Para Wanita ini Rela Diteriaki "Ninja, Setan, Mumi" di Car Free Day, Salut Dengar Alasan Mereka

Penulis Cheryl mikayla | Ditayangkan 26 Dec 2017

Perempuan berniqab atau bercadar masih dipandang miring atau disangka teroris

Para Wanita ini Rela Diteriaki
anggota Niqab Squad (tempo)

Puluhan perempuan berniqab menyelinap di antara ratusan orang di Car Free Day –meneriakkan I'm Not Terrorist. Di Taman Kota 1, Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang.

Kemudian puluhan perempuan itu menggelar lapak pakaian bekas.

Namun, pakaian yang dikenakan para perempuan yang menjual baju bekas tersebut justru yang menarik perhatian. Mereka mengenakan pakaian panjang serba hitam yang menutupi seluruh tubuh kecuali bagian mata.

Rupanya mereka tengah menggelar bazaar amal yang hasilnya akan diberikan pada pengungsi Rohingya. Sebelumnya, mereka juga melakoni hal serupa saat Car Free Day di Bundaran Hotel Indonesia.

Para Wanita ini Rela Diteriaki
Komunitas Niqab Squad saat melakukan Challenge kepada pengunjung CFD

Salah satu perempuan itu, Indadari Mindyaranti. Dia penggagas Komunitas Niqab Squad sejak Maret 2017. Indadari bercerita, komunitas ini dibentuk agar para perempuan muslim bercadar tak minder lantaran gaya berpakaian yang tak dianggap tak lazim.

“Aku mau menyosialisasikan cadar, kayak tadi aku denger cerita dari mereka ada yang diteriakin ninja, setan, mumi segala macam. Jadi kita berusaha membiasakan orang-orang melihat kami agar tidak takut lagi,” ujar Indadari.

Perempuan kelahiran Mei 1982 ini mantab mengenakan niqab, pada 2015 silam. Baginya, niqab jadi pelengkap ibadah. Hingga pada Maret 2017, Indadari mendirikan Komunitas Niqab Squad.

Belakangan, kata dia, tak lama setelah Niqab Squad dikenal, perlahan perempuan yang mengenakan niqab mulai bermunculan. Mulai dari daerah-daerah hingga luar negeri. Dia bahkan mengklaim, anggotanya kini mencapai ratusan orang yang tersebar di 30 wilayah.


Maret ya, itu kita bikin gathering pertama, ngumpulin teman-teman yang mau bergabung di Niqab Squad Indonesia, dan alhamdulillah terjadi. Dan beberapa bulan kemudian dari daerah bahkan dari Malaysia, South Afrika, Taiwan mengajukan diri untuk menjadi bagian dari Niqab Squad,” ujar Indadari.

Di komunitas ini, Indadari menyebut beragam kegiatan keagamaan dan sosial dilakukan. Salah satunya bazaar –yang uangnya diberikan untuk kelompok Rohingya di Myanmar.

Hanya saja, perempuan bercadar atau berniqab selalu diidentikkan dengan teroris. Hal itu bermula usai serangan 11 September 2001 terhadap Amerika Serikat. Cap teroris lantas dilekatkan pada perempuan bercadar dan pria berjenggot.

Di Eropa, semisal Belanda, Belgia, Bulgaria, Denmark, Inggris, Italia, Rusia, Spanyol, Swiss, bahkan Jerman dan Turki melarang orang mengenakan cadar di area publik dan lingkungan pemerintahan. Ketakutan dan kecurigaan bahwa mereka bagian dari pelaku teror, kian tak terbendung.

Meski persepsi perempuan bercadar masih negatif, tapi dia dan komunitasnya tak akan takut. Malah membuatnya berani menunjukkan bahwa mereka jauh dari tindakan teroris...
SHARE ARTIKEL