Tantrum Adalah Emosi Anak yang Meledak Ledak dan Berikut Cara Mengedalikan
Penulis Desy wahyuningsih | Ditayangkan 28 Apr 2018ilustrasi via Mommyasia
Apa itu tantrum?
Tantrum biasanya dikaitkan dengan anak-anak atau orang-orang dalam kesulitan emosional.
Yang biasanya ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, menjerit-jerit, pembangkangan, mengomel marah yang meledak ledak...
Tantrum adalah hasil dari energi tinggi dan kemampuan yang tidak mencukupi dalam mengungkapkan keinginan atau kebutuhan “dalam bentuk kata-kata”.
Kehadiran seorang anak tentu saja sangat didambakan oleh orangtua.
Tak jarang, bagi sebagian orang, orangtua akan melakukan upaya apapun untuk mendapatkan keturunan.
Tak heran, setelah mendapatkan keturunan, orangtua cenderung memanjakan anak bahkan sampai tahap yang tidak wajar.
Padahal, risiko yang kurang menyenangkan dapat terjadi pada anak dan orangtua.
Hal itu disebut dengan temper tantrum adalah ledakan emosi.
Biasanya dikaitkan dengan anak-anak atau orang-orang dalam kesulitan emosional, yang biasanya ditandai dengan sikap keras kepala.
Menangis, menjerit, berteriak, menjerit-jerit, pembangkangan, mengomel marah, resistensi terhadap upaya untuk menenangkan.
Kejadian kejadian ini sering di alami pada anak anak usia 15 bulan hingga 4 tahun.
Sikap yang ditunjukan berupa rasa tidak senang pada suatu objek atau lingkungannya.
Pada umumnya temper tantrum dapat dikategorikan menjadi tiga jenis yaitu usia dibawah 3 tahun yang sering diekspresikan dengan menangis.
Memukul, menjerit, menendang bahkan dalam kasus yang parah adalah membentur bentur kepalanya ke tembok.
Kedua pada usia tiga sampai empat tahun dengan ekspresi kemarahan yang diungkapkan dengan membanting, merengek, mengkritik bahkan sampai menghentak-hentakan kaki.
Terakhir adalah pada usia 5 tahun ke atas dengan mengkritik diri sendiri, memukul bahkan yang lebih parah merusak benda benda yang ada disekitarnya.
Cara Mengendalikan Emosi
Mengatasi anak yang kerap marah-marah, mengamuk, dan suka banting-banting barang bukanlah perkara yang mudah.
Kondisi itu sering disebut tantrum pada anak. Kondisi ini merupakan hal yang umum terjadi, terutama pada anak yang berusia antara 1 hingga 4 tahun.
Kendati menyeramkan, tantrum pada anak merupakan salah satu cara belajar anak untuk berkomunikasi secara efektif dengan Anda dan lingkungannya.
Berikut beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk membantu anak mengendalikan emosi dan meredam amarahnya.
Mengetahui Penyebab Tantrum Pada Anak
ilustrasi via Aura.co.id
Pastikan Anda mengetahui terlebih dulu penyebabnya.
Berbagai penyebab anak marah dan meluapkan emosinya karena lingkungan kurang nyaman, keinginannya tidak terpenuhi, lapar, bosan, dan mengantuk.
Hal ini akan membantu Anda untuk mencegah ledakan emosi yang dialami anak di kemudian hari.
Apabila anak sedang mengalami kekecewaan, berikan empati terlebih dulu kepadanya, baru kemudian menasihatinya.
1. Mengalihkan perhatiannya
ilustrasi via Haibunda
Dengan mengalihkan perhatian, anak akan melupakan kekecewaan dan kemarahan yang dirasakannya.
Pengalihan perhatian ini, misalnya dengan mengajaknya melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti,
Menggambar, bernyanyi, berolahraga, bersepeda, dan bermain mainan favoritnya.
2. Bersikap tenang
ilustrasi via Pendidikan Karakter
Anak yang tiba-tiba marah memang bisa menyulut emosi Anda.
Namun, berusahalah untuk bersikap tenang dan santai menghadapi si Kecil.
Sikap tenang akan membuat Anda lebih mudah mencari solusi untuk meredakan amarah anak.
Jangan sampai Ayah bunda tersulut emosi yang sama, jika kejadian tersebut terjadi di tempat umum, bawalah anak ke tempat sepi dan hindari untuk memarahinya.
3. Memberi perhatian dan pelukan
ilustrasi Vebma.com
Bagi beberapa anak, perhatian dan pelukan Ibu dapat membuatnya merasa nyaman dan aman.
Ledakan emosinya sedikit demi sedikit bisa berkurang saat Anda memeluknya dan memberikan perhatian positif kepadanya.
Hal ini akan membuatnya merasa senang dan disayangi.
4. Biarkan anak tenang dulu untuk diajak berdiskusi
ilustrasi via WordPress.com
Lebih baik Anda menunggu sampai anak merasa tenang baru kemudian mengajaknya berbicara mengenai masalahnya.
Ketika anak sudah tenang, akan lebih mudah diajak berdiskusi untuk mengatasi masalahnya.
Jenis Tantrum Pada Anak
Tantrum pada anak terdiri dari dua jenis, yaitu tantrum frustasi atau tantrum manipulatif.
Kedua jenis tantrum ini dapat dijelaskan melalui tindakan dan tujuan anak melakukannya.
1. Tantrum frustasi, jika anak tiba-tiba meledak
Seperti penjelasan di atas, bisa jadi ia merasa tidak mampu mengendalikan emosi.
Namun, ia sebenarnya tidak menginginkan hal tersebut.
Dr. Sears, dokter spesialis anak ternama, menyebutkan bahwa tantrum frustasi dapat disebabkan kelelahan, rasa lapar, bosan, stimulasi berlebihan, atau karena sakit.
Jika anak mengalami tantrum frustasi, anda dapat melakukan beberapa hal di bawah ini :
- Bantulah ia menyelesaikan pekerjaan yang dianggap sulit.
- Tetaplah berada di sekitarnya.
- Berikan kesempatan untuk menyendiri jika ia membutuhkan.
- Belai atau peluk anak jika ia tidak keberatan.
- Gunakan suara tegas namun lembut jika tantrum masih terjadi selama sepuluh ke depan.
- Pastikan ia tidak merusak atau menyakiti diri ketika tantrum terjadi.
- Konsultasikan dengan ahli tumbuh kembang anak jika anda telah melakukan langkah di atas namun belum berhasil.
2. Tantrum manipulatif, tantrum dibuat-buat agar menuruti keinginan anak
Tantrum jenis ini berbeda dengan tantrum frustasi.
Cara ini digunakan anak untuk membuat orang dewasa di sekitarnya menuruti keinginannya.
Kebanyakan, tantrum ini muncul ketika anak mendapat penolakan.
Lalu, anak mulai meledak sampai orang tua atau orang dewasa mengubah pendiriannya.
Jika anak mengalami tantrum frustasi, anda dapat melakukan beberapa hal di bawah ini :
- Bantulah ia menyelesaikan pekerjaan yang dianggap sulit.
- Tetaplah berada di sekitarnya.
- Berikan kesempatan untuk menyendiri jika ia membutuhkan.
- Belai atau peluk anak jika ia tidak keberatan.
- Gunakan suara tegas namun lembut jika tantrum masih terjadi selama sepuluh ke depan.
- Pastikan ia tidak merusak atau menyakiti diri ketika tantrum terjadi.
Konsultasikan dengan ahli tumbuh kembang anak jika anda telah melakukan langkah di atas namun belum berhasil.