Hindari 7 Hal ini Setelah Berjima` Karena Berbahaya Menurut Medis dan Islam

Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 05 Jan 2018
Hindari 7 Hal ini Setelah Berjima` Karena Berbahaya Menurut Medis dan Islam
Foto via wajibbaca.com

Jangan lakukan hal ini 

Berhubungan, pasti ada adabnya dan tidak juga bisa sembarangan, ada yang merusak kesehatan dan ada yang dilarang menurut agama islam. Banyak yang masih belum menyadari beberapa hal penting yang meneror kesehatan.

Berhubungan suami istri yang baik tentu akan membawa kita dan pasangan dalam keharmonisan.

Banyak orang yang mencari tahu ilmu yang tepat tentang berjima' agar pasangan semakin sayang.

Namun mereka tidak fokus pada apa yang harus dilakukan sebelum dan sesudah bejima'.

Kita mungkin tidak menyadari beberapa hal penting yang meneror kesehatan.

Baca juga : ”Hmmm baru pulang paa?” Seperti Pertanyaan Untuk Menunjukan Perhatian Tapi ini Awal Petaka Rumah Tangga

Ternyata ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan setelah melakukan hubungan suami istri, melansir dari nova.grid.id.

Berikut ini hal yang dilarang dilakukan setelah berjima' menurut medis:

1. Tidak buang air kecil setelah berjima' 

Mungkin kita merasa malas setelah berhubungan suami istri.

Tidak ingin menjauh dengan pasangan mungkin hal yang penting buat kita.

Tetapi cobalah untuk pergi keluar sebentar.

Buang air kecil akan membantu membersihkan semua bakteri dan kuman yang tidak perlu yang mungkin akan masuk ke dalam tubuh kita setelah berhubungan suami istri.

Hal ini penting untuk mencegah ISK menjauh. 

2. Menggunakan tisu basah untuk membersihkan v**ina

Menjaga v**ina tetap bersih setelah berjima' memang penting, tapi tidak dengan cara ini.

V**ina sangat sensitif, komponen kimia pada tisu basah bisa
menyebabkan gatal dan iritasi berlebihan.

Baca juga : Suami Suka Marah Karena 4 Faktor ini, Begini Cara Islami Ademkan Suami Pemarah

3. Membersihkan v**ina dengan sabun

Ini merupakan teknik pembersihan lain yang perlu kita hindari.

V**ina dilumasi dengan kelembapan alami dan dicuci dengan sabun bisa menghilangkan kelembapannya.

Jadi disarankan untuk menghindari hal itu.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ وَهْوَ جُنُبٌ ، غَسَلَ فَرْجَهُ ، وَتَوَضَّأَ لِلصَّلاَةِ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa jika dalam keadaan junub dan hendak tidur, beliau mencuci kemalvannya lalu berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat.”  

4. Tidur dengan pakaian dalam

Setelah melakukan jima', hal terbaik yang ingin kita lakukan adalah segera tidur.

Tapi inilah sesuatu yang sebenarnya tidak boleh kita lakukan.

Setelah berjima', kita sebaiknya tidur tanpa bvsana.

Karena habis berjima' tubuh akan berkeringat dan tubuh semi basah kita bisa bereaksi dengan kain yang menyebabkan infeksi.

Atau kita bisa mengenakan piyama namun jangan mengenakan pakaian dalam.

5. Mandi air hangat

Mandi setelah berjima' memang baik, namun jangan menggunakan air hangat.

Sebagai respon terhadap rangsangan s3ksual, v**ina membuka sedikit lagi.

Jika kita menggunakan air hangat untuk mandi setelah berjima' maka akan lebih rentan terhadap infeksi.

Ada hadits yang menyebutkan sebagai berikut,

عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَيَرْقُدُ أَحَدُنَا وَهْوَ جُنُبٌ قَالَ « نَعَمْ إِذَا تَوَضَّأَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرْقُدْ وَهُوَ جُنُبٌ »

Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata bahwa ‘Umar bin Al Khottob pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Apakah salah seorang di antara kami boleh tidur sedangan ia dalam keadaan junub?” Beliau menjawab, “Iya, jika salah seorang di antara kalian junub, hendaklah ia berwudhu lalu tidur.” (HR. Bukhari no. 287 dan Muslim no. 306).

Baca juga : Bisa Saja Seorang Ibu Sakit, Tapi Demi Keluarga dan Anak Ibu Harus Tetap 'Sehat'?

Ini Cara Rasulullah Sehabis berjima'

Islam sangat memperhatikan kebersihan dan kesucian para pemeluknya. Suami istri yang habis bersetubuh (junub) lalu ingin tidur sangat dianjurkan untuk membasuh kemalvan masing-masing dan berwudu terlebih dulu sebelum tidur.

Ibnu Umar ra meriwayatkan: Yaa rasuulallaahi ayanaamu ahadunaa junuban?

Qaala: Naam idzaa tawadha`a

Artinya: Wahai Rasulullah, bolehkan salah seorang dari kami tidur sedang ia junub? Rasulullah menjawab: "Boleh, jika ia berwudu`".

Dalam hadis yang lain. Dari Aisyah ra (istri Rasulullah saw) meriwayatkan: "Kaana rasuulullahi shallallaaHu alayhi wa sallama idzaa araada an yanaamu wa huwa junubun, ghasala farjahu wa tawadhdha`a wudhuu`ahu lishshalaati."

Artinya: "Jika Rasulullah saw bermaksud hendak tidur sedang ia dalam keadaan janabat, maka dibasuhnya kemalvannya lalu berwudu seperti ketika hendak salat." (HR. Jamaah)

Begitu pula jika seusai berjima' tidak ingin tidur, namun ingin melakukan aktivitas lain seperti makan dan minum, maka hendaknya ia berwudu terlebih dahulu.

Dari Ammar bin Yasir: "Bahwa Nabi saw memberi keringanan bagi orang junub yang bermaksud hendak makan, minum, atau tidur, untuk berwudu` sepertri wudu` salat." (HR. Ahmad dan Turmudzi yang mensahkannya).

Adapun ketika suami istri tersebut akan melakukan salat, maka mereka harus mandi terlebih dahulu.

SHARE ARTIKEL