Pelajaran Hidup: Ayah, Aku Tidak Mau Lagi Ke Masjid Karena Banyak Orang Pura-pura Agamis

Penulis Penulis | Ditayangkan 05 Jan 2018

Pelajaran Hidup: Ayah, Aku Tidak Mau Lagi Ke Masjid Karena Banyak Orang Pura-pura Agamis

Anak yang soleh dan rajin pergi ke masjid untuk shalat berjamaah tiba-tiba enggan lagi pergi ke masjid.

Ternyata penyebabnya banyak orang-orang seperti ini, yang mengganggunya.

Ada seorang anak yang setiap hari rajin ke masjid. Namun, suatu ketika  ia berkata kepada ayahnya, 

“Ayah, mulai hari ini aku tidak mau ke masjid lagi.”

“Lho kenapa?” sahut sang ayah keheranan.

“Karena di masjid aku menemukan orang-orang yang kelihatannya agamis tapi sebenarnya tidak, ada yang sibuk dengan gadgetnya, sementara yang lain membicarakan keburukan orang lain.”

Sang ayah pun berpikir sejenak dan berkata, “Baiklah kalau begitu, tapi ada satu syarat yang harus kamu lakukan. Setelah itu baru kamu boleh memutuskan apapun.”

“Syarat apa itu, Yah?”

“Ambillah air satu gelas penuh, lalu bawa keliling masjid. Ingat, jangan sampai ada setetes air  pun yang tumpah.”

Sang anak pun menyanggupi. Ia membawa segelas air berkeliling masjid dengan sangat hati-hati. Tidak ada setetes air pun yang jatuh karenanya.

Sesampai di rumah sang ayah bertanya, “Apakah  kamu sudah membawa air itu keliling masjid?”

Anaknya menjawab, “Sudah.”

“Apakah ada yang tumpah?”

“Tidak,” jawab anak itu.

“Apakah di masjid tadi ada orang yang sibuk dengan gadgetnya?” tanya si ayah lagi.

“Duh, aku tidak tahu. Pandanganku hanya tertuju pada gelas ini saja, Ayah,” jawab anaknya.

Kembali si ayah bertanya, “Apakah di masjid tadi ada orang-orang  yang membicarakan kejelekan orang lain?”

“Wah, aku juga tidak dengar. Konsentrasiku hanya tertuju untuk menjaga air dalam gelas ini saja.”

Sang ayah pun tersenyum lalu berkata, “Begitulah hidup anakku, jika kamu fokus pada tujuan hidupmu, kamu tidak akan punya waktu untuk menilai kejelekan orang lain. Jangan sampai kesibukanmu menilai kualitas orang lain membuatmu lupa akan kualitas dirimu sendiri.” seperti yang dikutip dari islampos.com.

Begitu pula dengan kisah imam besar masjidil haram.

Mendapati Ini di Masjidil Haram, Syaikh Sudais Menangis dan Minta Jamaah Bertaubat

Pelajaran Hidup: Ayah, Aku Tidak Mau Lagi Ke Masjid Karena Banyak Orang Pura-pura Agamis

“Di rumah, aku tidak pernah mendengar suara musik. Tapi hari ini, justru aku mendengar musik di rumah Allah…” kata Syaikh Sudais sembari menangis.

Rupanya, tadi ketika shalat jamaah berlangsung, terdengar musik dari HP salah seorang jamaah. Entah karena kebiasaan atau terlupa mematikannya.

Seperti yang dikutip dari tarbiyah.net, Tausiyah Syaikh Sudais sebenarnya tidak hanya menyentak jamaah shalat di Masjidil Haram waktu itu, namun juga mengingatkan kita semua. 

Bukankah kadang kita dapati hal yang sama? 

Di rumah Allah, terdengar musik dari HP yang tidak dimatikan.

Mari kita bandingkan. Bukankah tidak ada seorangpun pemain bola yang membawa HP ke lapangan saat pertandingan? 

Bukankah tidak ada seorang pesilat pun yang membawa HP saat berlaga? 

Bukankah tidak ada seorang pun pembalap yang membawa HP saat beradu cepat MotoGP?

Mengapa? Sebab mereka semua fokus.

Lalu mengapa kita membawa HP ke masjid? Bukankah masjid lebih mulia daripada lapangan bola dan segala bentuk arena?

Lebih parah lagi ketika HP itu dibawa ke masjid dan tidak dimatikan, tidak juga dibisukan (silent). 

Sementara HP kita sewaktu-waktu bisa berbunyi ketika ada panggilan masuk, ketika ada pesan masuk, notifikasi dan sebagainya.

Kalaupun terpaksa membawa HP, pastikan HP kita silent atau off sewaktu berada di dalam masjid, terutama saat shalat sedang berlangsung.

Inilah yang membuat munculnya peraturan, Pemerintah arab saudi larangan foto di depan masjidil haram.

SHARE ARTIKEL