Pernikahan yang Didasari Harta, Pasti Akan Mengalami Hal-hal ini dalam Berumah Tangga

Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 13 Apr 2018

Pernikahan yang Didasari Harta, Pasti Akan Mengalami Hal-hal ini dalam Berumah Tangga
Foto via islami.com

Salah satu pernikahan yang dibenci Allah....

Jangan menikah jika tujuan Anda seperti ini...

Masih banyak pernikahan yang didasari harta, menikah harus sederajat, dan biasanya tuntutan mertua, menikah harus punya mobil, punya rumah dulu....

Padahal pernikahan semacam ini akan mendapat akibat yang buruk terhadap rumah tangga, Apa pernikahan anda juga termasuk?

Tak dapat dipungkiri bahwa masih banyak sekali hubungan pernikahan yang didasari oleh harta. Entah ini karena paksaan orangtua atau bahkan karena permasalahan lain.

Baca juga : 13 Adab Sederhana Istri Pada Suami, Banyak Istri yang Belum Benar Melakukannya

Sebagai seorang muslimah, hendaknya kita mengutamakan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dibanding berapapun banyaknya motivasi untuk menikah, bahwa yang paling utama dipilih saat menikah adalah agama dan akhlak...

Sebenarnya pernikahan yang didasari oleh harta akan sulit bertahan. Sulit bertahan jika yang berharta itu “tak beragama”.
Ini karena materi adalah hal yang kondisinya bisa naik dan turun. Karena itu, hubungan yang didasari oleh materi atau harta mudah rapuh dan tak jarang berantakan alias runtuh.

Membina hubungan itu dibutuhkan kerja keras karena ada masa naik dan turunnya.

Jika hubungan didasari oleh hal-hal yang berkaitan dengan kesenangan seperti masalah harta, uang banyak, bisa jalan-jalan kemanapun tanpa mikir maka konflik akan lebih mudah datang.

Lalu yang menjadi pertanyaan selama ini adalah apakah hubungan yang didasari oleh harta bisa menumbuhkan cinta?

Hubungan yang didasarkan karena harta bukan berarti tidak bisa menumbuhkan cinta.

Cinta bisa ditemukan jika pasangan mau berusaha bersama menemukan hal-hal lebih dalam, merajut cinta karena Allah dengan ngaji bersama, pergi haji atau umrah bersama, itu lebih sweet ketimbang hanya memikirkan materi dan kesenangan.

Baca juga : Aktivitas Disurga yang Menjadi Kesibukan Penghuninya ini Bisa Kita Cicipi di Dunia

Psikolog pun menyarankan agar definisi materi tak hanya terbatas pada uang dan barang.

Namun, bisa lebih luas seperti waktu kebersamaan atau kehangatan dalam keluarga.

Dikutip dari liputan6, “Hubungan kan bukan sekadar materi. Misalnya keinginan bersama untuk mengasuh anak dengan kasih sayang dan rasa tanggung jawab,” tutup Ika Nirmala seorang psikolog dari Yayasan Pulih.

Ada Pernikahan Yang Di Benci Allah

Lantas seperti apa pernikahan yang mendapat ancaman dari Rasulullah SAW tersebut ?

1.Pernikahan karena kedudukan

Seseorang/ pasangan muslim yang menikah bukan karena memandang akhlak atau agama calon pasangannya, melainkan karena tingginya kedudukan pangkat dan derajat yang mulia dalam pandangan sesama manusia maka ia akan mendapatkan kebalikannya dari Allah SWT yaitu sebuah kerendahan.

Sebagaimana disebutkan bahwa “Siapa saja yang menikahi seorang wanita karena memandang kedudukannya, maka Allah SWT akan menambahkan baginya kerendahan.”

Na’udzubillah.. diibaratkan mendapatkan kedudukan mulia di dunia namun begitu rendah dihadapan Allah SWT.

2. Pernikahan karena harta benda 

Paling sering kita jumpai, memang realistis saja jika mengharapkan kehidupan yang berkecukupan dan serba ada. Namun pernikahan dengan alasan harta maka sejatinya ia menjadi orang miskin yang sesungguhnya.

Karena sesungguhnya ketika seseorang yang miskin lalu ia memutuskan untuk menikah, maka Allah SWT menjanjikannya kekayaan dan kecukupan di dalam hidup.

Sementara orang-orang yang menikah hanya karena memandang harta calonnya dengan harapan harta itu kelak menjadi miliknya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang sangat merugi.

Sebagaimana dikatakan bahwa “Siapa saja yang menikahi seorang wanita karena melihat harta bendanya, maka Allah SWT akan menambahkan baginya kemelaratan.”

Tapi dalam konteks lain seseorang diperbolehkan untuk memilih calon pasangannya dengan melihat harta benda yang dimiliki oleh calonnya tersebut. Akan tetapi, harta benda bukanlah syarat pertama yang harus dipenuhi melainkan agamanya yang terlebih dahulu.

Seperti yang dialami oleh  Fatimah binti Qais yang ketika itu di lamar oleh dua orang lelaki. Lalu ia pun mendatangi Rasulullah SAW untuk meminta pendapat dari beliau. Dari Fathimah binti Qais radhiyallahu ‘anha, ia berkata: ‘Aku mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu aku berkata, “Sesungguhnya Abul Jahm dan Mu’awiyah telah melamarku”. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Adapun Mu’awiyah adalah orang fakir, ia tidak mempunyai harta. Adapun Abul Jahm, ia tidak pernah meletakkan tongkat dari pundaknya”.” (HR. Bukhari-Muslim)

Dimana dalam hadits ini Rasulullah SAW tidak merekomendasikan Muawiyah dikarenakan kemiskinannya. Hal ini menunjukkan bahwa masalah kemampuan dalam memberi nafkah perlu diperhatikan. Namun apabila calon suami dapat memberikan nafkah yang dapat menegakkan tulang punggungnya dan keluarganya kelak maka itu sudah mencukupi.

Baca juga : Bolehkah Menikah Ditanggung Orang Tua? Karena Faktanya Masih Banyak yang Begitu

3. Pernikahan karena rupa dan fisik pasangan

Jika hal yang pertama adalah pangkat dan harta maka selanjutnya pernikahan yang dilakukan hanya dikarenakan memandang kecantikan dan keindahan fisik semata. Bahkan Allah SWT akan menambahkan kehinaan bagi orang-orang yang melakukan hal tersebut.

Di dalam Islam dianjurkan untuk memilih pasangan terutama calon istri yang menyenangkan ketika dipandang. Namun bukan berarti hal tersebut menjadi syarat utama untuk sebuah pilihan. Harus ada pertimbangan akhlak dan agamanya.

Pasangan muslim; Sebuah kisah sahabat rasulullah  Zaid bin Haritsah mengalami sebuah kejadian yang tidak mengenakkan. Dimana ia menikah dengan Zainab binti Jahsy, seorang wanita terpandang dan cantik. Sementara Zaid adalah lelaki biasa yang bahkan tidak tampan. Alhasil pernikahan antara keduanya pun tidak berlangsung lama.

Meski demikian Rasulullah SAW memperbolehkan umatnya untuk menjadikan faktor fisik sebagai salah satu kriteria dalam memilih calon pasangan. Sebab paras yang cantik atau tampan merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan kebahagiaan keluarga dan membangun keharmonisan pasangan.

Sebagaimana firman Allah SWT bahwa, “Dan di antara tanda kekuasaan Allah ialah Ia menciptakan bagimu istri-istri dari jenismu sendiri agar kamu merasa tenteram denganya.” (QS. Ar Ruum: 21)

Maka yang demikian jelaslah sahabat ihram, menikah yang didasari dengan kebahagian dunia yang bersifat fana adalah suatu kerendahan di mata Allah dan hal yang tak disukai oleh Rasulullah. Maka setidaknya kita menjauhkan diri dari hal-hal yang dibenci oleh Allah.

Demikian semoga bermanfaat...
SHARE ARTIKEL