7 Peristiwa Bersejarah Dibulan Muharram dan Hikmah Disunnahkannya Puasa Tasu`a dan Asyura

Penulis Penulis | Ditayangkan 20 Sep 2018

7 Peristiwa Bersejarah Dibulan Muharram dan Hikmah Disunnahkannya Puasa Tasu`a dan Asyura
Sumber gambar pontiana.tribunnews.com

Ternyata selama ini kita tidak mengetahui kenapa di anjurkan untuk puasa tasu'a dan asyura di tanggal 9 dan 10 dibulan muharram ini.

Bahkan tidak mengetahui ternyata peristiwa-peristiwa bersejarah yang penuh hikmah.

Bulan muharram menjadi bulan pertama dalam kalender islam (Hijriah).

Didalam bulan muharram diharamkan untuk melakukan peperangan, larangan ini seperti yang dituangkan dalam pembebasan kota mekah.

Semua peristiwa tersebut merupakan pelajaran yang berharga bagi kita umat Rasulullah.

Hari sepuluh Muharram atau biasa disebut dengan Asyura merupakan hari yang bersejarah bagi umat islam, Menurut beberapa riwayat disebutkan jika bulan ini begitu banyak peristiwa penting terjadi di hari itu.

7 Peristiwa Bersejarah yang Terjadi Dibulan Muharram

1. Nabi Adam bertaubat kepada Allah dari dosa-dosanya dan taubat tersebut diterima oleh-Nya.
2. Berlabuhnya bahtera nabi Nuh di bukit Zuhdi dengan selamat, setelah dunia dilanda bajir yang menghanyutkan lagi maha dahsyat.
3. Selamatnya Nabi Ibrahim dari siksa Raja Namrud, berupa api yang membakar tubuhnya.
4. Nabi Yusuf dibebaskan dari penjara Mesir karena fitnah.
5. Nabi Yunus keluar dari perut ikan.
6. Nabi Ayyub disembuhkan Allah dari penyakitnya yang menjijikkan.
7. Nabi Musa dan umatnya kaum Bani Israil selamat dari pengejaran Fir'aun di Laut Merah, Nabi Musa dan umatnya yang berjumlah lima ratus ribu orang selamat setelah memasuki gurun Sinai untuk kembali ke tanah leluhur mereka.

Banyak lagi peristiwa yang terjadi pada hari ke sepuluh bulan Muharram ini, yang menunjukkan sebagai hari bersejarah dan menunjukkan kebesaran Allah SWT.

Baca Juga Gagal Menikah Karena Calon Suami Nggak Hafal Doa Mandi Junub, Ini Penting di Perhatikan

Dianjurkannya Puasa Tasu'a dan Asyura di Bulan Muharram

7 Peristiwa Bersejarah Dibulan Muharram dan Hikmah Disunnahkannya Puasa Tasu`a dan Asyura
Sumber gambar nu.or.id

Seperti yang diriwayatkan Sayyidah Aisyah, istri Nabi shallallahu 'alaihi wassalam bahwasanya hari Asyura adalah hari bagi orang-orang Qurasisy berpuasa, Rasulullah juga ikut mengerjakannya.

Setelah Rasulullah berhijrah ke Madinah beliau terus mengerjakan puasa itu dan memerintahkan para sahabat yang mengikuti hijrah beliau setelah diwajibkannya puasa di bulan ramadhan, seperti sabda beliau:

مَنْ شَاءَ أَنْ يَصُومَهُ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ أَنْ يَتْرُكَهُ فَلْيَتْرُكْهُ 

“Barangsiapa yang menghendaki berpuasa Asyura puasalah dan siapa yang tidak suka boleh meninggalkannya." (HR. Bukhari, No: 1489; Muslim, No: 1987)

Ibnu Abbas seorang sahabat, saudara sepupu Nabi yang dikenal sangat ahli dalam tafsir al-Qur’an meriwayatkan bahwa saat Nabi berhijrah ke Madinah, beliau menjumpai orang-orang Yahudi di sana mengerjakan puasa Asyura. Nabi pun bertanya tentang alasan mereka berpuasa. Mereka menjawab:

هُوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ فَقَالَ أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ 

“Allah telah melepaskan Musa dan Umatnya pada hari itu dari (musuhnya) Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Musa berpuasa pada hari itu, dalam rangka bersyukur kepada Allah”. Nabi bersabda : “Aku lebih berhak terhadap Musa dari mereka." Maka Nabi pun berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabatnya agar berpuasa juga." (HR. Bukhari; No: 1865  & Muslim, No: 1910)

Hikmah Disunnahkannya Puasa Tasu’a

Dari Abdullah bin Abbas رضي الله عنهما telah berkata:

 حِينَ صَامَ رَسُولُ اللهِ r يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا :”يـَا رَسُولَ اللهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالـنَّصَارَى” فَقَالَ رَسُولُ اللهِ r ) فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ ( قَالَ “فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللهِ r ” رواه مسلم


“Ketika Rasulullah r berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan shahabatnya untuk berpuasa, mereka berkata: “Wahai Rasulullah sesungguhnya ‘Asyura adalah hari yang diagung-kan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani, maka Rasulullah bersabda: “Pada tahun mendatang Insya Allah kita juga akan berpuasa pada hari kesembilan” dia (Ibnu Abbas) berkata: “akan tetapi beliau  telah wafat sebelum tahun depan” (HR. Muslim).

Imam Nawawi  رحمه الله berkata: “Sebagi-an ‘ulama dari shahabat kami dan lainnya menyebutkan beberapa pendapat tentang hikmah disunnahkannya puasa Tasu’a, dian-taranya adalah Untuk menyelisihi Yahudi yang hanya berpuasa pada hari kesepuluh”.

Dari uraian di atas nyatalah bagi kita, bahwa hari Asyura merupakan hari bersejarah yang diagungkan dari masa ke masa. Kita hendaknya menyambut hari itu dengan banyak mengambil pelajaran yang bermanfaat dari sejarah masa lalu. Kita menyambutnya sesuai dengan tuntunan Rasulullah
SHARE ARTIKEL