Mertua Hanya Menganggap Sebagai Pembantu, dan Selalu Egois? Begini Menghadapinya

Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 30 Jan 2018

Mertua Hanya Menganggap Sebagai Pembantu, dan Selalu Egois? Begini Menghadapinya
Foto via tribunnews.com, ilustrasi istri yang hanya dianggap pembantu oleh ibu mertua

Menghadapi mertua egois dan banyak tuntutan

Terkadang tingkat ekonomi keluarga menjadikan masalah dalam rumah tangga, yang rendah dipandang sebelah mata, akhirnya salah satu harus merasakan kepedihan, dalam halnya berumah tangga suami orang berpunya sedangkan istri hanya biasa, sikap mertuapun jadinya hanya menganggap cuma pembantu. Lalu apa yang bisa dilakukan?

Baca juga : Ibu Jangan Mainkan Semua Peran, Suatu Saat Nanti Kita Akan Meninggalkan Anak Kita

Menikah dengan seseorang berarti juga harus siap menerima seluruh keluarga dari pasangan. Tapi, bagaimana jika ternyata mertua berperangai menyakitkan hati?

Pertanyaan : 

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Saya lulusan S1 tahun 2011. Kata orang, saya termasuk perempuan yang berparas cantik dan menjadi idola cowok-cowok di kampus. Pada Februari 2012, saya dinikahkan dengan pemuda keturunan orang terhormat dan keturunan darah biru.

Mertua saya termasuk pengusaha sukses dan kaya raya. Sekarang saya masih ikut mertua karena suami anak lelaki yang sangat disayangi oleh ibunya. Walaupun saya menjadi menantu orang kaya, akan tetapi saya merasa tidak dihargai, mertua sering ngomong yang sangat menyakitkan hati saya.

Saya ingin hidup berumah tangga sendiri agar pikiran tenang dan bahagia. Saya sering melamun, stres, dan ingin lari dari keluarga yang egois, banyak tuntutan, dan sebagainya.

Saya mohon nasihat Ustaz sebab waktu Ustaz ceramah saya merasa mendapat siraman rohani yang sangat menyejukkan. Saya hampir dua tahun berumah tangga, tetapi belum diberi momongan.

Meskipun rumah bagus, punya mobil, tetapi hati tidak tenang dan ingin bercerai saja rasanya. Bolehkah istri minta cerai ke pengadilan agama? Saya katakan kepada suami untuk mendirikan rumah tangga sendiri, tetapi ibu mertua melarangnya.

Hati saya tersiksa karena Ibu mertua saya sangat egois dan saya dianggap sebagai pembantu. Apa artinya harta banyak, punya mobil, tetapi hati tersiksa? Terima kasih atas jawaban Ustaz.

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Ustaz Menjawab

Wa’alaikumsalam warahmatullaahi wabarakaatuh.

Ibu Triwigati yang sedang prihatin, tujuan perkawinan adalah membentuk rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah. Ibu Tri oleh Allah SWT diberi paras cantik dan sudah sarjana, punya suami ganteng, sarjana, turunan bangsawan (darah biru), dan juga kaya, akan tetapi mengapa tidak/belum bahagia?

Mungkin ibu mertua Anda memandang Anda adalah manusia biasa/rakyat miskin sehingga diperlakukan seperti pembantu. Ibu harus sabar, berikhtiar, tawakal, dan berdoa semoga Allah membuka hati sang mertua, agar sadar, jangan sombong karena turun bangsawan dan jutawan.

Baca juga : Campur Tangan Mertua Seperti ini Harus Dibasmi, Karena Sama Dengan Menanam Bibit Penyakit

Allah tidak melihat harta, jabatan, pangkat, atau kedudukan. Akan tetapi, Allah akan melihat kepada hambanya, yaitu hatinya dan amal perbuatannya. Saya sering diundang mengisi pengajian di Kota Jogja yang diadakan oleh ibu-ibu pejabat, pengusaha, di gedung Ikatan Persaudaran Haji Indonesia (IPHI) Yogyakarta.

Ajaklah dengan cara bijaksana agar Anda, suami, dan ibu mertua mau menghadiri pengajian tersebut. Saya yakin pasti ada perubahan sikap dan perilaku setelah mendengarkan tausiah.

Baca juga :

Solusi/saran dan nasihat saya sebagai berikut:

1. Ujian berumah tangga memang bermacam-macam maka harus sabar, berikhtiar, tawakal, dan berdoa.

2. Adakan musyawarah keluarga (pengajian khusus) dan menghadirkan ustaz yang sudah berpengalaman mengenai sukses berumah tangga.

3. Adakan musyawarah keluarga untuk mencari titik temu yang baik sebab tidak ada manusia sempurnya, pasti ada kekurangan dan kelebihannya.

4. Bercerai dalam rumah tangga itu sesuatu hal yang halal, akan tetapi dibenci Allah SWT. Jangan ada keinginan untuk bercerai sebab hak cerai itu ada di tangan sang suami. Kalau tidak ada pelanggaran syar’i maka istri dilarang untuk mengajukan perceraian.

5. Lakukan salat berjemaah, banyak membaca Alquran, gemar bersedekah, banyak bersilaturahmi, lakukan ibadah mahdhoh dan ghoiru mahdhoh, banyak berzikir, wirid, istighfar, tahlil, tahmid, insya Allah doa akan dikabulkan sehingga rumah tangga Anda menjadi sakinah mawadah warohmah, bahagia dunia dan akhirat. Aamiin

SHARE ARTIKEL