Bisa Bayar Ratusan Ribu Hingga Jutaan, Waspada Saat Minta Rujukan BPJS
Penulis Cheryl mikayla | Ditayangkan 27 Jul 2018
Gambar dilansir dari silahkanshare.blogspot.com
Banyak orang tidak teliti saat menggunakan rujukan BPJS.
Ujung-ujungnya bayar mahal di rumah sakit dan menyalahkan pemerintah, padahal dia sendiri tidak jeli dalam melakukan prosedurnya.
BPJS ini merupakan progam jaminan kesehatan dari pemerintah yang resmi beroperasi sejak 1 Januari 2014.
Kemunculan BPJS ini bisa dibilang sangat berguna. Pasalnya, membantu warga yang kurang mampu untuk memperoleh fasilitas kesehatan secara layak.
Tapi kita juga patut waspada, karena ketika pasien tidak memahami semua prosedurnya secara jeli, BPJS malah jadi merugikan.
Perhatikan!
Banyak pasien ngotot meminta BPJS buat berobat ke rumah sakit. Padahal sakitnya cuma pilek, tapi tidak mau diobati di puskesmas. Inginnya ke rumah sakit, biar ditangani dokter ahli.Sebenarnya hal ini tidak diperbolehkan pemerintah. Apabila penyakit itu masih tergolong tidak berbahaya, cukup diatasi di puskesmas saja.
Tapi bagi yang sukanya ngenyel, puskesmas pun dijadikan tempat buat minta rujukan semata.
"APS" , Tiga huruf yang harus diwaspadai dalam rujukan BPJS Kesehatan
Baru-baru ini, salah satu dokter menshare sebuah info yang cukup penting terkait rujukan BPJS. Ia mendapati "info penting" ini saat menangani salah satu pasiennya, yaitu seorang ibuk-ibuk berusia 60 tahun.
"Dok, saya minta dironsen, periksa kolesterol, asam urat, periksa jantung dan sekalian konsul ke dokter mata karena kabur," ucap ibuk tersebut sambil nunjukin surat rujukan dari Puskemas.
Menurut si dokter, puskesmas tersebut memiliki fasilitas yang cukup lengkap dan dokter umum yang cukup senior. Namun entah mengapa, ibuk ini lebih memilih ke RS.
"Lho, kenapa ibu tidak dicetakkan surat eligibilitasnya, SEP?"
Padahal tanpa SEP, biasanya si pasien akan disertakan status pasien baru, resep kosong biasa, bukan resep khusus BPJS.
"Saya juga tidak mengerti, dok. Kata petugas pendaftaran di depan saya harus bayar biasa, karena rujukan saya ada masalah."
Coba dokter buat pemeriksaan yang lengkap dahululah, nanti saya urus rujukannya belakangan," si ibuk jadi makin kesal.
BACA JUGA: Bahaya yang Terkandung Dalam Jelly Kemasan Bagi Anak
Nah karena kasihan si ibu harus bayar semua pemeriksaan sampai ratusan ribu, akhirnya bapak dokter tadi bertanya ke bagian pendaftaran. Menanyakan masalahnya.
"Di surat diagnosisnya ada tambahan 'APS', dok. Artinya si pasien dianggap bisa diobati di PUSKESMAS, namun dia meminta sendiri ke rumah sakit, kasarnya memaksa minta rujukan. Jadi harus bayar sendiri," jawab si petugas.
Si pasien pun diberikan obat generik untuk 3-5 hari dan disarankan minta rujukan baru dengan wanti-wanti tanpa 3 huruf berbahaya tadi: A-P-S (atas permintaan sendiri).
"APS" Patut diwaspadai.
Intinya, kita harus waspada jika meminta rujukan BPJS di puskesmas. Amati tiap kata di surat rujukan, sedetail-detailnya.Jangan sampai tidak tahu kalo tertulis "APS" disana. Bisa-bisa harus ngeluarin duit banyak di rumah sakit.
Untuk itu, baik pasien maupun fasilitas kesehatan primer sebaiknya saling berkomunikasi.
Bila penyakitnya sederhana, namun si pasien ngotot minta berobat ke spesialis, maka mereka harus rela berobat secara APS. Karena sistem BPJS hanya melihat diagnosisnya, bukan kebiasaan berobat si pasien sebelumnya.