Beruntungnya Orang Seperti ini Hingga Namanya Dipuji-puji Diatas Langit

Penulis Penulis | Ditayangkan 14 Apr 2018

Beruntungnya Orang Seperti ini Hingga Namanya Dipuji-puji Diatas Langit
Sumber gambar pinterest.com

Siapa orang ini?

Apa keistimewaan orang ini hingga dilangit disebut-sebut oleh penduduk langit.

Allah telah menurunkan hujan sebagai rahmat di saat diperlukan oleh seluruh makhluk. Allah pula menurunkan hujan agar banyak orang mendapat kegembiraan setelah bertahun-tahun hampir putus asa menunggu. Karena itu, al-Quran menyebut hujan sebagai rahmat dan berkah, bukan musibah.

وَهُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْ بَعْدِ مَا قَنَطُوا وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهُ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ (٢٨

Dan dialah yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. dan Dialah yang Maha pelindung lagi Maha Terpuji. (QS. Asy Syuura:28)

Perhatikan kisah berikut ini, diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisahkan:

Suatu ketika, ada seseorang yang sedang berdiri di tanah lapang. Tiba-tiba ia mendengar suara di atas awan, “Wahai awan, hujanilah kebun si Fulan!”

Maka dengan cepatnya awan tersebut menjauh dan menuangkan air di bawah terik mentari. Ketika sudah terkumpul air dari lingkaran awan tersebut, turunlah hujan dengan derasnya mengguyur kebun itu.

Beruntungnya Orang Seperti ini Hingga Namanya Dipuji-puji Diatas Langit
Sumber gambar pinterest.com

Sedangkan di sebuah kebun, ada seorang petani yang sedang berdiri, sembari mengusap keringat yang membasahi tubuhnya. Maka orang yang mendengar suara dari awan bertanya pada petani tersebut, “Wahai hamba Allah! Siapa namamu?”

Petani tersebut menjawab, “Fulan.”

Sesuai dengan nama yang didengarnya dari awan tadi. Petani tersebut balik bertanya, “Mengapa Anda menanyakan namaku?”

Beruntungnya Orang Seperti ini Hingga Namanya Dipuji-puji Diatas Langit
Sumber gambar pinterest.com

Ia menjawab, “Sesungguhnya saya mendengar suara yang ada di antara gumpalan awan yang membawa hujan ini. Suara itu menyuruh, ‘Wahai awan, hujani kebun si fulan’, dan ternyata itu namamu. Apa gerangan yang Anda kerjakan?”

Petani menerangkan,

“Adapun jika benar apa yang kamu ucapkan, sesungguhnya saya selalu memperhatikan dari setiap panen yang keluar dari kebunku ini, maka saya sedekahkan sepertiganya, lalu sepertiganya lagi saya makan bersama keluarga saya, dan sisanya yang sepertiga saya gunakan untuk membiayai kebunku ini.” (Hadits ini shahih. HR Muslim dan Ahmad)
SHARE ARTIKEL