Bulan Sya`ban Ala Rasulullah, Amalan Sunnah dan Keistimewaan di Bulan Sya`ban

Penulis Penulis | Ditayangkan 28 Apr 2018
Bulan Sya`ban Ala Rasulullah, Amalan Sunnah dan Keistimewaan di Bulan Sya`ban
Sumber gambar SlideShare

Banyak di antara kaum muslimin yang terjebak dalam amalan-amalan bid’ah di bulan Sya’ban ini karena mereka mengamalkan hadits-hadits yang statusnya lemah, lemah sekali dan bahkan palsu.

Yang benar seperti apa, yang dilakukan Rasulullah...?

Banyak di antara kaum muslimin yang terjebak dalam amalan-amalan bid’ah di bulan Sya’ban ini karena mereka mengamalkan hadits-hadits yang statusnya lemah, lemah sekali dan bahkan palsu.

Padahal terdapat banyak hadits shahih yang menjelaskan dengan rinci bagaimana tuntunan Nabi Muhammad SAW dalam mengisi bulan yang mulia ini.

Berikut ini kami sampaikan sekelumit tuntunan Nabi Muhammad SAW dalam mengisi bulan Sya’ban dan beberapa persiapan yang selayaknya dilakukan oleh kaum muslimin dalam rangka menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan.

Semoga bermanfaat dan selamat menikmati...

Bulan Sya`ban Ala Rasulullah, Amalan Sunnah dan Keistimewaan di Bulan Sya`ban
Sumber gambar Tribunnews.com

1. Memperbanyak Puasa Sunnah

Selain puasa di bulan-bulan haram seperti Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam juga mencontohkan puasa sunnah diperbanyak di bulan Sya’ban ini.

قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Aku (Usamah bin Zaid) berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, saya tidak melihat engkau berpuasa di satu bulan melebihi puasamu di bulan Sya’ban.” Rasulullah menjawab, “Ini adalah bulan yang dilalaikan oleh kebanyakan manusia, yaitu antara bulan Rajab dan Ramadhan. Di bulan inilah amal perbuatan manusia diangkat kepada Rabb semesta alam. Karena itu aku ingin saat amalku diangkat kepada Allah, aku sedang berpuasa.” (HR. An-Nasa’i; hasan)

Al-Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalani dalm Kitab Fathul Bari menjelaskan bahwa kalimat “berpuasa sebulan penuh” adalah ungkapan yang bersifat majaz. Dalam ungkapan bahasa Arab, seseorang bisa menyatakan “berpuasa sebulan penuh” sedangkan maksud sesungguhnya adalah “berpuasa pada sebagian besar hari di bulan itu”.

Sebagian ulama menjelaskan bahwa maksud memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban adalah puasa-puasa sunnah, yakni puasa pada hari Senin Kamis, puasa ayyamul bidh, puasa Dawud dan lainnya.

Bulan Sya`ban Ala Rasulullah, Amalan Sunnah dan Keistimewaan di Bulan Sya`ban

2. Melunasi Hutang Puasa

Bagi para muslimah, sudah wajar bila memiliki hutang puasa Ramadhan karena mereka memiliki udzur syar’i seperti haidh dan nifas yang mengakibatkan haramnya berpuasa.

Karena sudah mendekati Ramadhan lagi, maka hendaknya bagi muslimah yang belum tuntas membayar hutang puasa untuk segera melunasinya di kesempatan bulan Sya’ban ini.

Sebagaimana Sayyidah Aisyah Radhiyallahu ‘anha, beliau pun baru sempat menunaikan hutang puasa di bulan Sya’ban.

كَانَ يَكُونُ عَلَىَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِىَ إِلاَّ فِى شَعْبَانَ . قَالَ يَحْيَى الشُّغْلُ مِنَ النَّبِىِّ أَوْ بِالنَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم

Aku punya hutang puasa Ramadhan, aku tak dapat mengqadhanya kecuali di bulan Sya’ban, karena sibuk melayani Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam (HR. Al Bukhari)

Bulan Sya`ban Ala Rasulullah, Amalan Sunnah dan Keistimewaan di Bulan Sya`ban
Sumber gambar ilmutauhid.com

Selain amalan-amalan yang di lakukan nabi pada bulan sya'ban, dibulan inilah banyak peristiwa yang mengagumkan.

1. Perubahan Arah Kiblat

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa peristiwa perubahan arah kiblat terjadi pada Bulan Sya`ban tepatnya pada tanggal ketiga belasnya. Abu Hatim Al-Bustiy berkata, kaum muslimin melaksanakan salat menghadap ke arah Baitul Maqdis selama 17 bulan lebih tiga hari, kemudian Allah Subhanahu Wata’ala memerintahkan Nabi untuk salat menghadap ke Ka`bah pada hari ketiga belas pertengahan Bulan Sya`ban.

2. Bulan Diangkatnya Amal Perbuatan Seorang Hamba

Imam Nasa`i meriwayatkan bahwa Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam, “Wahai Rasulullah, mengapa aku melihat engkau berpuasa pada bulan Sya`ban tidak seperti yang engkau lakukan ketika berpuasa pada bulan-bulan yang lain?’ kemudian Rasul menjawab, “Pada bulan inilah, orang-orang banyak tidak menyadarinya yaitu bulan yang terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan, pada bulan itulah amal-amal dihaturkan dan dilaporkan kepada Tuhan alam semesta. Oleh karenanya, aku ingin agar ketika amalku dipersembahkan kepada-Nya aku sedang berpuasa.”

3. Melaksanakan Puasa Sunnah Bulan Sya`ban

Sayidah Aisyah ra. berkata, “Tidak pernah Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam berpuasa pada suatu bulan lebih banyak dari bulan Sya`ban, karena pada bulan tersebut beliau berpuasa sebulan penuh. Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda, “Lakukanlah kebajikan sekuat yang kausanggupi, karena Allah tidak akan bosan sehingga kalian bosan sendiri.” (HR. Bukhari-Muslim).

Maksud sabda Nabi, “Sekuat yang kausanggupi,” adalah dalam melakukan ibadah hendaknya dilakukan dengan penuh semangat, motivasi tinggi, dan harapan kepada Allah, karena yang demikian akan menghilangkan kebosanan, kejemuan, dan keputusasaan. Semua sifat-sifat negatif itu jika menyertai ibadah seseorang akan menjadi benalu yang merusak pahalanya.

4. Menghidupkan Malam Pertengahan Bulan Sya`Ban dengan Kebaikan

Imam Baihaqi meriwayatkan dari Aisyah ra bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda, “Jibril datang kepadaku dan berkata, ‘Ini adalah malam Nishfu Sya`ban, dimana Allah memerdekakan hamba-hambaNya dari neraka pada malam ini sebanyak bulu domba Bani Kilab, kecuali bagi orang musyrik, bercekcok, pemutus silaturrahim, anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, dan peminum minuman keras.”

Riwayat di atas memberi gambaran kemuliaan malam Nishfu Sya`ban yaitu malam pertengahan Bulan Sya`ban.

Pada malam itu, rahmat Allah Subhanahu Wata’ala ditebarkan di atas bumi bagi manusia yang saat itu beribadah, bermunajat, dan bertafakkur kepada Sang Pencipta.

Bagi hamba yang memohon ampun dari dosa-dosanya sekalipun dosanya sebanyak buih di lautan, tak terhingga, maka ia akan diampuni semuanya, kecuali dosa-dosa yang disebutkan dalam riwayat tersebut.

Wallahu A’lam bis Showaab...
SHARE ARTIKEL