"Ya, saya suami takut istri, memangnya kenapa?"

Penulis Rosi N. | Ditayangkan 22 Jan 2018


Sinetron suami suami takut istri via muvila.com

Kamu itu jadi suami kok takut istri???

Bukanya kamu yang kerja, kamu yang cari uang, kamu yang jadi kepala keluarga, kamu bisa mengatur segalanya...

Kalau ada yang bilang seperti itu..., jawab saja begini...

Pertama-tama, pembahasan STI kependekan dari suami takut istri tidak ada habisnya. Ada pro dan kontra.

Ada beberapa orang yang menganggap suami yang takut istri itu cemen nggak pemberani. Berani diluar kalau ada istrinya menciut.

Sebagai istri mungkin hal itu tidak berpengaruh kepada Anda. Hanya saja mungkin orang yang tidak tahu menganggap Anda istri yang jahat, otoriter, galak, atau mungkin ada sebutan lain.

Image istri galak, dan suami takut istri ini sepertinya klop...

Sebagai bagian suami yang nggak setuju dicap sebagai suami-suami takut istri, anda bisa menjawab dengan cerdas berikut.

Misal sebagai contoh, anda diajak teman untuk kumpul minum kopi dulu di kafe. Tapi anda tidak mau, karena istri anda menunggu untuk makan bersama dirumah.

"Ah, kamu itu jadi suami kok takut istri" celetuk teman anda.


Ilustrasi via baltyra.com

Jika anda suami yang dicap seperti itu, maka skak dengan jawaban berikut.

"Bukan aku takut sama istri, tapi coba hargai istri kita"

"Istri kita sudah susah payah habiskan waktu untuk mengurus rumah tangga, menjaga anak, mempersiapkan keperluan sekolah mereka, dan makan minum kita sekeluarga"

"Kalau kita mau sadar, bahkan sikat gigi pun kita tak peduli saat mereka sudah menggantinya dengan yang baru, sampai  'pencukur'  kumis kita mereka yang rutin ganti"

"Kadang mereka sendiripun tak sempat makan, urus diri sendiri saja mereka tak sempat, sampai mereka kurang tidur, karena berjaga malam, susui anak, sampai ganti popok mereka"

"Sedangkan kita sudah tidur nyenyak duluan"

"Apa kalian pernah rasakan, seorang ibu yang panik karena anaknya demam. Tak cuma sedih, mereka pun terjaga semalaman untuk memastikan anaknya yang sakit bisa tidur"

"Namun tak sedikitpun mereka ingin ganggu tidur kita yang nyenyak, karena takut jika esok kita berkerja sampai mengantuk. Sampai saat kita  terbangun pun, ia inginkan kita tidur kembali"

"Apa yang dikatakanya?"

"Tidak mengapa sayang, aku bisa jaga anak, demam biasa saja ini abang tidur ya.." begitu celutuknya.

"Ya Allah..., begitu besar pengorbanannya. Lalu apa yang sudah kita balas? Jangankan mengeluh, atas semua pengorbanannya itu ia tak pernah mengungkit-ungkitnya"

"Lalu, kalau kita perhatian sama istri, apa salah, apa masih kalian anggap aku ini suami takut istri?"

"Meski tak bisa bantu, dengarlah keluhnya dimalam hari, meski mata ini sudah berat tak bisa dibuka."

"Apa salahnya mengajak makan malam bersama, walau hanya dirumah, dan dengan masakkannya yang khas"

"Salahkah aku sebagai suami, kalau aku perhatian sama istriku? Salahkah kalau kita memberikan waktu untuk mereka daripada ngoceh kurang manfaat di kafe? Salahkah kalau kita menghargai mereka?"

"Aku takut istri KU tidak bahagia"
"Aku takut istri KU sedih"
"Aku takut istri KU menyesal telah mencintaiku"

"Satu lagi, beri istri kita hadiah sebagai penghargaan pengorbanan mereka. Meski kecil dan tak bisa membalas besarnya pengorbanan mereka, tapi setidaknya hal itu bisa membuat hatinya merekah."


Disclaimer: Artikel ini ditulis khusus untuk wajibbaca.com. Segala bentuk plagiarisme akan diproses secara hukum yang berlaku di Indonesia.
SHARE ARTIKEL