Meski Tunanetra, Surono Sanggup Menghidupi 184 Anak Yatim Dari Bekerja Sebagai Pemecah Batu, Bagaimana Kita?

Penulis Penulis | Ditayangkan 06 Jul 2018
Meski Tunanetra, Surono Sanggup Menghidupi 184 Anak Yatim Dari Bekerja Sebagai Pemecah Batu, Bagaimana Kita?
Sumber gambar merdeka.com

Surono adalah seorang biasa saja yang jauh dari kata sempurna bahkan memiliki kekurangan fisik karena tunanetra yang ia derita, namun ia sanggup menghidup anak yatim hingga dhuafa, bagaimana dengan kita yang sempurna ?

Surono adalah seorang biasa saja yang jauh dari kata sempurna bahkan memiliki kekurangan fisik karena tunanetra yang ia derita sejak tahun 1995.

Meski fisiknya yang kurang ia tidak pernah menyerah untuk terus berusaha tanpa berpangku tangan kepada orang lain.

Dibalik kekurangannya tersebut surono malah menjadi sosok yang hebat dimata anak asuh yatim piatu hingga ratusan, tak cukup itu ia juga merawat kaum duafa.

Untuk menghidupi dirinya dan anak asuh yatim piatu suroto sehari-hari menekuni pekerjaanya sebagai pemecah batu, batu merah, batako, dan batu-batu lain ini dipungutnya dari toko material.

Awal Bertemu dengan Anak Yatim

Meski Tunanetra, Surono Sanggup Menghidupi 184 Anak Yatim Dari Bekerja Sebagai Pemecah Batu, Bagaimana Kita?
Sumber gambar pep.pertamina.com

Pada 2003, Rono berkenalan dengan dua orang anak yatim yang kemudian diasuhnya.

Jumlah anak asuhnya terus bertambah setiap tahun, hingga mencapai ratusan orang sekarang. Rono mengatakan, tidak pernah kesulitan untuk membiayai anak asuh dan dhuafa. Donatur-donatur justru berdatangan kepadanya memberikan bantuan.

Menurut Rono seperti ayng dikutip dari liputan6.com, dititipkan anak yatim dan piatu merupakan sebuah amanah yang harus dijalankan. Ia selalu mengucap syukur atas apa yang didapatkan.

Karena menurutnya, ketika masih muda dulu, dia sangat jauh dari Allah, lupa untuk beramal, infak, dan sedekah. Sehingga ia dan istrinya sepakat untuk merawat anak yatim piatu.

Sampai sekarang, jumlah anak asuh yang dibiayai Rono, yatim dan duafa, mencapai 184 orang. "Di Muara deket Pasar Deprok ada 35 orang, deket Pasar Elok ada 30 orang, Prumpung 15 orang, Cipinang Pulo Maja 14 orang, terus di sini di RT 09 ada 75 orang," ucapnya.

Baca Juga: Tertarik Untuk Sukses Berdagang Seperti Rasulullah? Tips Ini Harus Kamu Terapkan

Jarang Ada yang Tahu Hikmah Merawat dan Menyayangi Anak Yatim

1. Melembutkan Hati, Segala Kebutuhan Terpenuhi

Rasulullah Saw. bersabda,
“Sukakah kamu, jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi ? Kasihilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” (HR. Al-Baniy, Shahi Al-Jami’, Abu Darda: 80).

2. Pahala Setara Jihad

Rasulullah Saw. bersabda,
“Barang siapa yang mengasuh tiga anak yatim, maka bagaikan bangun pada malam hari dan puasa pada siang harinya, dan bagaikan orang yang keluar setiap pagi dan sore menghunus pedangnya untuk berjihad di jalan Allah. Dan kelak di surga bersamaku bagaikan saudara, sebagaimana kedua jari ini, yaitu jari telunjuk dan jari tengah.” (H.R. Ibnu Majah)

3. Mendapat Perlindungan di Hari Kiamat

Rasulullah Saw. bersabda,
“Demi Allah yang mengutusku dengan kebenaran, di hari kiamat Allah Swt. tidak akan mengazab orang yang mengasihi anak yatim, dan bersikap ramah kepadanya, serta bertutur kata yang manis. Dia benar-benar menyayangi anak yatim dan memaklumi kelemahannya, dan tidak menyombongkan diri pada tetangganya atas kekayaan yang diberikan Allah kepadanya.” (H.R. Thabrani)

4. Masuk Surga dengan Mudah

Rasulullah Saw. bersabda,
“Barangsiapa yang memelihara anak yatim di tengah kaum muslimin untuk memberi makan dan minum, maka pasti Allah memasukkannya ke dalam surga, kecuali jika ia telah berbuat dosa yang tidak dapat diampuni.” (H.R. Tirmidzi)

5. Bertetangga Dekat dengan Baginda Nabi Muhammad Saw. di Surga

Rasulullah SAW bersabda: “Aku dan orang yang mengurus (menanggung) anak yatim (kedudukannya) di dalam surga seperti ini.”_ Beliau mengisyaratkan dengan (kedua jarinya yaitu) telunjuk dan jari tengah serta agak merenggangkan keduanya.” (HR. Imam Al-Bukhari).
SHARE ARTIKEL