkan riba.

Gampang Ngomong No Riba, Kalian Enak Jual Ayat, Solusinya Mana? Jaman Now Nggak Riba?

Setelah berbincang singkat mengenai bisnisnya, bapak dari dua orang anak ini kemudian menghisahkan awal mula ia berhijrah. Berbekal gelar sarjana ekonomi, Adi pun memutuskan mencoba melamar kerja ke berbagai bank yang ada di Surabaya. "Sedikitpun tidak pernah terlintas di benak saya mau buka usaha sendiri", ujarnya.

Salah satu bank tujuan Adi saat itu adalah Bank BCA. Itu sekitar tahun 2004, kenangnya. Meski pelamar kerja lumayan banyak, tapi dirinya berhasil masuk menjadi salah satu dari tiga kandidat terkuat karyawan bank tersebut.

Beberapa kali seleksi tes masuk, diterimalah Adi menjadi karyawan Bank BCA. Senengnya bukan main, kata Adi sambil tersenyum. Dengan gaji yang lebih dari cukup untuk ukuran saat itu, Adi merasa kehidupannya berjalan mulus.

Apalagi saat menjadi karyawan BCA, ia banyak bertemu dan berkenalan dengan berbagai macam nasabah. Sebuah pengalaman baru dan berharga pikirnya.

Kinerja yang terus meningkat, membuat ia dilirik kompetitor BCA. "Tahun 2007 saya menerima tawaran kerja di Mega (bank, red)", katanya. Tergiur dengan tawaran gaji yang lebih besar, membuat Adi memutuskan berhenti dari BCA dan bergabung dengan Bank Mega.

Hanya bertahan selama 2 tahun di Bank Mega, tahun 2009 Adi bergabung dengan Bank Mandiri. Lagi-lagi alasan gaji dan posisi lebih tinggi membuatnya bergabung dengan Bank Mandiri.


Bekerja di Bank Mandiri dan suasana kerja yang kompetitif, tidak membuat Adi patah semangat. Malah kinerja dan jabatannya pun meningkat. Hingga akhirnya ia mendapat amanah untuk menjadi manager area di wilayah Madura.

"Wah saya saat itu sangat bahagia Mas", katanya sambil tertawa. Ternyata Allah memiliki rencana lain untuk Adi Wiyono. Di Madura yang masyarakatnya religius, ia bersinggungan dengan berbagai komunitas pengajian. Salah satu forum kajian tersebut membahasa soal apa itu riba dan bagaimana ciri ciri riba, termasuk yang menyebutkan dosa riba itu seperti berzina dengan ibu kandung sendiri. Saya seperti menemukan titik terang.

Ibaratnya seorang yang berjalan di gua yang samar-samar, kemudian nampak cahaya yang menerangi gua tersebut, katanya. Mendapat pengetahuan seperti itu, Adi semakin giat mengikuti kajian, dan mendalami tentang riba dan segala macam pintu masuknya riba. "Terus terang saya aslinya terpukul. Apa yang saya lakukan selama ini (bekerja di bank, red) termasuk dalam kategori riba", ujarnya lirih.

Setelah menimbang beberapa minggu, dengan mengucap basmalah, Adi pun mengajukan surat pengunduran dirinya. Atasan dan teman-temannya pun kaget. Mereka menyayangkan langkah yang diambil oleh Adi. Betapa tidak, gaji sudah tinggi dan jabatan pun sudah diraih. Tapi bagi Adi, tekadnya sudah bulat.

Saya yakin Allah akan memberikan jalan jika kita mendekat padanya, imbunya. Sempat bingung setelah keluar, takdir Allah kemudian mempertemukannya dengan salah satu nasabah di bank tempat ia bekerja dulu.

Selang beberapa waktu kemudian, dia diajak oleh bekas nasabahnya itu berjualan spare part mobil. Keluar masuk bengkel ia jalani. Tidak hanya Surabaya, ia pun harus berjualan hingga keluar kota. "Kadang saya sendirian mas keluar masuk toko", katanya. Pernah suatu ketika, ia mengalami musibah. Mobil pinjaman yang ia gunakan untuk memasarkan spare part tersebut kecelakan.

"Jadinya saya harus mengganti pakai uang pribadi", kenangnya. Sekian lama bergelut menjadi sales spare part, Allah akhirnya mempertemukan ia dengan seseorang yang mengajaknya membuka toko variasi mobil sampai sekarang. Yakin saja sama Allah. Yang penting kita ikhtiar.

"Masalah hasil kita serahkan kepada Allah dan yang terpenting jauhi riba", ucapnya menutup pembicaran.

Baca Juga :


6 Cara Menghindari Riba

1. Kenali bahaya riba

Sudah jelas jika di dalam Islam riba merupakan hal yang haram. Riba membuat seseorang banyak dililit hutang akibat tingkat bunga yang tinggi. Keberadaan riba membuat hidup kurang nyaman dan tidak tentram akibat banyaknya hutang yang menumpuk dan harus di bayar.

Uang bulanan atau gajian yang seharusnya dapat digunakan untuk membeli kebutuhan malah habis digunakan untuk menutupi bunga yang ada. Dengan beragam bahaya riba tersebut tidak heran jika seseorang akan merasa gelisah dan banyak pikiran setiap saat.

2. Cara yang halal bertransaksi

Langkah menghindari riba dapat anda lakukan dengan cara menggunakan cara yang halal ketika melakukan transaksi. Dalam hal ini tentu anda diharuskan mengerti betul bagaimana transaksi jual beli yang haram ataupun yang halal dalam Islam.

Berikut merupakan jual beli yang diperbolehkan dalam Islam yaitu:
  • Jual beli dengan dasar sukarela
  • Berkompeten
  • Barang yang dijual telah memiliki ijin
  • Barang halal

3. Lakukan transaksi yang diperbolehkan

Transaksi yang diperbolehkan dalam Islam ada beberapa jenis transaksi, dimana salah satunya adalah transaksi mudharabah. Transaksi yang satu ini diperbolehkan untuk menghindari datangnya riba. Transaksi satu ini dapat dilakukan dengan cara kerjasama yang dilakukan oleh kedua belah pihak.

Salah stau pihak sebagai pemodal dan pihak lainnya sebagai orang yang menjalankan usaha. Transaksi ini dapat dilakukan dengan cara membagi hasil sesuai dengan yang disepakati. Ketika terjadi kerugian maka pihak pemodalah yang harus menanggung biaya kerugian sementara pihak lain tidak menanggungnya karena usaha dan tenaga yang dia kerahkan menjadi bagian dari kerugiannya.

Ada beberapa jenis transaksi lain yang dapat dilakukan untuk menghindari riba yaitu dengan cara salam dan muajjal. Transaksi salam adalah ketika jual beli dilakukan dengan cara melakukan pembayaran terlebih dahulu sementara barang yang diinginkan akan diberikan belakangan. Untuk transaksi muajjal, transaksi jenis ini dapat dilakukan dengan cara menaikan harga saat berlangsungnya transaksi.

4. Berhutang pada lembaga khusus

Sekarang telah ada beberapa lembaga khusus yang menangani utang piutang tanpa riba. Hal ini dilakukan dalam rangka mewujudkan solidaritas antar umat. Selain masalah hutang piutang, maka bagi anda yang ingin menyimpan uang sebaiknya tidak menggunakan bank yang memberi bunga di dalamnya. Carilah bank syariah yang dijalankan dengan cara islami. Ada bank syariah di Aceh dan NTB, cuma dua di Indonesia.

5. Saling membantu

Saling bantu merupakan hal baik yang dapat dilakukan untuk menghindari riba. Ketika masyarakat saling bantu tentu taraf kehidupan dengan sendirinya akan terangkat sehingga kebutuhan ekonomi serta kesulitannya dapat teratasi.

6. Menanamkan sifat qonaah pada diri sendiri 

Memiliki sifat qonaah dapat menghindarkan kita dari bahaya riba. Sifat qonaah dapat dilakukan dengan senantiasa bersukur atas apapun yang diberikan kepada anda. Sifat bersukur membantu anda agar terhindar dari perasaan serba kekurangan dan ingin hidup dalam kemewahan. Rasa ingin memiliki sesuatu dan mudah iri dengan apa yang dimiliki oleh orang membuat kita dengan mudah membeli barang walau dengan cara berhutang.

Berhenti menatap keatas dan mulailah melihat kebawah. Hal ini menghindarkan anda dari rasa kurang dan akan mulai bersukur anda tidak berada pada kondisi yang sangat kekurangan. Perlu diingat jika diluar sana ada banyak sekali orang yang kekurangan bahkan lebih dari kita.

Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah. Wallahu a'lam.
SHARE ARTIKEL