Bukti Mukjizat Ikhtiar dan Doa! Berpenghasilan Cuma 60 Ribu, Pasutri ini Bisa Berangkat Haji

Penulis Cheryl mikayla | Ditayangkan 11 Jul 2018

Bukti Mukjizat Ikhtiar dan Doa! Berpenghasilan Cuma 60 Ribu, Pasutri ini Bisa Berangkat Haji
Gambar pasangan pasutri jombang naik haji diolah dari detik.com

Mukzizat doa! Tidak ada yang mustahil...

Semoga kisah pasangan suami istri ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menjalankan rukun Islam ke 5 yaitu berangkat haji.

Setelah 14 tahun menabung, pasutri penjual es tebu di Jombang akhirnya mampu berangkat ke tanah suci untuk menunaikan rukun Islam kelima.

Inilah yang terjadi pada Abdul Chamid (59) dan Muchlisah (51), warga Dusun Kembeng, Desa Kepuhkembeng, Peterongan, Jombang. Rajin menabung dan kemauan keras untuk menunaikan rukun Islam kelima membuat pasutri tersebut bisa naik haji tahun ini.

"Saya menabung sudah 14 tahun untuk berangkat haji tahun ini. Karena itu yang saya cita-citakan dari dulu," kata Muchlisah seperti dilansir dari detik.com, Selasa (10/7/2018).

Sehari-hari Muchlisah dan suaminya berjualan es tebu di Taman Keplaksari, Peterongan. Penghasilan ibu tiga anak ini tak menentu.

Namun jika dirata-rata dalam sehari ia hanya meraup penghasilan bersih sebesar Rp 60 ribu. Sementara di hari libur, keuntungan yang didapatkannya bisa mencapai Rp 100-125 ribu.

Di sela-sela itu, Muchlisah mulai menyisihkan uang untuk ditabung sebagai dana haji.

Nilainya tak besar, hanya berkisar Rp 500, Rp 1.000, Rp 5.000, Rp 10 ribu dan Rp 20 ribu.

"Awalnya saya menabung di celengan dari bambu. Karena uangnya banyak yang jamuran, saya pindah ke celengan plastik," ujarnya.

Hingga akhirnya di tahun 2010 silam, Muchlisah dan suaminya mampu membayar biaya pendaftaran haji dari uang tabungan tersebut. Namun kegigihannya menabung tak berhenti sampai di situ.

Muchlisah harus terus menabung untuk melunasi ongkos naik haji yang mencapai Rp 25 juta per orang.

BACA JUGA: Jika Hidupmu Sering Susah, Tengoklah Sholat Subuhmu

Setelah 8 tahun berlalu, kerja kerasnya itu kini berbuah manis.

"Harapan saya ingin menambah ibadah, jadi haji yang mabrur. Mudah-mudahan anak-anak dan cucu saya dipanggil Allah SWT ke Makkah dan Madinah," harap nenek dua cucu ini.

Gaji tak menjadi alasan keterbatasan dalam beribadah, yang terpenting adalah ikhtiar dan doa yang harus selalu kita panjatkan apada Allah SWT.

Semoga kisah diatas menjadikan motivasi bagi dirikita untuk segera menjalankan rukun islam yang ke 5. Semoga Allah selalu melmpahkan rahmat serta hidayah pada diri kita. Aamiin

SHARE ARTIKEL