Menjadi Cawapres Jokowi, ini Tanggapan KH. Makruf Amin Sebagai Ketum MUI
Penulis Alif Hamdan | Ditayangkan 13 Aug 2018 Maju sebagai cawapres atau tetap menjadi ketua umum MUI ??
KH Ma'ruf Amin memang digadang gadang terpilih menjadi cawapres Jokowi. namun, disisi lain KH Ma'ruf Amin juga menjabat sebagai ketua umum MUI. Apakah kinerja kepengurusannya akan maksimal? Ini tanggapan beberapa ulama dan kawan kerja beliau..

Image from islampos.com
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin yang maju sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) mendampingi Joko Widodo di Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2019 mengaku tak akan meminta mundur atau dimundurkan dari jabatannya saat ini, seperti yang dilansir oleh islampos.com.
KH Ma’ruf Amin menyampaikan akan ada mekanisme penyelesaiannya tersendiri terkait jabatan tersebut.
“Ada mekanismenya. Tidak minta mundur atau dimundurkan,” kata Ma’ruf, pada Ahad (12/8/2018) kemarin.
KH Ma’ruf menjelaskan bahwa terkait jabatanya di Ketua MUI akan diselesaikan secara organisatoris dan segala sesuatunya perlu melalui mekanisme dan proses yang telah ditentukan.
“Ada nanti, nanti diproses secara organisatoris,” tandasnya.
Baca juga : Sempat Masuk Kandidat Cawapres, ini 4 Alasan Ustadz Somad Menolak Prabowo
Sebelumnya, Anggota Komisi VIII DPR RI Sodik Mudjahid meminta KH Ma’ruf Amin mundur dari jabatannya, ia mengatakan pengunduran diri harus dilakukan karena MUI sudah seharusnya tidak berpihak pada kepentingan politik manapun.
“Almukarrom KH Ma’ruf Amin sebaiknya mundur dari posisi Ketua MUI,” kata Sodik, pada Ahad (12/8/2018) kemarin.
Menurut Sodik dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART MUI) pasal 3 ditegaskan bahwa MUI adalah lembaga independen.
KH Ahmad Darodji juga mengutarakan tanggapannya. Ia mengaku bersyukur atas terpilihnnya Ma’ruf Amin sebagai Cawapres Jokowi.
“Fenomena pemilihan sekarang berbeda. Orang memilih bupati atau gubernur berdasarkan figur, seperti halnya di Jawa Tengah, juga figur yang terpilih. Bagi saya, ini Pak Jokowi figurnya bagus, Pak Ma’ruf Amin juga bagus. Itu karena kedekatan hati dari figur,” kata Darodji, pada Jumat (10/8/2018) kemarin.
“Saya bersyukur, Ketua Umum MUI kami menjadi cawapres. Track record yang memang harus terjadi, sejak perjuangan kemerdekaan sudah terjadi yaitu kaum nasionalis dan ulama atau religius bersama-sama menyusun Pancasila,” ujarnya.
Dia menilai, Ma’ruf Amin merupakan tokoh ulama yang nasionalis tulen sehingga cocok berpasangan dengan Joko Widodo. “Nasionalis dan religius sudah on the track itu, Pak Ma’ruf Amin adalah ulama yang nasionalisnya tulen. Ulama Indonesia adalah negarawan, kemudian nasionalis juga religius, seperti Pak Jokowi adalah muslim yang baik,” ujarnya.
Baca juga : Kontroversi Fenomena Dicawapreskan Ustadz Abdul Somad, Ulama Pemersatu Umat
Kemudian, Darodji tak terlalu khawatir MUI akan menjadi alat politik. Sebab ketika masuk MUI, maka harus melepas keanggotaan kepartaian dan harus fokus dengan tanggung jawab di lembaga tersebut.
“Tidak khawatir MUI ke ranah politik, sekarang itu ketuanya banyak, sekretarisnya banyak, tanpa beliau kami masih bekerja dengan mekanisme atau sistem. Kalau mundur sekarang, kalau tidak kepilih saya kehilangan ketua umum dong,” tandasnya.
KH Ma'ruf Amin memang digadang gadang terpilih menjadi cawapres Jokowi. namun, disisi lain KH Ma'ruf Amin juga menjabat sebagai ketua umum MUI. Apakah kinerja kepengurusannya akan maksimal? Ini tanggapan beberapa ulama dan kawan kerja beliau..

Image from islampos.com
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin yang maju sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) mendampingi Joko Widodo di Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2019 mengaku tak akan meminta mundur atau dimundurkan dari jabatannya saat ini, seperti yang dilansir oleh islampos.com.
KH Ma’ruf Amin menyampaikan akan ada mekanisme penyelesaiannya tersendiri terkait jabatan tersebut.
“Ada mekanismenya. Tidak minta mundur atau dimundurkan,” kata Ma’ruf, pada Ahad (12/8/2018) kemarin.
KH Ma’ruf menjelaskan bahwa terkait jabatanya di Ketua MUI akan diselesaikan secara organisatoris dan segala sesuatunya perlu melalui mekanisme dan proses yang telah ditentukan.
“Ada nanti, nanti diproses secara organisatoris,” tandasnya.
Baca juga : Sempat Masuk Kandidat Cawapres, ini 4 Alasan Ustadz Somad Menolak Prabowo
Sebelumnya, Anggota Komisi VIII DPR RI Sodik Mudjahid meminta KH Ma’ruf Amin mundur dari jabatannya, ia mengatakan pengunduran diri harus dilakukan karena MUI sudah seharusnya tidak berpihak pada kepentingan politik manapun.
“Almukarrom KH Ma’ruf Amin sebaiknya mundur dari posisi Ketua MUI,” kata Sodik, pada Ahad (12/8/2018) kemarin.
Menurut Sodik dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART MUI) pasal 3 ditegaskan bahwa MUI adalah lembaga independen.
KH Ahmad Darodji juga mengutarakan tanggapannya. Ia mengaku bersyukur atas terpilihnnya Ma’ruf Amin sebagai Cawapres Jokowi.
“Fenomena pemilihan sekarang berbeda. Orang memilih bupati atau gubernur berdasarkan figur, seperti halnya di Jawa Tengah, juga figur yang terpilih. Bagi saya, ini Pak Jokowi figurnya bagus, Pak Ma’ruf Amin juga bagus. Itu karena kedekatan hati dari figur,” kata Darodji, pada Jumat (10/8/2018) kemarin.
“Saya bersyukur, Ketua Umum MUI kami menjadi cawapres. Track record yang memang harus terjadi, sejak perjuangan kemerdekaan sudah terjadi yaitu kaum nasionalis dan ulama atau religius bersama-sama menyusun Pancasila,” ujarnya.
Dia menilai, Ma’ruf Amin merupakan tokoh ulama yang nasionalis tulen sehingga cocok berpasangan dengan Joko Widodo. “Nasionalis dan religius sudah on the track itu, Pak Ma’ruf Amin adalah ulama yang nasionalisnya tulen. Ulama Indonesia adalah negarawan, kemudian nasionalis juga religius, seperti Pak Jokowi adalah muslim yang baik,” ujarnya.
Baca juga : Kontroversi Fenomena Dicawapreskan Ustadz Abdul Somad, Ulama Pemersatu Umat
Kemudian, Darodji tak terlalu khawatir MUI akan menjadi alat politik. Sebab ketika masuk MUI, maka harus melepas keanggotaan kepartaian dan harus fokus dengan tanggung jawab di lembaga tersebut.
“Tidak khawatir MUI ke ranah politik, sekarang itu ketuanya banyak, sekretarisnya banyak, tanpa beliau kami masih bekerja dengan mekanisme atau sistem. Kalau mundur sekarang, kalau tidak kepilih saya kehilangan ketua umum dong,” tandasnya.