Wajah Beruntusan Tubuh Ruben Juga Kurus, Kenali Penyakit Kurang Protein yang Bahaya ini

Penulis Penulis | Ditayangkan 09 Apr 2018

Wajah Beruntusan Tubuh Ruben Juga Kurus, Kenali Penyakit Kurang Protein yang Bahaya ini
Sumber gambar kompas.com

Jika Anda mengalami salah satu gejala atau beberapa tanda seperti yang dialami ruben onsu, disarankan untuk mencari perhatian medis segera.

Penyakit yang tidak bisa dianggap remeh.

Presenter Ruben Onsu menjelaskan penyebab wajahnya dipenuhi jerawat. Sebagai informasi, usai jatuh sakit beberapa waktu lalu, Ruben tampak kurus dan wajahnya tak lagi mulus seperti sebelumnya. "Orang-orang juga bilang, itu ada yang enggak wajar di mukanya Ruben, bruntusan. Jadi ini saya jelaskan," ujar Ruben dalam wawancara di Studio TransTV.

Ruben mengatakan bahwa setelah jatuh sakit karena kekurangan protein, dokter menyarakan padanya untuk rutin meminum susu berprotein tinggi. Namun, syaratnya ia harus mengimbanginya dengan olahraga.

"Kayak orang-orang yang mau bikin otot minum susu itu. Nah, tapi saya kapan olahraganya? Tidur aja berantem, dalam arti gue acara aja baru selesai jam dua atau tiga pagi. Terus tidur jam empat atau enam pagi. 

Thalia bangun tidur jam tujuh, manggil-manggil ayah... ayah..., terus saya melek lagi," kata Ruben. "Makanya gimana mau olahraga gitu, itu aja udah berantem sama waktu. 

Jadi ya gini, berjerawat," sambungnya. Lalu, tentang berat badannya yang sampai sekarang jadi bahan komentar warganet, Ruben menegaskan bobot tubuhnya sudah mulai normal lagi.

Wajah Beruntusan Tubuh Ruben Juga Kurus, Kenali Penyakit Kurang Protein yang Bahaya ini
Sumber gambar kompas.com

Bahkan, bisa dibilang hampir melebihi yang semula. "Itu netizen ngomong, 'Ruben kurusan, Ruben ini'. Aduh... jelas-jelas gue kemarin itu sakit karena kekurangan protein, kaya tabung kosong diisi lagi. Gue sekarang udah 62 kilogram, udah mulai kembali engap-engap lagi," ujar Ruben.

Apa sih bahayanya jika penyakit kekurangan protein seperti ruben onsu ini dibiarkan?

Protein adalah zat nutrisi utama tubuh yang diperlukan untuk sebagian besar fungsi tubuh yang vital. 

Kekurangan protein dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan dan juga penyakit seperti kwashiorkor dan marasmus. Dan masih banyak penyakit-penyakit akibat kekurangan protein lainnya, akan kita ketahui sebentar lagi.

Kenali Gejala Kekurangan Protein

Mengingatnya pentingnya fungsi protein, maka kurangnya protein memiliki tanda dan gejala yang digambarkan dalam perubahan tubuh. Jika Anda mengalami salah satu gejala atau beberapa tanda berikut, maka disarankan untuk mencari perhatian medis segera. Beberapa gejala kekurangan protein: 
  1. Lemah otot dan sakit otot 
  2. Peningkatan retensi cairan, ditandai dengan bengkak pada kaki, perut bahkan seluruh tubuh (edema) 
  3. Kulit kering dan ruam 
  4. Mudah lesu 
  5. Berat badan menurun 
  6. Gampang gelisah 
  7. Mual 
  8. Sering mengalami borok di kulit 
  9. Luka sukar menyembuh 
  10. Sakit kepala terus menerus I
  11. Insomnia 
  12. Perubahan mood 
  13. Depresi 
  14. Perubahan warna kulit
Adapun beberapa penyakit yang dapat ditimbulkan akibat kekurangan protein, bisa sangat membahayakan hingga menyebabkan kematian. Seperti yang dikutip dari hallosehat.com berikut ini diantaranya :

1. Marasmus

Marasmus merupakan bentuk kekurangan gizi buruk, yang paling banyak ditemui pada bayi dibawah usia 12 bulan. Penyebabnya bisa terjadi karena kekurangan protein yang sering disertai dengan gejala kekurangan karbohidrat.

2. Kwashiorkor

Penyakit kwashiorkor ini merupakan penyakit yang bisa terjadi akibat kekurangan protein. Berbeda dengan marasmus, penyakit ini paling banyak ditemukan pada anak-anak usia 1 hingga 3 tahun. Apabila pada marasmus tubuh penderitanya cenderung kurus, maka pada kwashiorkor penampilan dari penderita terlihat normal.

3. Cachexia

Penyakit cachexia merupakan penyakit yang menyerang seseorang akibat kekurangan protein. Menurut American Journal of Clinical Nutrition, penyakit ini dapat menyebabkan penurunan berat badan, penyakit kanker, gagal ginjal, penyakit menular AIDS,  bahkan kematian apabila tidak ditangani dengan baik.

4. Gagal Hati

Gagal hati adalah merupakan penyakit yang menyebabkan kerusakan dan kehilangan fungsi hati akibat ketidakmampuan sel hati untuk beregenerasi. Hal ini juga menjadi penyakit akibat kekurangan protein. Karena menimbulkan hal yang membahayakan, maka kondisi ini sangat memerlukan penanganan medis.

5. Apati

Definisi dari apati yaitu suatu kondisi yang menyebabkan emosi menjadi tumpul. Efek penyakit akibat kekurangan protein ini, bisa mempengaruhi tingkah laku dan fungsi kognitif. Biasanya, apati sering disertai dengan depresi. Namun, kedua hal ini berbeda. Jika depresi berupa gangguan emosi, maka apati berupa gangguan motivasi.

6. Edema

Penyakit edema ini merupakan nama lain dari retensi air, yakni penyakit kekurangan protein yang paling sering diderita manusia. Jika darah yang mengalir pada tubuh tidak memiliki protein yang cukup, maka seseorang bisa mengalami gejala tekanan darah rendah sehingga gampang pusing, lemas dan malas beraktifitas.

Akibatnya, genre darah yang tidak mengandung protein dapat membentuk jaringan pada sekitar pembuluh darah yang mirip dengan gumpalan air. Jaringan inilah yang biasa disebut dengan edema.

Penyakit akibat kekurangan protein, tentu saja bisa terjadi pada siapa saja. Sehingga kita perlu mewaspdainya dengan melakukan gaya hidup sehat terhadap pola makan yang mencukupi kebutuhan nutrisi protein ini.
SHARE ARTIKEL