Istri Sedang Hamil, Suami Harus Sering “Datangi”! Ini Penjelasan Islam dan Medis

Penulis Cheryl mikayla | Ditayangkan 28 Aug 2018
Istri Sedang Hamil, Suami Harus Sering “Datangi”! Ini Penjelasan Islam dan Medis
Istri sedang hamil, suami harus rajin "datangi", (foto: rumu.com)

Masya Allah...

Dulu orang-orang Arab tidak berani melakukan hubungan suami istri ketika istri tengah hamil karena khawatir akan menimbulkan mudharat terhadap anaknya.

Kemudian Nabi Saw menjelaskan kebolehannya, dan ternyata ini manfaatnya menurut medis.

Alangkah panjangnya penantian jika untuk melakukan hubungan suami istri harus menunggu istri melahirkan.

Alangkah lamanya waktu, jika selama merawat kehamilan tak ada suami yang membelai.

Dalam sebuah hadis diriwayatkan:

Seorang laki-laki datang lalu bertanya, “Ya Rasulullah, sesungguhnya aku ber’azal terhadap istriku.”

Nabi Saw. bertanya, “Mengapa?”

Laki-laki itu menjawab, “Aku kasihan terhadap anaknya.”

Rasulullah Saw. bersabda, “Seandainya hal tersebut membahayakan, maka niscaya orang-orang Persia dan orang-orang Rumawi tertimpa bahayanya.” (Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim).

Dalam Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah (komite Fatwa di Saudi) dijelaskan,

وإن كان القصد وطء الزوج لزوجته الحامل فلا بأس بذلك؛ لأن الله لم يحرم وطء الزوجة إلا في حالة الحيض أو النفاس أو الإحرام.

Adapun jika yang dimaksudkan adalah seorang suami menyetubuhi istrinya yang hamil, maka tidak mengapa/boleh. Karena Allah tidaklah melarang mencampuri istri kecuali pada masa haidh, nifas dan ihram.

Masalah ini perlu diketahui agar tidak menimbulkan sikap yang tidak tepat hanya karena tidak memiliki pengetahuan.

15 Manfaat Hubungan Selama Hamil menurut medis

1. Menghilangkan stres.

Sama halnya ketika memakan cokelat dan pergi berlibur, hubungan suami istri dapat menurunkan tekanan darah dan memicu pelepasan substansi endorfin di otak yang berfungsi untuk mengendalikan stres dan gangguan emosional.

2. Mengurangi nyeri.

Hormon yang dilepaskan saat mencapai puncak dapat mengurangi rasa sakit yang diderita.

Sakit punggung,  tegang di leher, dan sakit kepala yang biasanya diderita Ibu hamil akibat hormon, akan hilang setelah jima dicapai.

3. Meningkatkan kekebalan tubuh.

Hubungan jima juga memicu keluarnya hormon DHEA (dehydroepiandrosterone) yang berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh.

Beberapa penelitian mengungkap, seseorang yang berhubungan jima secara teratur (2—3 kali seminggu) lebih tinggi kadar Ig A–nya (antibodi dalam tubuh) dibanding dengan yang tidak rutin berhubungan jima (tidak pernah, satu kali seminggu, atau lebih dari tiga kali seminggu), seperti dilansir dari nakita.grid.id.

4. Membakar kalori.

Jima itu sama dengan olahraga. Bahkan, melakukan hubungan jima selama 30 menit mampu membakar 85 kalori. Ini setara dengan berjalan kaki lebih kurang 2 mil.

5. Meningkatkan kesehatan jantung.

Jima melatih kekuatan dan keseimbangan otot-otot jantung.

Penelitian menyatakan, berhubungan jima secara rutin dalam seminggu dapat menurunkan risiko serangan jantung dan stroke.

Kekuatan jantung juga diperlukan Ibu sebagai persiapan menghadapi persalinan normal.

6. Meningkatkan rasa percaya diri.

Ibu yang sedang hamil biasanya tidak percaya diri dengan tubuhnya yang berubah bentuk.

BACA JUGA: Ternyata, Kebiasaan Sederhana Bumil Ini Bisa Membuat Bayi Terlahir Dengan Cerdas

Namun, seorang ahli terapi jima menyatakan, dengan melakukan hubungan jima dapat meningkatkan rasa percaya diri, karena akan merasa dan menerima lebih baik terhadap keadaan tubuhnya.

7. Mempererat hubungan.

Hubungan jima memperkuat ikatan dan keintiman pada suami istri.

Saat melakukan hubungan jima, kita dan pasangan akan saling menerima sentuhan kasih sayang yang intim, sehingga mampu meningkatkan keluarnya hormon oksitosin yang berfungsi mengembangkan hasrat jima.

Pelepasan oksitosin secara teratur dapat membantu memperbesar frekuensi kasih sayang suami istri.

8. Meningkatkan kualitas tidur.

Meningkatnya hormon oksitosin dalam tubuh dipercaya dapat meningkatkan kualitas tidur.

Di lain pihak, kualitas tidur yang cukup dapat memberikan energi positif bagi ibu yang sedang hamil.

9. Mengurangi risiko kanker prostat.

Jima secara teratur pada pria berusia 20-an tahun dapat mengurangi risiko terjadinya kanker prostat di usia tua nanti.

Jima secara teratur mampu membersihkan cairan dalam yang diproduksi oleh kelenjar prostat, inilah yang mengurangi risiko terkena kanker prostat.

10. Memperkuat otot panggul.

Bagi kaum hawa, melakukan hubungan jima secara teratur bisa membantu memperkuat otot panggul.

Latihan memperkuat otot panggul ini dikenal dengan senam kegel. Senam ini juga membantu meningkatkan gairah dengan suami serta mampu menurunkan risiko terjadinya prolaps uteri (turun berok) di masa tua nanti.

11. Persiapan untuk persalinan

Jika menjalani jangka waktu penuh atau melewati batas waktu, berhubungan jima tidak akan membuat Anda melahirkan, tetapi hal itu dapat membantu tubuh Anda mempersiapkan karena air mani mengandung prostaglandin yang dapat membantu mematangkan serviks.

12. Mencegah komplikasi

Menurut sebuah penelitian di Denmark, sering melakukan jima saat hamil dapat membantu mencegah preeklamsia.

Para peneliti percaya itu karena protein yang ditemukan dalam sperma dapat mengatur sistem kekebalan tubuh.

Namun karena penyebab preeklampsia tidak diketahui, penting untuk menjaga kunjungan pranatal dan berbicara dengan dokter tentang risiko Anda, seperti dikutip dari doktersehat.com.

13. Menurunkan tekanan darah

Tekanan darah Anda mungkin lebih rendah setelah berhubungan jima.

Karena tekanan darah tinggi dapat menjadi serius bagi Anda dan bayi, penting untuk berkonsultasi dengan dokter tentang cara mencegah atau mengontrol tekanan darah.

14. Mengatasi beser

Sering ke kamar mandi, bahkan ngompol ketika Anda bersin atau tertawa dapat terjadi ketika Anda hamil.

BACA JUGA: Allah Sangat Benci, Orang yang Melarang Anak Tanpa Mencontohkan Perbuatan

Karena bayi Anda semakin besar dan menekan kandung kemih Anda, itu bahkan bisa lebih tidak nyaman.

Kabar baiknya adalah otot sama yang Anda perkuat saat hubungan jima, untuk persalinan juga dapat membantu aliran urine.

15. Melatih otot untuk persalinan

Mencapai puncak meningkatkan kontraksi di dasar panggul, ini membantu memperkuat otot yang Anda perlukan untuk persalinan dan setelah melahirkan.

Begitu Anda mendorong bayi melalui otot-otot itu, mereka akan lebih mudah memperkuatnya.

Memang ada beberapa keadaan yang tidak dianjurkan atau berhati-hati ketika berhubungan, yaitu pada keadaan abnormal seperti pendarahan atau riwayat keguguran serta posisi yang bisa membahayakan, biasanya dokter sudah menyarankan saat pemeriksaan.

Adapun ketika berhubungan kemudian istri mencapai klimaks, kemudian perut terasa kejang karena kontraksi, maka tidak masalah. Karena ini semacam pijatan ringan, tidak mempengaruhi janin di dalam rahim.

Demikian, semoga bermanfaat!
SHARE ARTIKEL