Mengenal Lebih Dalam Kitab Kuning, Kitabnya Para Santri

Penulis duwi Pebrianti | Ditayangkan 17 Sep 2018


Mengenal Lebih Dalam Kitab Kuning, Kitabnya Para SantriKitab kuning via kompasiana.com

Kitab kuning, dalam pendidikan agama islam, merujuk kepada kitab-kitab tradisional yang berisi pelajaran-pelajaran agama islam (diraasah al-islamiyyah). 

Kitab Kuning, disebut kitab kuning karena kertas buku yang berwarna kuning yang pada asal muasalnya dibawa dari Timur Tengah. 

Istilah Kitab Kuning pada mulanya diperkenalkan oleh kalangan luar pesantren sekitar dua dasawarsa yang silam dengan nada merendahkan para ulama.

Namun, saat ini kitab kuning merupakan kitab yang mulia. Kitab kuning ini biasanya diajarkan dalam pondok pesantren. 

Banyak santri yang sudah bisa membaca dan memahami isi kitab kuning ini.

Apakah kitab kuning sesat? Apa arti dari kitab kuning?

Berikut penjelasan mengenai kitab kuning.

Sejarah Kitab Kuning

Arti kitab Kuning, disebut kitab kuning karena kertas buku yang berwarna kuning yang pada asal muasalnya dibawa dari Timur Tengah.

Pada awal abad kedua puluh dan ditulis dengan huruf arab atau di Indonesia ditulis ulang dengan huruf Arab versi Melayu atau sesuai dengan daerah setempat. 

Misalnya : versi Jawa; ditulis dengan huruf Arab tetapi dengan bahasa Jawa. Versi Sunda, versi Melayu dll.

Kitab kuning adalah kitab yang memuat hukum-hukum ibadah, mu'alamalah, nikah, akhlaq, tafsir, sejarah, hadits, sastra Arab, dan lain-lain.

Kitab kuning merupakan hasil pemikiran para Ulama yang di ambil referensinya dari Al-Qur'an, As-Sunnah, Ijma', dan Qiyas. 

Kitab kuning selalu merujuk kepada dalil-dalil agama dan tidak keluar darinya.

Kitab kuning (fiqih) adalah kitab yang menjelaskan tentang rukun shalat, syarat, larangan, batalnya shalat dan pembahasan-pembahasan lain. 

Maksud belajar kitab kuning tiada lain adalah belajar memahami hukum dalil-dalil agama lewat pemikiran atau ijtihad Ulama.

Karena itu, anggapan bahwa kitab kuning sebagai buatan manusia yang tidak pasti benar. 

Sementara Al-Qur'an dan As-Sunnah sudah pasti benarnya, adalah anggapan dan syubhat yang sangat tidak tepat, meski ucapan dzalim ini sudah memakan banyak korban.

Apakah Anda sudah menemukan bahwa kitab kuning menyelisih Al-Qur'an, As-Sunnah, Ijma', dan Qiyas, sehingga ada yang berani mengklaim bahwa kitab kuning berisi hukum-hukum yang sesat? 

Tindakan yang seperti inilah merupakan kedzaliman. 

Untuk menguji kebenarannya kitab kuning, seseorang harus memahami seluruh dalil-dalil agama disertai pemahaman ilmu ushul fiqh yang memadai. 

Masih belum ada keterangan mengenai kitab kuning ini sesat atau tidak, karena saat ini masih banyak kontroversi mengenai hal ini.

Bagaimana cara membaca kitab kuning?

Langkah-langkah Membaca Kitab Kuning

Selain itu, ada satu hal yang perlu untuk ditekankan di sini; bahwa kemampuan baca kitab ini tidak akan berarti apabila tidak digunakan dalam rangka mencapai tujuan yang benar, yaitu untuk memahami Al-Kitab dan As-Sunnah.

Oleh sebab itu, sangat disarankan bagi para pemula untuk mencari majelis-majelis ilmu yang membahas kitab para ulama salaf. 

Dengan demikian dia akan terbiasa mendengar penjelasan, ungkapan, dan istilah para ulama.

Terlebih lagi dalam masalah aqidah dan tauhid yang itu merupakan perkara paling fundamental di dalam agama Islam.

Luruskan niat

Dalam sebuah hadits yang sangat populer, dari ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal-amal itu dinilai dengan niatnya. Dan setiap orang [yang beramal] akan dibalas selaras dengan apa yang dia niatkan. Barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya kepada dunia yang ingin dia raih atau wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Tumbuhkan semangat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya niscaya akan dipahamkan dalam urusan agama.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Mu’awiyah radhiyallahu’anhu).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menegaskan, “Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu [agama] maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga” (HR. Muslim).

Cita-cita tinggi

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah: Inilah jalanku. Aku mengajak [kalian] kepada [agama] Allah di atas bashirah/ilmu. Inilah jalanku dan jalan orang-orang yang mengikutiku. Dan maha suci Allah, aku bukan termasuk golongan orang-orang musyrik.” (QS. Yusuf: 108)

Ayat ini menunjukkan bahwa pengikut sejati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang berdakwah kepada Islam/tauhid di atas ilmu. 

Bukan berdakwah di atas kebodohan. Bukan berdakwah dengan semangat belaka tanpa modal ilmu. 

Ia berdakwah dengan ikhlas; mengajak manusia untuk menghamba kepada Allah saja, bukan menghamba kepada kepentingan dunia, kepentingan kelompok atau individu tertentu.

Mengenal Lebih Dalam Kitab Kuning, Kitabnya Para SantriMembaca kitab kuning via nu.or.id

Mengatur waktu

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua buah kenikmatan yang banyak orang tertipu karenanya; yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma)

Allah ta’ala bahkan telah mengingatkan (yang artinya), “Demi waktu. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam menetapi kesabaran.” (QS. Al-’Ashr: 1-3).

Fokus terhadap pelajaran dan belajar secara bertahap

Terkadang dijumpai sebagian orang yang telah lama mengikuti pengajian dan bahkan sempat belajar bahasa arab berkali-kali.

Akan tetapi masih saja belum bisa membaca kitab. Diantara sebab utama yang banyak terjadi di lapangan adalah dikarenakan tidak fokusnya mereka dalam belajar. 

Mereka bersemangat akan tetapi tidak mengerti bagaimana menyalurkan semangatnya. 

Sehingga mereka aktif pengajian kesana kemari namun ilmu bahasa arab dan kemampuan baca kitabnya tidak kunjung bertambah.

Bacalah Al-Qur’an

Sebagaimana sudah ditegaskan di awal, bahwa tujuan belajar membaca kitab gundul adalah untuk memahami al-Kitab dan as-Sunnah.

Oleh sebab itu sangat tidak pantas bagi seorang penuntut ilmu -yang mengharapkan kedekatan diri di sisi Rabbnya- untuk kemudian mengosongkan hari-harinya dari kegiatan membaca al-Qur’an dan men-tadabburinya.

Bacalah hadits

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam -sebagaimana kita yakini- adalah manusia yang menyampaikan wahyu Allah kepada kita. 

Beliau lah sebaik-baik manusia yang memahami tafsir al-Qur’an dan hukum-hukum Allah. 

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang menaati rasul, sesungguhnya dia telah menaati Allah.” (QS. An-Nisaa’: 80)

Oleh sebab itu para ulama menerangkan, bahwa makna keimanan beliau sebagai rasul adalah; membenarkan beritanya, melaksanakan perintahnya, menjauhi larangannya, beribadah dengan tata-cara yang diajarkannya, dan berhukum dengan hukum-hukumnya.

Koleksi kitab ulama

Penimba ilmu al-Kitab dan as-Sunnah sangat memerlukan keterangan dari para ulama. 

Apakah ulama tafsir, hadits maupun fiqih. 

Terlebih lagi dalam masalah aqidah atau tauhid. 

Karena itulah mengumpulkan karya-karya mereka dalam bentuk kitab atau file di dalam komputer adalah metode yang sangat tepat dan bermanfaat. 

Sehingga sewaktu-waktu kita butuhkan, dengan mudah kita akan bisa menemukan apa yang kita inginkan.

Kitab matan dan kitab syarah

Diantara istilah yang perlu diketahui oleh para penimba ilmu adalah matan dan syarah. 

Matan adalah teks asli tanpa uraian penjelasan. 

Sepeti misalnya matan Shahih Bukhari, matan Shahih Muslim, matan ‘Umdatul Ahkam, matan Hadits Al Arba’in An Nawawiyyah, matan Kitab At Tauhid, dsb. 

Adapun yang dimaksud dengan syarah adalah penjelasan terhadap matan-matan tersebut.

Sehingga bisa kita temukan kitab-kitab yang berisi syarah terhadap Sahih Bukhari, Sahih Muslim, ‘Umdatul Ahkam, Hadits Al Arba’in An Nawawiyyah, ataupun Kitab At Tauhid.

Nah, itulah cara membaca kitab kuning. 

Kita tahu bahwa kitab kuning ini tidak memiliki harakat atau gundul, jadi banyak yang kesulitan dalam membaca kitab kuning arab gundul ini. 

Kita juga bisa mempelajari kitab kuning di pesantren, karena setiap pesantren pasti mengajarkan tentang kitab kuning ini. 

Semoga informasi diatas bermanfaat.

SHARE ARTIKEL