Demi Bisa Sampai ke Sekolah, Bocah-Bocah ini Seberangi Sungai Pakai Ban

Penulis Unknown | Ditayangkan 08 Feb 2018

Demi Bisa Sampai ke Sekolah, Bocah-Bocah ini Seberangi Sungai Pakai Ban
foto via detik.com

"Kita cari solusinya" kata Disdikpora Bantul..........

Bikin miris, demi bisa berangkat ke sekolah bocah-bocah ini sampai berani seberangi sungai pakai ban. 

Pendidikan di Indonesia ini memang belum sepenuhnya merata dalam hal fasilitas.

Masih banyak sekolah-sekolah yang kurang layak atau sampai rutenya membahayakan murid.

Tapi banyak bocah atau sampai para remaja yang berangkat ke sekolah dengan rute yang berbahaya.

Mereka tetap terobos demi bisa sekolah.

Kepala Disdikpora Bantul, Didik Warsito, mengaku belum mengetahui bila ada siswa SDN Kedungmiri yang harus menyeberang Sungai Oya saat berangkat ke sekolah. Namun pihaknya berjanji akan mencarikan solusi.

"Nanti saya tangani," kata Didik sebagaimana dikutip detikcom, Kamis (8/2/2018).

Didik menerangkan, pihaknya akan segera mengkonfirmasi ke SD N Kedungmiri, apakah benar ada atau tidak siswanya yang harus menyeberangi sungai memakai ban karet untuk berangkat ke sekolah.

Baca Juga : Beredar Video Siswa Tantang Kepala Sekolah Sampai Buka Baju

"Nanti saya konfirmasi ke bidang SD (Disdikpora) untuk detailnya," paparnya.

Dia mengakui memang pangkal permasalahan di Kedungmiri adalah soal fasilitas jalan. Apalagi jembatan gantung yang menghubungkan Desa Selopamioro dengan Desa Sriharjo terputus akibat luapan Sungai Oya akhir November 2017 lalu.

Oleh sebab itu, lanjut Didik, pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi yang menangani bidang infrastruktur. Untuk memastikan kapan jembatan gantung yang rusak tersebut diperbaiki.

Demi Bisa Sampai ke Sekolah, Bocah-Bocah ini Seberangi Sungai Pakai Ban
foto via detik.com

"Karena solusinya ini juga menyangkut fisik (infrastruktur)," paparnya.

Baca Juga : Ngeri, Berangkat Sekolah, Kepala Pelajar SMK ini Dipanah Kepalanya

Terkait sikap siswa yang menolak pindah sekolah, menurut Didik pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Apalagi keputusan memindahkan tempat belajar juga menyangkut beban psikologi si siswa.

"Pada tingkat yang paling kritis kami mempertimbangkan kondisi siswa. Cuma saja kalau nanti harus (tetap menyeberang), mohon nanti (pihak sekolah) bisa mempermaklumkan kalau sampai anak-anak itu terlambat," sebutnya.

"Coba nanti tak (saya) carikan solusi untuk sementara," lanjutnya. 

NB : Nah, buat mentri pendidikan atau pemerintah dapat memperbaiki pamor pendidikan. Agar lebih maju lagi dan agar penerus bangsa nanti semakin lebih baik lagi dengan adanya pendidikan yang memadai. Semoga bermanaat.

SHARE ARTIKEL