Modusnya Hanya Sepele, Motifnya Juga Karena Nafsû, Penculi Anak Cabuli Hingga 2 Kali

Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 27 Feb 2018

Modusnya Hanya Sepele, Motifnya Juga Karena Nafsû, Penculi Anak Cabuli Hingga 2 Kali
Foto via tribunnews.com

Lingkungan anak harus jadi pusat perhatian orangtua

Menjadi pelajaran bagi orangtua, supaya bisa memetik dari peristiwa gadis diculik ini, gadis ini luput dari pengawasan dari orangtua, sedang bermain lelaki melihat wajah gadis yang cantik dan nafsûnya pun menjadi-jadi, modusnya sepele, anak gadis dirayu diculik dan disetúbûhi 2 kali.

M Rio Suhendra (22) memang biadab. Pemuda asal Desa Purwokerto, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, ini tidak hanya menculik ADP (7), tetapi juga mencabûli siswi kelas satu SD itu.

Baca juga : Kehilangan Pekerjaan, Karena Kena Suspen, Curhatan Diver Ojol ini Membuat Menitikan Air Mata

"Pelaku menculik korban untuk dicabûli. Lokasi pencabúlannya di wilayah hutan Maliran," kata Kapolres Blitar Kota, AKBP Adewira Negara Siregar, Senin (26/2/2018).

Adewira mengatakan dari hasil visum dokter diketahui ada kerusakan pada kemalûan korban.

Dari hasil visum itu, pelaku tidak hanya mencabûli korban tapi juga menyetúbûhinya.

"Pengakuan pelaku awalnya hanya dipegang-pegang, tapi kemudian korban juga disetûbûhi. Pengakuannya sampai dua kali," ujar Adewira.

Moch Rio Suhendra (22), pelaku penculikan bocah di Blitar, mengaku tertarik pada korbannya. Selain terlihat cantik, korban yang saat itu bermain memakai baju pink juga memacu hásrat sëksûal pelaku.

Pengangguran lulusan SMK jurusan las ini mengaku sering jajan di lokasi prostitusi di kawasan Ngunut, Tulungagung. Pemuda bertubuh tambun itu tak sedikitpun menampakkan rasa bersalah.

Menurutnya, polisi sempat mendapat kabar kalau pelaku mengalami gangguan jiwa.

Tapi, dari hasil pemeriksaan, Adewira menyebutkan kondisi pelaku normal.

Dengan gamblang dia menceritakan berbuat asúsila pada korbannya. Biadabnya, aksi itu dilakukan di kawasan Hutan Maliran Kecamatan Ponggok sebanyak dua kali. 



Pelaku melakukan aksi kejinya, sembari melihat korban yang menangis kesakitan.

"Saya lihat anaknya memang menangis, tapi saya sudah khilaf," kata Rio di depan wartawan saat diperiksa di Mapolresta, Senin (26/2/2018).

Aksi itu dilakukan sekitar 3 jam, sebelum bergeser lokasi lain di wilayah Garum pukul 15.00 wib.

Saat ditanya tentang anak kecil, Rio mengaku menyukai semua wanita. "Tidak... Saya suka semua wanita kok, tidak hanya anak kecil. Saya tiga kali jajan di Ngunut," katanya tanpa beban saat diperiksa di Mapolresta Blitar, Senin (26/2/2018)

Saat ditanya apakah dia sering menonton aksi pörnografi, pria berkulit hitam legam itu menggelengkan kepala. 

Namun niatan untuk berbuat asûsila pada korban ini memang sudah direncanakan. Apalagi saat melintas di depan rumah korban, tampak korban sedang bermain tanpa pengawasan orang tuanya.

Pelaku bisa menjawab secara runtut saat dimintai keterangan oleh penyidik.

"Untuk memastikan itu kami akan memeriksakan kejiwaan pelaku. Tapi hasil pemeriksaan sementara pelaku normal, dia bisa menjawab pertanyaan penyidik secara runtut," katanya.

Rio dikenal warga sekitar rumah korban, memang sering melintas di wilayah itu. Bahkan beberapa hari sebelumnya, dia diketahui sering berjalan kaki. Namun Rio membantah, jika sudah lama mengincar korbannya.

"Enggak, ya baru kemarin itu lihatnya," tandasnya.

Saat ini polisi masih terus melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kemungkinan adanya korban lain. "Hasil visum pada korban, memang ditemukan luka baru di alat vïtalnya ," katanya.

Baca juga : Beri Peringatan Pada Orangtua dan Guru, Pria ini Tunjukkan Kegunaan Fitting Lampu yang Bebahaya

Kasatreskrim Polresta Blitar, AKP Heri Sugiono menyatakan, pengakuan pelaku dibuktikan dari hasil visum terhadap korban. "Hasil visum pada korban memang ditemukan luka baru di alat vîtalnya," jelasnya.

Sementara pihaknya juga mengembangkan penyelidikan untuk mencari kemungkinan ada korban lain. "Kami masih kembangkan penyelidikan untuk mengetahui korban lainnya. Dari kejadian ini, saya harapkan juga para orang tua lebih meningkatkan pengawasan pada anak-anaknya," pungkasnya.

Dengan kejadian itu, Adewira mengimbau para orangtua agar lebih waspada terhadap anak-anaknya. 

Orangtua harus meningkatkan pengawasan terhadap anak-anaknya.

"Modus pelaku ini sepele. Pelaku hanya mengiming-imingi akan membelikan jajan ke korban. Dengan begitu saja pelaku bisa mengajak dua bocah secara langsung," ujarnya.

Dari kejadian diatas dapat disimpulkan bahwa ada 2 yang menjadi alasan pelaku dan harus diperhatikan oleh orangtua : 

1. Karena melihat anak gadis yang berwajah cantik dan juga berpakaian yang minim hingga memunculkan nafsv pada pelaku 

  • Kesimpulan : Orang tua tidak harus memakaikan anak gadisnya dengan pakaian yang terlalu mengundang nafsv dari lawan jenis, orangtua harus memperhaikan hal ini, terkadang meremehkan "halah masih kecil saja" jangan ada pikiran seperti itu lagi setelah tau kejadian ini, sebisa mungkin tetutup.

2. Karena ada kesempatan dan tanpa pengawasan orangtua.

  • Kesimpulan : Orangtua seharusnya lebih mengawasi anak, atau sekedar melarang jika diiming-iming seseorang yang tidak dikenalnya, harus menolak hal ini harusnya sudah diajarkan untuk anak dengan maraknya penculikan anak, dan juga melarang bermain jauh-jauh dari rumah sendirian atau hanya dengan teman sebaya tanpa orang dewasa.

Semoga perlinfungan terhadap anak semakin meningkat, dan juga semoga bisa mengambil pelajaran dari peristiwa ini
SHARE ARTIKEL