"Bukan apa-apa aku cuma seorang ibu rumah tangga, apa aku salah?"

Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 19 Jan 2018


Foto via momonganak.com

Cuma ibu rumah tangga

Kadang ada yang anggap remeh ibu rumah tangga, ada yang komen "sekolah tinggi-tinggi sekarang jadi ibu rumah tangga" rasanya kalau denger komen kayak gitu bikin greget aja, iya memang cuma ibu rumah tangga, tapi itu membuatku bangga.

Cuma ibu rumah tangga? Aku tidak tahan jika ada yang berkomentar, “Kamu cuma jadi ibu rumah tangga?” Ya, aku memang seorang ibu rumah tangga. Seorang ibu rumah tangga yang baik!

Itu bisa membuatku menjadi alarm yang membangunkan siapa pun di rumah. Aku juga seorang koki, pembantu, dan pelayan. Tetapi koki mana yang sekaligus juga bisa menjadi seorang guru, dosen, dan sekaligus perawat?

Baca juga : "Susahnya jika tidak punya BPJS, anakku terbujur di inkubator berbagai alat menancap ditubuhnya"

Dan perawat mana yang juga menjadi wasit, dan tukang memperbaiki segala hal, bahkan satpam?

Aku juga sekaligus menjadi fotografer, sopir, penata rambut, dan asisten pribadi. Bahkan aku juga menjadi konselor atau psikoterapis.

Oh ya, aku seringkali juga berperan sebagai seorang perancang acara. Segala perasaan anak-anakku juga dalam sekejap bisa kusulap menjadi sukacita; mana ada pesulap atau penyihir yang seperti aku?

Malahan, aku juga kerap berfungsi sebagai pengusir ketakutan anak-anakku. Oh ya, manusia mana yang bisa bertindak sebagai mesin ATM kalau bukan seorang ibu seperti diriku?

Dan aku adalah seorang yang tidak butuh uang lembur atau bonus akhir tahun untuk melakukan semua itu. Bahkan ketika aku sendiri sakit pun, aku masih mengerjakan belasan tugas tadi.

Aku bekerja siang dan malam, subuh dan larut malam. Aku bisa dipanggil kapan pun, 24 jam dalam sehari, tujuh hari dalam seminggu, sepanjang hidupku.

Itulah yang disebut “cuma seorang ibu!!!” 

Boleh jadi, menurutmu, aku bukan siapa-siapa. Tetapi bagiku, yang terpenting, aku adalah segalanya bagi anakku 

Berikut ini beberapa ciri seorang ibu yang baik:

1. Tidak mengeluh di depan anak, melainkan memberi pengertian

Beda sekali antara mengeluh dengan memberikan pengertian. Kalau mengeluh, bunyi kata-katanya seperti ini,

“Ibu tuh capek, sudah melahirkan kamu, menyusui, ngasih makan sampai kamu besar, tapi kamu tuh nggak bisa ngerti perasaan ibu!”

Ya iyalah… Mana mungkin anak bisa mengerti perasaan orangtua? Keluhan seperti ini hanya membuat anak merasa bersalah atau justru mencibir perkataan ibunya dengan berkata, “Siapa yang minta?”

Maka, lebih baik metode keluhan ini diganti dengan memberi pengertian, “Ibu sayang sama kamu, 9 bulan kamu di perut ibu, ibu bahagia, ibu susui, ibu beri makan, ajak jalan-jalan, ibu berharap kamu jadi anak yang shaleh, bisa Nak?”

Rasanya dengan metode memberi pengertian, apalagi jika diucapkan dari hati ke hati, anak kita akan jauh lebih respek terhadap apa yang kita katakan. Ibu yang baik tidak akan mengeluh di hadapan anaknya.

Baca juga : Ibu dan Anak ini Malam Hari Naik Ojol Cari Suaminya, Tak Taunya Driver Ojol Malah Lakukan Hal Hebat.

2. Tidak memarahi atau mengatai anak di depan orang lain

Ibu yang baik akan menjaga aib anaknya dan menyadari bahwa anak akan tersinggung jika keburukannya diungkap di hadapan orang lain.

“Si Andi, wuuuih… Malu-maluin saya aja Bu, kemarin dia ngompol di sekolahan! Jangan kayak gitu lagi, Ndi, ngerti kamu???!!”

Memarahi anak di depan orang lain sama saja seperti memberi kesempatan pada semua orang untuk membully anak kita.

“Ah, ibunya aja mukulin dia di depan orang-orang, berarti yang lain juga boleh dong mukulin tuh anak!”

3. Tidak menuruti setiap kemauan anak, melainkan membuatnya paham apa yang baik dan buruk baginya

Ada beberapa ibu yang menganggap menuruti setiap permintaan anak adalah pertanda dirinya adalah ibu yang baik, padahal tidak demikian.

Anak yang selalu dipenuhi setiap permintaannya akan kesulitan berempati, ia tidak paham bahwa segala yang ia dapatkan sebenarnya membutuhkan banyak pengorbanan dari orangtua, si anak hanya tau: Butuh apapun, tinggal menadahkan tangan di depan ibu dan bapak.

Seorang ibu yang baik akan mampu bersikap tegas, permintaan apa yang boleh dikabulkan, dan permintaan mana yang tidak boleh dituruti.

4. Dipercaya, dirindukan dan dibanggakan oleh anak

Saat ini ada banyak anak yang membenci dan tidak percaya pada ibunya sendiri, ini menunjukkan kegagalan sang ibu untuk menjadi sosok yang dapat dipercaya oleh anak, atau… Memang karena anaknya yang keterlaluan!

Seorang ibu yang baik sudah pasti dipercaya, dirindukan, dan dibanggakan oleh buah hatinya.

Hal ini memperlihatkan apresiasi sang anak pada ibundanya. Ia percaya ibunya selalu bermaksud baik untuk dirinya.

Baca juga : Rutin Lakukan 6 gerakan Simpel ini, Pegal-Pegal dan Nyeri Pinggang Hilang Seketika

5. Tidak membanding-bandingkan anak dengan orang lain

“Lihat itu tetangga kita, anaknya udah cakep, patuh, di sekolah jadi juara, nggak kayak kamu!”

Kalau anak kita mau membalas, bisa lebih menyakitkan loh.

“Tapi… Ibunya dia kan hebat, nggak kayak ibu!”

Hayyoo… Nggak enak kan kalau dibanding-bandingkan dengan orang lain?

Maka, jangan sampai sebagai ibu kita membandingkan anak sendiri dengan anak lain yang lebih hebat, itu akan membuat anak down.

6. Tidak matrealistis

Seorang ibu yang baik tidak akan menilai segala sesuatu dengan uang. Khususnya jika anak-anaknya sudah besar dan sudah bekerja.

“Anak sulung saya baik, dia selalu kasih uang bulanan besar. Kalau yang bungsu ini payah, pengangguran!”

Tentu saja menilai segala sesuatu dari sudut pandang uang atau materi akan menyakiti perasaan anak.

7. Mengajarkan keterampilan hidup pada anak

Ada ibu yang hanya bisa memandikan, menyuapi anak, mencucikan bajunya, menyediakan makan dan kebutuhan sekolahnya, tapi tidak mengajarkan anak keterampilan hidup apapun.

Misalnya keterampilan bersosialisasi dengan orang lain, bisa berkenalan, bisa mengantri dengan sabar, bisa berbagi mainan, bahkan mengajar anak untuk mandiri seperti mencuci piring sendiri, membereskan kasur, dll.

Keterampilan-keterampilan ini tentu saja dibutuhkan saat anak dewasa kelak.

8. Memberikan anak rasa percaya diri dan mendukung potensi anak

Ibu yang baik pasti mampu menularkan percaya diri dan mensupport potensi yang dimiliki anak, terutama jika hal tersebut bernilai positif.

Ada ibu yang saking takutnya, anak tidak didukung untuk melakukan apapun.

Tidak boleh naik angkot, naik kereta, naik motor, pokoknya harus serba hati-hati dan tida boleh ke mana-mana. Hasilnya, anak bisa tida berkembang wawasan dan kemampuannya.

9. Mengajar anak mengenali Tuhan, Nabi dan Rasul, serta Kitab Suci

Poin terakhir inilah yang terpenting, seorang ibu yang baik adalah ia yang mampu mengenalkan anaknya kecintaan pada Tuhan, Nabi dan Rasul serta kitab suci.

Caranya bisa dengan mencontohkan akhlak yang baik pada anak, memberikan pemahaman mengenai hakikat kehidupan, mengenalkan sejarah Rasul, dan dibiasakan untuk beribadah sedini mungkin.

Demikian beberapa ciri ibu yang baik. Semoga kita semua bisa menjadi ibu baik yang dimaksud, aamiin.

Semoga bermanfaat

Silahkan share tulisan ini jika Bunda adalah seorang Ibu yang bangga akan peran-perannya, yang akan melakukan apa pun di alam raya ini untuk anak-anak .

SHARE ARTIKEL