Ada Orang Meninggal Terus Dishalatkan di Kuburan, Bagaimana Hukumnya?

Penulis Unknown | Ditayangkan 08 Jan 2018

Ada Orang Meninggal Terus Dishalatkan di Kuburan, Bagaimana Hukumnya?
foto via generasisalaf.wordpress.com

Hukum menyalatkan jenazah di kuburan.....

Biasanya orang yang meninggal akan dishalatkan di masjid atau dirumahnya sendiri. Tapi bagaimana jika jenazahnya di shalatkan di kuburan? apakah boleh.


Agar tak timbul fitnah dan nggak salah paham, berikut penjelasannya untuk anda. Sebagaimana dikutip kangudo.wordpress.com

الأفضل في الصلاة على الجنازة أن يكون في مصلى الجنائز، وهو المكان المعد للصلاة عليها؛ لفعله صلى الله عليه وسلم

Shalat jenazah yang paling utama adalah dilakukan di mushalla jenazah, yaitu tempat khusus yang memang disediakan untuk shalat jenazah, sebagaimana perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Baca Juga : Tata Cara Memandikan Jenazah dan Doa Memandikan Jenazah


كما يجوز أن يصلى عليها في المسجد؛ لقول عائشة – رضي الله عنها – : صلى رسول الله صلى الله عليه وسلم على سهيل بن بيضاء في المسجد وصلي على أبي بكر وعمر فيه “

Demikian pula diperbolehkan melakukan shalat jenazah di masjid, berdasarkan perkataan Aisyah radhiyallahu ‘anha : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat jenazah Suhail bin Baidha di masjid, demikian pula Abu Bakar dan Umar juga shalat di masjid.”

أما الصلاة على الجنازة في المقبرة، فقد اختلف فيها الفقهاء – رحمهم الله – في جوازها، وعدمه على ثلاثة أقوال:

Adapun tentang boleh dan tidaknya  shalat jenazah di kuburan, maka para fuqaha rahimahullah berselisih, ada tiga pendapat tentangnya:

  القول الأول: أن الصلاة على الجنازة في المقبرة جائزة.

Pendapat Pertama: Shalat Jenazah di Kuburan Hukumnya Boleh

وقال بذلك بعض الحنفية ، والمالكية ، وهو المذهب عند الحنابلة ، وقال به الظاهرية   

Yang berpendapat demikian adalah sebagain ulama’ Hanafiyah dan Malikiyah, madzab Hanabilah dan Dzhahiriyah.

Baca Juga : Tata Cara Mengubur Jenazah yang Benar Sesuai Sunnah Lengkap dari Awal

واستدل أصحاب هذا القول بما يلي:

Ulama’ yang berpendapat demikian berdalil dengan dalil-dalil berikut ini:

 – حديث أبي هريرة – رضي الله عنه – قال: إن امرأة سوداء كانت تقم المسجد…، فقال: دلوني على قبرها، فدلوه على قبرها فصلى عليها.. الحديث.

Hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata : “Sesungguhnya wanita berkulit hitam yang biasa membersihkan masjid (meninggal dunia). . ., maka Nabi berkata: tunjukkanlah kepadaku kubur dia, maka para sahabat menunjukkan kepada beliau kuburan wanita tadi kemudian Nabi shalat jenazah untuknya.”

وهذا دليل على جواز صلاة الجنازة في المقبرة؛ لفعله صلى الله عليه وسلم .

Hadits ini sebagai dalil akan bolehnya melakukan shalat jenazah di kuburan, berdasarkan perbuatan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.

– وحديث ابن عباس – رضي الله عنهما – أن رسول الله صلى الله عليه وسلم صلى على قبر بعدما دفن، فكبر عليه أربعا وفي رواية قال: انتهى رسول الله صلى الله عليه وسلم إلى قبر رطب فصلى عليه، وصفوا خلفه، وكبر أربعا .

Hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma : “Sesungguhnya Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam shalat jenazah di kuburan setelah jenazah dikuburkan. Beliau melakukan shalat untuknya dengan empat kali takbir.” dan dalam riwayat yang lain, Ibnu Abbas berkata:

Baca Juga : Niat, Doa, Tata Cara dan Rukun Shalat Jenazah Lengkap Bahasa Arab serta Latin

“Rasulullah sampai ke kubur yang masih basah, maka beliau shalat baginya dan para sahabat membuat shaf di belakang beliau, lalu beliau shalat dengan empat kali takbir.”

فهذا الحديث دليل على أن المقبرة محل للصلاة على الجنازة سواء كان الميت في قبره أو خارج القبر . وهذا الفعل منه صلى الله عليه وسلم تخصيص للنهي عن الصلاة في المقبرة.

Hadits ini sebagai dalil bahwa kuburan boleh dijadikan tempat shalat jenazah, sama saja apakah mayitnya sudah ada didalam kubur atau belum. Perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ini dalil yang mengkhususkan larangan shalat di kuburan.

– ما روي عن نافع قال: “لقد صلينا على عائشة وأم سلمة وسط البقيع بين القبور، والإمام يوم صلينا علىعائشة أبو هريرة،  وحضر ذلك ابن عمر “

Riwayat dari Naafi’, dia berkata : “Sungguh kami telah melaksanakan shalat jenazah Aisyah dan Ummu Salamah di tengah-tengah Baqi’ diantara kubur. Yang menjadi imam kami pada waktu itu adalah Abu Hurairah, Ibnu Umar juga hadir ketika itu.”

فهذا الأثر دليل على جواز الصلاة على الجنازة في المقبرة؛ لأن الصحابة الذين حضروا جنازة أم المؤمنينعائشة – رضي الله عنها – صلوا عليها وسط القبور بالبقيع، ولم ينقل عن أحد منهم نهي أو مخالفة لهذا الفعل. فدل ذلك على جوازه وإقراره.

Atsar ini menjadi dalil akan bolehnya shalat jenazah di kuburan. Karena para sahabat yang menghadiri jenazah Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha mereka shalat jenazah untuk Aisyah ditengah-tengah pekuburan Baqi’.

Baca Juga : Jenazah Muslimah ini Tak di Shalatkan di Masjid, Karena Dulu Jadi Pendukung Ahok

Dan tidak dinukil dari salah seorang diantara mereka yang melarang atau menyelisihi perbuatan tersebut. Maka ini menunjukkan akan boleh dan tetapnya perbuatan tersebut.

القول الثاني: أن الصلاة على الجنازة في المقبرة مكروهة.

Pendapat Kedua: Shalat Jenazah di Kuburan Hukumnya Makruh

وقال بذلك جماعة من الحنفية ، والمالكية ، وهو مذهب الشافعية ورواية عن أحمد.

Yang berpendapat demikian adalah mayoritas ulama’ Hanafiyah dan Malikiyah, madzab Syafi’iyah dan salah satu riwayat dari Imam Ahmad.

واستدل أصحاب هذا القول بما يلي:

Mereka berdalil dengan dalil-dalil berikut ini:

حديث أنس – رضي الله عنه – أن النبي صلى الله عليه وسلم نهى عن الصلاة بين القبور .

وفي رواية: نهى أن يصلى على الجنائز بين القبور ” .

Hadits Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammelarang shalat diantara kubur. Dalam riwayat yang lain: Beliau melarang shalat jenazah diantara kubur.”

Baca Juga ; Imbalan 2 Gunung Emas, Amalan ini Mudah Dilakukan Tapi Sering Dilewatkan Begitu Saja

حيث دل هذا الحديث وخاصة الرواية الثانية على كراهة الصلاة على الجنائز في المقبرة.

Hadits ini menunjukkan, khususnya riwayat yang kedua akan makruhnya shalat jenazah di kuburan.

ويجاب عن هذا الدليل: بأن هذه أدلة عامة مخصصة بما ثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم ، من صلاته على المرأة في قبرها، مما يدل على أن المقبرة محل للصلاة على الجنازة .

Jawaban Untuk Dalil Ini

Dalil yang dikemukakan diatas adalah dalil umum yang telah dikhususkan dengan hadits yang datang dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau shalat jenazah atas wanita di kuburannya. Ini menunjukkan bahwa kuburan bisa sebagai tempat untuk shalat jenazah.

وأما الرواية الثانية في حديث أنس “على الجنائز” فهي رواية شاذة مخالفة لسائر روايات الحديث ؛ لأنها من رواية غير الثقات فلا تكون مقبولة

Adapun riwayat yang kedua pada hadits Anas, lafadz “jenazah” merupakan riwayat syadz yang menyelisihi banyak riwayat hadits yang lain, dan hadits ini juga diriwayatkan oleh perawi yang tidak tsiqah sehingga tertolak.

حديث أبي سعيد – رضي الله عنه – قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم الأرض كلها مسجد إلا المقبرة والحمام

Baca Juga ; Selain Bercanda, Ketahui 5 "Jangan" Ketika Mengantar Jenazah ke Pemakaman!

Hadits Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu, dia berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Bumi semuannya adalah masjid kecuali kuburan dan kamar mandi.”

حيث دل هذا الحديث على أن المقبرة ليست محلا للصلاة ، ومن ذلك صلاة الجنازة فتكون مكروهة.

Hadits ini menunjukkan bahwa kuburan bukan tempat untuk shalat, oleh karena itu shalat jenazah di kuburan hukumnya makruh.

ويجاب عن هذا الدليل :
بأن هذا الحديث عام مخصص بما ثبت من فعله صلى الله عليه وسلم .
وبهذا يصح استثناء صلاة الجنازة من عموم النهي عن الصلاة في المقبرة .

Jawaban Untuk Dalil Ini

Hadits ini bersifat umum yang telah dikhususkan dengan perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu boleh mengecualikan shalat jenazah dari keumuman larangan hadits shalat di kuburan.

ما روي عن أنس – رضي الله عنه – أنه كان يكره أن يصلى على الجنائز بين القبور

Riwayat dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa dia membenci shalat jenazah diantara kubur.

Baca Juga : Saat Melayat Sebaik Hindari 5 Larangan yang Sering Diabaikan Banyak Orang

ويجاب عن ذلك بأن هذا معارض لفعل النبي صلى الله عليه وسلم ولفعل غيره من الصحابة وهو اجتهاد منه رضي الله عنه، خالفه غيره من الصحابة والعبرة بما يؤيده الدليل .

Jawaban untuk riwayat ini adalah bahwa perbuatan Anas ini menyelisihi perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam serta menyelisihi perbuatan sahabat yang lainnya.

Ini juga merupakan ijtihad Anas radhiyallahu ‘anhu dan sahabat yang lain menyelisihinya. Dan yang menjadi patokan adalah apa yang dikuatkan oleh dalil.

قالوا : إن صلاة الجنازة يمكن فعلها في غير المقابر، فيكره فعلها في المقابر كسائر الصلوات

Mereka mengatakan : bahwa shalat jenazah mungkin dilakukan diselain kuburan, oleh karena itu dimakruhkan shalat jenazah di kuburan sebagaimana shalat yang lainnya.

ويجاب عن ذلك: بأن هناك فرقا واضحا بين ما نهى عنه النبي صلى الله عليه وسلم وحذر أمته منه وهي الصلاة المفروضة أو النافلة ؛ لأنها وسيلة إلى الشرك وبين ما فعله وهو صلاة الجنازة على القبر

Baca Juga : Larangan yang Wajib Diperhatikan Dalam Pengurusan Jenazah, Satupun Jangan Dilakukan

Jawaban dari perkataan mereka ini adalah bahwa ada perbedaan yang jelas antara larangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan peringatan beliau kepada umatnya untuk tidak shalat di kuburan, yaitu shalat fardhu dan shalat sunnah, karena bisa sebagai sarana menuju kesyirikan dengan shalat jenazah yang beliau lakukan di kuburan.

وقالوا: أيضا إن المقابر ليست بمكان للصلاة سوى صلاة الجنازة ، فتكره فيها صلاة الجنازة كما تكره في الحمام

Mereka juga mengatakan: bahwa kuburan bukan tempat shalat kecuali shalat jenazah, maka dimakruhkan shalat jenazah didalamnya sebagaimana dimakhruhkan shalat di kamar mandi.

ويجاب عن ذلك: بأن هذا قياس مع النص ، فلا يعتبر .

Jawabannya adalah: bahwa ini qiyas padahal sudah ada nash, maka qiyasnya tidak teranggap.

القول الثالث: أن صلاة الجنازة في المقبرة لا تصح .

Pendapat Ketiga: Bahwa Shalat Jenazah di Kuburan Tidak Sah

وهو رواية عن أحمد

Ini adalah salah satu riwayat dari Ahmad.

وقد استدل أصحاب هذا القول بما سيق من أدلة القول الثاني وحملوا النهي على التحريم .

Baca Juga : Saat jenazah Dimandikan Hal Mengerikan ini yang Akan Terjadi Pada Ruhnya

Mereka berdalil dengan dalil-dalil yang digunakan oleh ulama’ (pendapat kedua) namun mereka membawa dalil tersebut kepada keharaman.

ويجاب عن ذلك بأن هذا مخالف لما ثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم .

Jawaban dari pendapat mereka ini adalah bahwa pendapat mereka menyelisihi apa yang datang dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

الترجيح : إذا نظرنا إلى ما سبق من الأقوال وأدلتها وما ورد عليها يظهر – والله أعلم – أن القول الأول : وهو أن الصلاة على الجنازة في المقبرة جائزة هو الراجح وذلك لأمرين :

Pendapat Yang Kuat

Jika kita mencermati pendapat dan dali-dalil yang digunakan oleh oleh para ulama’ maka yang nampak lebih kuat –wallahua’lam– adalah pendapat pertama yaitu bahwa shalat jenazah di kuburan hukumnya boleh, karena dua alasan:

Baca Juga ; Menangis Kebingungan Melihat Jenazah Ayahnya Menghitam Seperti Babi, Ternyata Ini Yang Diperbuat Selama Hidup

أولا : قوة أدلة هذا القول من فعله صلى الله عليه وسلم ؛ لأن من أدنى درجات الفعل الجواز والمشروعية .

Pertama: kuatnya dalil-dalil dari pendapat ini yaitu perbuatan Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam, karena perbuatan Nabi minimal menunjukkan akan boleh atau disyaratkannya perbuatan tersebut.

ثانيا: أن أدلة القول الثاني والثالث قد أجيب عليها مما يدل على ضعفها.

Kedua: bahwa dalil-dalil pendapat kedua dan ketiga telah dijawab/dibantah, ini menunjukkan akan lemahnya pendapat tersebut.
SHARE ARTIKEL