Sebar Hoax "Muazdin Dibunuh Orang Gila", Dosen ini Langsung Dibekuk Polisi

Penulis Unknown | Ditayangkan 02 Mar 2018

Sebar Hoax
foto via sekteviral.fun dan facebook.com

Polda Jawa Barat mengonfirmasi bahwa dosen berjilbab yang ditangkap ini karena menyebar isu hoax muazin dibunuh orang gila adalah anggota The Family MCA (Muslim Cyber Army).

Demikian disampaikan Dikrimum Polda Jawa Barat, Kombes Umar S Fana melansir dari sekteviral.fun, Selasa (27/2/2018).

Perempuan berusia 48 tahun yang mengajar di sebuah universitas ternama di Jogjakarta itu disebut Umar sebagai salahh salah satu jarinya dari Muslim Cyber Army.

Umar menyampaikan, perempuan bernama Tara Asih itu diketahui menyebar isu hoax pembunuhan H Bahro di Cikijing, Majalengka, oleh orang yang berpura-pura gila.

Baca Juga : Polisi Mulai “Kesulitan” Melanjutkan Kasus Sindikat Saracen

Dosen Berjilbab Sebar Isu Muazin Dibunuh Orang Gila, Anggota The Family MCA?
Berita itu ia sebar melalui akun media sosial facebook dan instagram.

Di akun facebook-nya, TARA DEV SAMS, Tara menyebar berita itu sejak Sabtu, tanggal 17 Februari 2018 sekitar jam 12.00 WIB.

“Postingannya lalu dibagikan oleh belasan ribu akun,” beber Umar.

Umar menambahkan, Tara yang dosen Bahasa Inggris itu saat ini sudah ditangkap oleh Polres Majalengka.

The Family MCA Mirip dengan Saracen, Ini Daftar Kesamaan dan Perbedaan. Penangkapan Tara yang tercatat sebagai warga Desa Kalasan, Kabupaten Sleman, Jawa Tengah tersebut dilakukan di rumah kerabatnya di Jakarta Utara.

Selain menangkap Tara, polisi juga menemukan sejumlah barang bukti. Diantaranya, 1 (satu) buah tablet Lenovi Type 9500 Nomor imey: 1.86336.3028411138 dengan ciri-ciri warna hitam, corak stiker-stiker.

Selain itu juga sebuah akun e-mail dengan nama arastara@hotmail.com yang di expose ke dalam bentuk CD berikut satu bundle print outnya.

Penangkapan The Family MCA untuk Bungkam Umat Islam? Juga dua lembar screenshot yang berisi berita bohong yang disebarkannya melalui media sosial. Umar membenarkan, sosok H Bahro memang benar terbunuh. Tapi disebabkan tindak kriminal perampokan yang para pelakunya juga sudah ditangkap Polres Majalengka.

Baca Juga : Masyarakat Dituntun Lebih Waspada Sindikat SARACEN Penyebar Isu Sara dan Provokatif Ini Memiliki Ribuan Akun

Sebar Hoax
foto via youtube.com

Ia juga menegaskan bahwa H Bahro bukan seorang muazin atau ustadz, melainkan seorang pensiunan.

“Jadi bukan dibunuh orang gila,” tegas dia.

Sebelumnya, tim gabungan Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri dan Direktorat Keamanan Khusus Badan Intelejen Khusus (Dit Kamsus BIK) berhasil menangkap kelompok The Family MCA (Muslim Cyber Army).

Baca Juga : Subhanallah! Inilah 18 Pendapat Tentang Nabi Muhammad di Mata Para Tokoh-Tokoh Dunia

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Muhammad Iqbal menyatakan, penangkapan enam orang anggota kelompok MCA yang menyebarkan berita hoax dan ujaran kebecian tersebut dilakukan serentak selama dua hari di tempat berbeda.

Yaitu ML (40) ditangkap di Sunter, Jakarta Utara. RSD (35) ditangkap di Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung.

RS ditangkap di Jembrana, Bali. Sedangkan Yus ditangkap di Sumedang Jawa Barat.

Sebar Hoax
foto via kompas.com

“Dua tersangka lain ditangkap di Palu, Sulawesi Tengah dan Yogyakarta. Inisial dua orang itu masih belum diketahui,” jelas Iqbal.

Sementara untuk RSD sendiri, tercatat sebagai pegawai negeri sipil (PNS) aktif di Pangkal Pinang.

Dari pemeriksaan awal, lanjut Iqbal, pihaknya menduga ada kemiripan antara Muslim Cyber Army dengan kelompok Saracen.

Keduanya, sama-sama menyebarkan berita hoax dan ujaran kebencian melalui media sosial.

“Sejauh ini ada beberapa karakteristik yang agak mirip (dengan Saracen),” ucap Iqbal di Divhumas Polri, Jakarta Selatan, Selasa (27/2/2018).

Namun dia juga menyebut The Family MCA juga memiliki perbedaan dengan Saracen.

Baca Juga : Cerita Perjuangan Muslimah yang Didiskriminasi Hingga Penentangan, Karena Memakai Jilbab di Tiongkok

Sayang, mantan Kapolrestabes Surabaya itu enggan mengungkapkannya dengan alasan masih melakukan penyelidikan. Hei Anggota Kelompok MCA, Kenapa Kabur ke Luar Negeri? Identitas Sudah Ketahuan kok

“Sabar saja, akan kami sampaikan besok,” tambahnya.

Sebar Hoax
foto via pinterest.co.uk

Terpisah, Kasubdit I Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Irwan Anwar menyatakan, perbedaan The Family MCA dengan Saracen ada pada struktur organisasi.

Irwan menambahkan, jika Saracen memiliki garis organisasi yang terstruktur, The Family MCA malah sebaliknya, hanya kelompok di grup pesan tertulis.

“Kalau ini (MCA) tidak ada struktur organisasinya, tapi mereka jelas berkelompok,” jelas dia.

Terpisah, Kasubdit I Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Irwan Anwar, Selasa (27/2/2018).

Akademi tempur dan sniper adalah tim yang khusus melempar isu provokatif di media sosial. Seperti isu kebangkitan PKI, penculikan ulama, dan ujaran kebencian terhadap tokoh pemerintahan.

“Mereka punya Cyber Troop, bahkan punya akademi tempur MCA, juga punya tim sniper,” terang dia.

Akan tetapi, lanjut Irwan, pihaknya tak mau berandai-andai. Karena itu, untuk memastikan, penyidik bakal memeriksa lebih lanjut apakah tim itu benar bagian dari MCA atau bukan.

SHARE ARTIKEL