Dosa Besar, Tanpa Sadar Menyebarkan Aib Pasangan Sama Dengan Mengumbar Aib Anda Sendiri

Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 24 Jan 2018
Dosa Besar, Tanpa Sadar Menyebarkan Aib Pasangan Sama Dengan Mengumbar Aib Anda Sendiri
Foto via brilio diolah wajibbaca.com 

Astagfirullah azabnya mengerikan

Jangan sampai umbar aib pasangan 

Yang ramai sedan terjadi, emak-emak berlomba-lomba membuat video dan sangat jelas membuka dan mengubar aib pasangannya sendiri, ketahui membuka aib pasangan sama saja membuka aib diri anda sendiri bahkan bahaya untuk keutuhan keluarga terancan azabnya juga mengerikan.

Salah satu hal yang harus dijaga dalam kehidupan rumah tangga adalah saling menjaga dan merawat kepercayaan di antara suami dan isteri, agar kehidupan keluarga bisa harmonis dan langgeng.

Baca juga : Orangtua Perlu Ajarkan ini 6 Aspek Pendidikan yang Sangat Mempengaruhi Karakter Anak

Sangat banyak cara merawat kepercayaan antara suami dan isteri, di antaranya adalah dengan jalan menjaga privasi dan rahasia masing-masing.

Jika suami dan isteri senang membuka kelemahan pasangan, akan menyebabkan kepercayaan menjadi hilang dan mengancam keharmonisan rumah tangga.

Kadang-kadang, menceritakan kelemahan pasangan ini terjadi secara tidak sadar. Karena bermula dari mengobrol dengan teman kerja, atau mengobrol dan curhat dengan teman, akhirnya berujung membuka rahasia pasangan secara detail.

Seperti dikutip dari facebook Wiranata, sekarang sedang ramai ibu-ibu yang secara vokal membuat video keinginan untuk jalan-jalan dan senang-senang, yang jelas terlihat merasa kurang bahagia dengan keadaan yang sedang dialami.

Menyalahkan suami yang 'kurang kasih uang', kurang bisa membahagiakan, pokoknya kurang sedap di dengar menurut saya.

Mungkin bagi sebagian orang, merasa terhibur, tertawa, bahkan menuliskan nama akun media sosial pasangannya pada kolom komentar dengan maksud memberikan kode. Bahwa: "ini loh mas suara hati aku, kamu harus tahu!"

Kemudian sang istri menyalahkan suami karena lebih senang bermain Mobile Legend, PUGB atau memancing dibandingkan mengajak istrinya jalan-jalan. Seakan suami telah lalai mengabaikan istrinya.

Duhai Wanita pilihan, saya sangat meyakini bahwa suami pekerja keras sangat khawatir jika anak dan istrinya tidak bisa makan di esok harinya. Untuk itu dia bekerja keras bahkan sampai lupa pada dirinya sendiri.

Baca juga : Ketika Akad Telah Terucap, Resepsi Usai Digelar, Saatnya Malam Pertama, ini yang Dianjurkan Sesuai Syari'ah

Bahkan seakan mencari hiburan sendiri dengan mainannya.

Jangan salahkan mereka. Karena mereka hanya memiliki hiburan kecil setelah letihnya bekerja dan hiburan mereka masihlah terjangkau untuk tidak menghabiskan uang untuk sekali jalan.

Suami dan istri layaknya pakaian dan tubuh dimana pakaian memiliki kegunaan untuk menutup aurat, memperindah diri bahkan membuat tubuh merasa lebih tenang jika ada pakaian yang menutupinya.

Sekarang jika pasangan membuka bobroknya pasangannya sama dengan menunjukkan bobroknya dirinya. Karena suami dan istri adalah satu kesatuan dalam rumah tangga.

Jagalah lisan kita agar rumah tangga kita mencapai keridhoan-Nya. Bukankah cita-cita rumah tangga adalah Sakinnah, Mawaddah dan Warrohmah? Jangan sampai kita melukai cita-cita yg dibangun dengan cekcok adu video saling membela kesalahan yang dicari-cari.

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS.Al-Furqaan [25]:74)

Alangkah baiknya dari pada membicarakan aib atau privasi orang lain lebih baik kita memperbaiki diri kita sendiri karena ada sebuah hadis yang berbunyi :

“Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya, dia segera memperbaikinya.”(HR. Bukhari)

Karena jika kita membicarakan aib pastinya hal tersebut sudah menjadi suatu kebiasaan antara satu orang dengan orang yang lainnya saling membicarakan aib orang lain. 

Apakah ini dibolehkan atau apakah ini hal yang wajar di dalam Islam.

“Pada dasarnya diharamkan bagi seorang Muslim mengungkapkan ‘aib’ saudaranya karena ini termasuk ke dalam perbuatan ‘ghibah’, yaitu mengungkapkan aib saudaranya sesama Muslim pada saat orang itu tidak ada dihadapannya dan saudaranya itu tidak menyukainya jika berita tersebut sampai kepadanya tanpa adanya suatu keperluan. 


Oleh karena itu para Ulama mengharamkan ghibah ini jika dilakukan tanpa adanya suatu kepentingan bahkah termasuk ke dalam kategori dosa besar,” ujar Ustad Muhamad Ikrom kepada Aktual.com, pada Kamis (14/4), di Jakarta.
Allah SWT telah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka ‘memakan daging’ saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”(Al-Hujurat : 12)

“Sampai sini masihkah kita membicarakan aib atau privasi orang lain?. Ketahuilah jika kita ingin menjaga aib kita maka kita pun harus menjaga aib orang lain pula, tentunya kita tidak ingin jika ada seseorang membicarakan aib kita bukan oelh karena itu jangan lah membicarakan aib orang lain. 

Karena sesungguhnya Allah SWT akan menjaga aib seseorang apabila orang tersebut menjaga aib orang lain,” katanya lagi.

وَمَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ فِي الدُّنْيَا سَتَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

Artinya, “Dan barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim sewaktu di dunia, maka Allah akan menutup (aibnya) di dunia dan akhirat.” (HR. At Tirmidzi)

“Yang harus kita ingat agar kita tidak membicarakan aib orang lain adalah mungkin saja ini ujian yang Allah SWT berikan kepada orang itu sehingga Allah SWT tampakan kesalahan dan aib orang tersebut agar bisa menjadi ujian juga bagi kita dengan harapan kita dapat mengambil pelajaran dari apa yang tampak dari aib itu. 

Dengan demikian kita semestinya menutup aib tersebut sehingga Allah SWT akan memberi jaminan bahwa aib kita akan ditutup pula baik di dunia maupun di akhirat,” ungkapnya lagi.

“Seandainya dosa itu dapat mengeluarkan bau busuk dan kita dapat mencium bau busuk tersebut, mungkin saja kita ini lebih busuk baunya dibandingkan orang yang tampak aibnya itu. Tetapi karena Allah SWT telah menutup aib kita, Allah SWT telah menutup aib umat Nabi Muhammad SAW, maka apa yang kita rahasiakan ditutup oleh Allah SWT. Allah SWT masih mengharapkan taubat kita. Oleh karena itu, jika kita melihat aib yang ada pada diri orang lain, jangan sampai kita merendahkan dan menyebarkan aib itu. Sebab, kalau kita melakukannya maka Allah SWT akan membuka aib kita di dunia dan di akhirat,” ujar ia menutup pembicaraan.
SHARE ARTIKEL