Puasa Dzulhijjah : Niat, Waktu dan Keutamaan 

Penulis Nadiah Ratna | Ditayangkan 19 Jul 2018


Puasa Dzulhijjah : Niat, Waktu dan Keutamaan puasa dzulhijjah via youtube.com

Dzulhijjah disebut sebagai salah satu bulan yang dimuliakan Allah SWT. 

Di dalamnya terdapat kewajiban haji bagi yang mampu menunaikannya. 

Sementara orang yang tidak mampu dianjurkan memperbanyak amalan sunnah lainnya seperti sedekah, shalat, dan puasa.

Puasa dzulhijjah hanya terdapat pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah saja. 

Tanggal 8 disebut dengan puasa Tarwiyah dan tanggal 9 dikenal dengan Puasa Arofah.

Apakah Ada Tuntunan Puasa Dzulhijjah?

Seringkali ada yang bertanya, apakah ada tuntunan melakukan puasa dari hari pertama hingga hari kesembilan Dzulhijjah?

Puasa Dzulhijjah dari hari pertama hingga hari kesembilan boleh dilakukan dari tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah, lebih utama lagi puasa Arafah (9 Dzulhijjah). 

Boleh lakukan dengan memilih hari yang diinginkan, yang penting jangan tinggalkan puasa Arafah.

Kendati disebutkan puasa sepuluh hari bukan berati pada tanggal 10 Dzulhijjah juga dianjurkan puasa. 

Malah puasa Dzulhijjah pada tanggal itu dilarang karena bertepatan dengan ‘Idul Adha. 

Terkait maksud “ayyamul ‘asyr” ini, An-Nawawi sebagaimana dikutip Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi menjelaskan:

والمراد بالعشر ها هنا الأيام التسعة من أول ذي الحجة

Artinya :

“Yang dimaksud sepuluh hari di sini ialah sembilan hari, terhitung dari tanggal satu Dzulhijjah.”

Niat Puasa Dzulhijjah 

Niat cukup dalam hati, karena maksud niat adalah keinginan untuk melakukan amalan. Karena amalan shalih di awal Dzulhijjah dapat mengalahkan jihad.

1. Niat puasa Dzulhijjah tanggal 1 sampai tanggal 7

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِي الْحِجَّةِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu Shauma Syahri Dzilhijjati sunnatan lillahita’aala

Artinya :

"Niat saya puasa bulan Dzulhijjah Sunnah karena Allah Ta’ala.".

2. Niat puasa Dzulhijjah Tarwiyah tanggal 8 Dzulhijjah

نَوَيْتُ صَوْمَ التَّرْوِيَةَ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu Shaumat Tarwiyata Sunnatan lillahita’aala

Artinya :

"Niat saya berpuasa Tarwiyah Sunnah karena Allah Ta’ala."

3. Niat puasa Dzulhijjah Arafah tanggal 9 Dzulhijjah

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta'ala.

Artinya

"Saya niat puasa Arafah karena Allah ta'ala."

Keutamaan Puasa Bulan Dzulhijjah


Puasa Dzulhijjah : Niat, Waktu dan Keutamaan ilustrasi gambar via hambaallah.net

Kedua puasa Dzulhijjah mengusung keistimewaan masing-masing. 

Berdasarkan Hadis Nabi Muhammad SAW, barang siapa yang menjalankan Puasa Tarwiyah akan dihapus dosa satu tahun yang lalu yang telah terlewati. 

Sedangkan yang Puasa Arafah akan dihapus dosa dua tahun (1 tahun yang lalu dan 1 tahun yang akan datang).

"Dan yang melaksanakan dua puasa ini akan dianugrahi oleh Allah SWT dengan 10 macam kemuliaan," ujarnya.

Kesepuluh kemuliaan itu, yakni Allah akan memberi keberkahan pada kehidupannya, bertambah harta, dijamin kehidupan rumah tangganya, dibersihkan dirinya dari segala dosa dan kesalahan yang telah lalu, dan dilipatgandakan amal dan ibadahnya.

Selain itu, mereka yang menjalankan puasa Dzulhijjah juga dimudahkan kematiannya, diterangi kuburnya selama di alam Barzah, diberatkan timbangan amal baiknya di Padang Mahsyar, diselamatkannya dari kejatuhan kedudukan di dunia, serta dinaikkan martabatnya di sisi Allah SWT.

Berkat keistimewaannya itu juga banyak umat Islam kemudian jarang melewatkannya. 

Dalam hadits Ibnu ‘Abbas juga disebutkan,

« مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ ». يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ « وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ ».

“Tidak ada satu amal shalih yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shalih yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah).” 

Para sahabat bertanya, “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “

Jihad di jalan Allah pun tidak bisa mengalahkan kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali sedikit pun.” 

(HR. Abu Daud no. 2438, At Tirmidzi no. 757, Ibnu Majah no. 1727, dan Ahmad no. 1968, dari Ibnu ‘Abbas. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim)

Artikel di atas adalah penjelasan dari puasa Dzulhijjah beserta keutamaannya yang harus Anda perhatikan. 

Semoga Anda diberikan kesempatan untuk memperbanyak amal di bulan Dzulhijjah, terutama puasa, lebih diprioritaskan. Wallahu a’lam.

SHARE ARTIKEL