Phobia Adalah Rasa Takut yang Berlebihan, Tapi Itu Bisa Diobati Dengan Cara Berikut

Penulis Khoilul Nur Fadilah | Ditayangkan 10 May 2018


Phobia Adalah Rasa Takut yang Berlebihan, Tapi Itu Bisa Diobati Dengan Cara Berikutilustrasi via generasizeru.com

Phobia sebenarnya bukan takut berlebihan yang biasa... Karena ada macam-macamnya.

Phobia itu apa sih? Selama ini orang salah tangkap akan arti phobia. 

Phobia dianggap sebagai rasa ngeri terhadap sesuatu hal. Sehingga banyak orang dibully saat mengalami phobia.

Mari kita bahas bersama, dan bagaimana cara menyembuhkan phobia ini..

Phobia adalah rasa takut pada suatu hal atau fenomena berlebihan. 

Hal ini akan berdampak pada emosi seseorang. 

Phobia biasanya disebabkan karena seseorang mengalami trauma masa lalu dan biasanya trauma itu membekas didalam kesadarannya.

Phobia sebenarnya termasuk ke dalam penyakit gangguan kecemasan. 

Kondisi ini dapat membuat penderitanya depresi, panik, serta membatasi kegiatan.

Phobia bisa bersifat spesifik atau kompleks. 

Contoh-contoh fobia spesifik, di antaranya adalah takut terhadap kedalaman air, ketinggian, hewan, dokter, jarum suntik, darah, atau takut tertular penyakit seksual.

Sedangkan contoh fobia kompleks, di antaranya adalah takut terhadap situasi sosial, takut berbicara di depan umum, atau takut berada di ruang terbuka.

Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. 

Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Phobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi.

Fiksasi adalah suatu keadaan di mana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya.

Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrem seperti trauma bom, terjebak lift dan sebagainya.

Phobia disebabkkan karena faktor biologis yang dimiliki seseorang. 

Misalnya seperti aliran darah atau metabolisme di dalam otak yang tiba-tiba meningkat. 

Selain itu, penyebab lain phobia adalah karena adanya bagian yang tidak normal di struktur otaknya.

Namun, para ahli psikolog sepakat bahwa phobia yang paling sering terjadi adalah phobia yang diakibatkan oleh kejadian traumatis dan membekas di pikirannya.

Phobia Paling Sering Dialami

1. Takut pada hewan 

Rasa takut pada hewan tertentu dikenal dengan istilah Zoophobia. 

Dari 400 responden yang berpartisipasi dalam survey ini, ternyata mayoritas di antaranya menderita phobia jenis ini. 

Hewan-hewan yang menjadi biang keladi ketakutan di antaranya adalah ular dan tikus. 

Namun ada juga orang-orang yang mengalami phobia pada hewan lain, semisal anjing atau yang disebut Cynophobia,burung

(Ornithophobia), laba-laba (Acarhnopobhia), serta lebah (Apiphobia). 

2. Ketinggian 

Selain hewan, hal lain yang menjadi biang keladi ketakutan adalah ketinggian atau dikenal juga dengan istilah Acrophobia. 

Seseorang yang menderita phobia jenis ini akan berusaha menghindari tempat-tempat tinggi. 

Mereka akan merasa ketegangan yang luar biasa jika terpaksa harus berada di tempat tinggi. 

Tak hanya itu, rasa mual, pusing, keringat dingin, serta ritme jantung yang tidak beraturan juga dialami pengidap Acrophobia. 

3. Kegelapan 

Selama ini, rasa takut akan gelap kerap dialami anak-anak. 

Namun, nyatanya, banyak orang dewasa yang juga takut gelap, terlebih ketika mereka ditinggal sendiri dalam ruangan tertutup dan gelap gulita. Istilah penderita penyakit ini adalah Achluophobia. 

Penderita Achluophobia akan merasakan lemas pada tubuhnya.

4. Badai, Petir, Kilat 

Seseorang yang mengalami phobia pada petir dikenal juga dengan istilah pengidap brontophobia. 

Saat “berhadapan' dengan petir, Penderita Brontophobia bisa mengeluarkan keringat dingin dan jantung akan berdegup kencang.

Karenanya, mereka akan menolak keluar ruangan jika terjadi hujan petir. 

Mereka bahkan bisa bersembunyi di balik pintu, menutup kepala dengan bantal atau melakukan semua hal untuk menghindari petir. 

5. Jarum suntik 

Belonephobia atau ketakutan berlebihan pada jarum suntik juga sering dialami sebagian orang. 

Seorang yang menderita phobia jarum suntik akan merasakan takut yang luar biasa ketika harus melihat atau berhubungan langsung dengan jarum suntik. 

Secara fisik, jarum suntik memang menakutkan dan bisa menimbulkan rasa sakit ketika ditusukkan ke bagian tubuh kita. 

Bayangan itu bisa terus menerus menghantui penderita Belonephobia. 

6. Keramaian 

Seseorang yang menderita Agoraphobia (takut keramaian) biasanya akan terlihat sangat cemas saat berada di tengah-tengah kerumunan orang. 

Jika orang yang berada di sekitarnya semakin lama semakin bertambah maka ia akan berusaha kabur dan menghindar. 

Mereka yang menderita Agoraphobia lebih suka menyendiri.

7. Takut pada angka 13 

Triskaidekaphobia adalah perasaan takut berlebihan terhadap angka 13. 

Bagi seseorang yang menderita phobia jenis ini, angka 13 dianggap sebagai angka kramat yang memiliki daya magis. 

Konon, siapa yang berhubungan dengan angka ini akan berdampak pada kesialan. 

Di beberapa tempat, kepercayaan ini ditunjukkan dengan dilewatkannya angka 13 dalam urutan lantai gedung. 

8. Takut pada benda-benda tertentu 

Ada beberapa orang yang takut pada benda-benda tertentu yang sebetulnya bisa menjadi tidak wajar bagi orang awam. 

Misalnya saja ketakutan pada boneka atau yang dikenal dengan Pediophobia. 

Ada juga orang yang takut dengan karet gelang, kancing, dan benda-benda lainnya. 

Berbagai cara akan mereka lakukan agar tidak sampai melihat, apalagi bersentuhan dengan benda-benda tersebut. 

9. Ruangan sempit 

Jenis phobia dengan nama lain Claustrophobia ini akan muncul ketika berada di dalam ruangan sempit seperti lift, kamar mandi yang berukuran kecil, dan tempat-tempat sempit lainnya. 

Mereka cenderung akan mulai gugup, berkeringat, serta kehabisan napas saat berada di ruang yang sempit. 

Apabila ada orang yang menderita Claustrophobia sebaiknya diberikan tempat duduk di dekat jendela atau lebih baik memilih naik eskalator atau memakai tangga ketimbang mengunakan lift. 

10. Berbicara di depan orang banyak 

Istilah untuk ketakutan berbicara di depan umum adalah Glossophobia. 

Mereka yang menderita phobia ini selalu berusaha menghindari kesempatan untuk berbicara di depan publik. 

Demam panggung adalah salah satu contoh sederhana dari Glossophobia. 

Mereka yang mempunyai phobia ini biasanya menunjukkan gejala takut, gelisah, keluar keringat dingin, merasa tertekan, panik, hingga mual.

11. Gejala fobia

Tanda fobia pada diri seseorang dapat mudah dikenali dari reaksi takut berlebihan yang diperlihatkannya ketika melihat objek atau menghadapi situasi tertentu. 

Selain rasa takut yang berlebihan, fobia juga bisa disertai dengan serangan panik yang ditandai dengan:

  • Disorientasi atau bingung.
  • Pusing dan sakit kepala.
  • Mual.
  • Dada terasa sesak dan nyeri.
  • Sesak napas.
  • Detak jantung meningkat.
  • Tubuh gemetar dan berkeringat.
  • Telinga berdenging.
  • Sensasi ingin selalu buang air kecil.
  • Mulut terasa kering.
  • Menangis terus-menerus dan takut ditinggal sendirian (terutama pada anak-anak).

Penyebab Fobia

Hingga kini penyebab fobia belum diketahui secara jelas. Meski begitu, ada beberapa faktor yang diduga kuat dapat memicu  kondisi ini, di antaranya:

  • Peristiwa traumatis atau pengalaman buruk. Fobia sering dikaitkan dengan  peristiwa traumatis yang dialami sebelumnya atau pengalaman buruk pada masa kecil. Misalnya, seseorang yang pernah terkurung saat masih kecil cenderung takut terhadp ruang tertutup ketik baeranjak dewasa.
  • Perubahan fungsi otak. Beberapa fobia spesifik dapat disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada fungsi otak.
  • Genetik dan lingkungan. Fobia dapat terjadi karena pengaruh dari lingkungan atau keluarga. Contohnya, seseorang cenderung akan mengalami fobia jika dibesarkan oleh orang tua yang sering mengalami kecemasan.

Diagnosis dan Pengobatan Fobia

Bicara pengobatan phobia haruslnya spesifik phobia pada hal apa. 

Jadi bisa diuraikan cara menghilangkan rasa takut terhadap benda atau hal tersebut.

Fobia biasanya dapat mudah terdiagnosis oleh dokter dari gejala-gejala yang mengarah pada kondisi tersebut, dengan diperkuat oleh riwayat penyakit (termasuk kejiwaan), riwayat penggunaan obat, dan riwayat kehidupan sosial pasien.

Penanganan terhadap fobia dapat dilakukan melalui terapi psikologi, salah satunya yang efektif adalah terapi perilaku kognitif.

Terapi ini membantu pasien mengubah cara pandang dan cara bersikap terhadap suatu masalah. 

Dalam kasus fobia, ahli terapi akan membantu pasien mengatasi rasa takut melalui teknik pemaparan atau desentisasi. 

Dengan teknik pemaparan terhadap benda atau suasana yang ditakuti, rasa takut diharapkan dapat berkurang secara bertahap. 

Sehingga pada akhirnya pasien dapat mengendalikn fobia yang dialami.

Contohnya, adalah pada pasien yang mengalami fobia terhadap ular. 

Awalnya, pasien akan diminta untuk membaca tulisan tentang ular, lalu diperlihatkan gambar hewan  tersebut. 

Tahapan berikutnya adalah dengan mengunjungi kandang ular, yang dilanjutkan dengan memegang reptil tersebut secara langsung.

Di samping teknik tersebut, ahli terapi juga akan mengajarkan pasien teknik untuk mengendalikan diri. 

Misalnya, melalui teknik relaksasi untuk membantu mengatur ketenangan dan pernapasan, atau teknik visualisasi untuk membayangkan keberhasilan mengatasi situasi.

Hasil yang lebih efektif akan terlihat saat beberapa teknik terapi dipadukan dengan ditunjang oleh penerapan gaya hidup sehat. 

Misalnya beristirahat secara cukup, mengkonsumsi makanan sehat secara teratur, dan rajin berolahraga.

Selain melalui terapi, gejala fobia juga dapat diredakan dengan obat-obatan. 

Kendati demikian, obat biasanya hanya diberikan untuk jangka waktu pendek. 

Contoh obat yang kemungkinan  diresepkan dokter dalam kasus fobia adalah:

Penghambat pelepasan serotonin (SSRIs). 

Obat ini bekerja dengan cara memengaruhi salah satu hormon transmiter di dalam otak, yaitu hormon serotonin, berperan dalam menciptakan dan mengatur suasana hati.

Penghambat beta (beta blockers). 

Obat yang biasanya digunakan untuk mengatasi hipertensi dan gangguan jantung  ini  diberikan untuk menghambat reaksi-reaksi yang muncul dari stimulasi adrenalin akibat  rasa cemas. 

Seperti suara dan tubuh gemetar, jantung berdebar, atau tekanan darah meningkat.

Benzodiazepine. 

Obat ini diberikan untuk mengatasi kecemasan dalam tingkat yang parah. Biasanya pemberian benzodiazepine akan dikurangi

Demikian penjelasan mengenai phobia. Semoga penjelasan ini bisa menambah wawasan Anda.

SHARE ARTIKEL