Awas! Anak Suka Berbohong, Coba Lihat Kaca Dirumah Anda Ada Apa
Penulis Cheryl mikayla | Ditayangkan 26 Jun 2018
Gambar ilustrasi cermin di rumah untuk orang tua wajibbaca.com
Anak anda sering sekali berbohong, bahkan membuat anda marah dengan kebohongannya...
Jangan marah dulu, jangan jangan memang ada hal buruk ini yang terjadi dalam rumah Anda
Menikah kemudian dikaruniai amanah putra atau putri oleh Allah adalah sebuah kebahagian yang sangat luar biasa, namun tidak sedikit bagi para orang tua kurang berhati-hati dalam mendidik buah hatinya. Tanpa terasa cara mendidik yang dilakukan orang tua akan berpengaruh negatif kepada diri anak.
Kelakuan anak-anak yang terkadang nakal dan suka berbohong sering membuat jengkel dan marah.
Tanpa sadar kita sebagai orang tua setiap hari sering membohongi anak, banyak yang tidak faham anak menangis karena ia belum memahami keadaan.
“Awas jangan kesitu, nanti digigit setan lho”
“ayo di minum obatnya sayang, nggak pahit kok... enak?”
“Kalau pijat ayah, nanti ayah ajak jalan-jalan” (padahal gak ada niat, hanya agar dipijat aja)
“Cup cup diam ya, gak usah nangis, nanti ibu belikan maenan besok” (padahal gak ada niat, hanya agar anak diam)
Bisa jadi ada orang tua yang menganggap remeh bahwa boleh atau tidak apa-apa berbohong pada anak, karena menganggap masih kecil dan belum paham dan orang tua asyik saja dengan kebohongannya asal anak diam.
Baca juga: "Ayah aku ini kertas putih, hitam putihku tergantung dirimu" Buat Ayah yang Selalu Masabodoh
Anak adalah “mesin fotocopy hebat”. Ia akan menagih janji tersebut dan akan sangat kecewa jika tidak jadi, serta akan mengingat kuat “kebohongan” tersebut yang nantinya akan ditiru.
Walaupun pada anak kecil, kita tidak boleh berbohong dan berdusta. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻝَ ﻟِﺼَﺒِﻲٍّ ﺗَﻌَﺎﻝَ ﻫَﺎﻙَ ﺛُﻢَّ ﻟَﻢْ ﻳُﻌْﻄِﻪِ ﻓَﻬِﻲَ ﻛَﺬْﺑَﺔٌ
“Barangsiapa yang berkata kepada anak kecil, “Kemarilah, saya akan memberimu sesuatu”, lalu ia tidak memberinya, maka itu adalah sebuah kebohongan.”
Harusnya dijelaskan dengan jujur:
“Jangan nakal, karena bukan akhlak mulia dan merugikan diri sendiri”
“Ayo makan yang banyak, supaya jadi mukmin kuat dengan makan bergizi” dll
Bagaimanapun juga dusta tetaplah tidak boleh hukum asalnya (kecuali yang ada udzur dari syariat). Berdusta walaupun untuk niat baik, semisal berdusta agar orang lain tertawa dan senang, maka ini saja tidak boleh dan keras ancamannya. Dilansir wajibbaca.com dari muslimafiyah dan berbagai sumber lainnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻭَﻳْﻞٌ ﻟِﻠَّﺬِﻱ ﻳُﺤَﺪِّﺙُ ﺑِﺎﻟْﺤَﺪِﻳﺚِ ﻟِﻴُﻀْﺤِﻚَ ﺑِﻪِ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡَ , ﻓَﻴَﻜْﺬِﺏُ ﻭَﻳْﻞٌ ﻟَﻪُ ﻭَﻳْﻞٌ ﻟَﻪُ
“Kecelakaan bagi orang yang telah bercerita dengan suatu omongan untuk membuat suatu kaum jadi tertawa, lalu ia dusta. Kecelakaan baginya, kecelakaan baginya”.
Kita usahakan jangan sampai berbohong, karena balasan pahalanya sangat besar yaitu jaminan surga.
Rasululmah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
ﺃَﻧَﺎ ﺯَﻋِﻴْﻢٌ ﺑِﺒَﻴْﺖٍ ﻓِﻲْ ﺭﺑﺾ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻟَﻤَﻦْ ﺗَﺮَﻙَ ﺍﻟْﻤِﺮَﺍﺀَ ﻭَﺇِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﻣُﺤِﻘًﺎ ﻭَﺑِﺒَﻴْﺖٍ ﻓِﻲْ ﻭَﺳَﻂِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻟِﻤَﻦْ ﺗَﺮَﻙَ ﺍﻟْﻜَﺬِﺏَ ﻭَﺇِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﻣَﺎﺯِﺣًﺎ ﻭَﺑِﺒَﻴْﺖٍ ﻓِﻲْ ﺃَﻋْﻠَﻰ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻟِﻤَﻦْ ﺣَﺴُﻦَ ﺧُﻠُﻘُﻪُ
“Aku akan memberikan jaminan sebuah rumah di pinggir surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan sekalipun ia benar, dan rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta sekalipun ia bercanda, serta rumah di bagian atas surga bagi orang yang akhlaknya bagus”.[3]
Allah berfirman,
ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﻛُﻮﻧُﻮﺍ ﻣَﻊَ ﺍﻟﺼَّﺎﺩِﻗِﻴﻦَ
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar/jujur”. (Qs at-Taubah/9:119)
Dampak psikologis pada anak ketika orangtua suka bohong.
Psikolog sekaligus Direktur Parent WellBeing Jodie Benveniste pernah berkata, “Ketika kita menepati janji dengan anak kita, kita membantu mereka mengembangkan pemahaan tentang kepercayaan dan bisa menghormati orang lain. Sebagai orang tua, kita juga bisa memproyeksikan bahwa kita ini sosok yang jujur dan bisa dipercaya, itu membantu menciptakan rasa aman bagi anak-anak.”
Baca juga: "Kamu Belum Khitan Sholatnya Dibelakang Saja, Nanti Jamaahnya Batal", Apa Benar?
Namun ketika orangtua mulai menunda- nunda hadiah saat anak berbuat baik, hal itu akan membuat kepercayaan si anak terhadap orangtuanya menghilang.
Kebiasaan orangtua ini akanmulai ditiru oleh anak karena dianggap bukan hal yang salah. Anak akan mulai menjadi pembohong karena baginya tidak masalah kalau kita berjanji kemudian ingkar janji.
Hal ini mungkin terlihat sepele dan biasa saja tapi saat sesuatu sudah masuk ke dalam otak bawah sadar maka semua akan menjadi kebiasaan yang ujung ujungnya tetap anak yang disalahkan karena dianggap suka berbohong.
Untuk orangtua mulailah untu tidak berbohong pada anak lagi.
Katakan saja apa yang semestinya karena semua kebohongan atau apapun yang dilakukan pada anak di masa kecilnya akan berpengaruh kepada anak saat dewasa kelak. Kalau memang obta pahit, katakan saja pahit, tapi obat ini bisa menyembuhkan sakit kamu. Kalau anak susah makan atau tidur beri penjelasan logis pada anak agar anak merasa tidak dibodohi.
Tanpa disadari yang membentuk anak menjadi pembohong, menjadi penakut dan sering tidak percaya diri adalah orangtua si anak itu sendiri. Jadi hati-hati yah kalau mau menjanjikan sesuatu pada anak atau menjelaskan sesuatu pada anak karena dampaknya akan muncul saat dia dewasa atau sudah besar kelak.
Jujurlah dan beritahukan yang sebenarnya karena kejuuran adalah kunci yang paling utama untuk menjadikan tumbuh kembang si anak menjadi lebih baik.
Dengan jujur maka sebagai orangtua, ayah dan ibu akan menjadikan anak-anak kalian sebagai orang yang hebat di masa depan.
Berhentilah berbohong pada anak karena akan berpengaruh pada psikologi anak anda.
Jangan membuat anak kecewa dan biarkan anak menyebarkan kejujuran pada teman-teman dan lingkungannya bukan malah berbohong.