Kali Kedua Kartu Kuning Dilayangkan Bagi Umat Manusia, Begini Surat Peringatan dari 15.000 Ilmuan

Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 28 Nov 2017

Kali Kedua Kartu Kuning Dilayangkan Bagi Umat Manusia, Begini Surat Peringatan dari 15.000 Ilmuan

Berapa lama lagi kita tinggal dibumi?

Peringatan sudah dilayangkan, Kalau sudah kartu merah, mungkin kita semua sudah harus 'OUT' dari bumi kali ya..?

15.000 ilmuwan menyerukan sebuah imbauan bahwa ancaman terbesar dari kelangsungan hidup manusia semakin nyata.

Dilansir dari hipwee 15.000 ilmuwan menulis surat peringatan terbuka untuk seluruh umat manusia.

Surat ini berisikan imbauan dan beberapa cara untuk mengatasi ancaman-ancaman yang menimpa umat manusia.

Baca juga : Tanda kiamat? NASA Prediksi Tahun 2019 ada Meteor Raksasa akan Hantam dan Hancurkan Bumi

Tiga tahun terakhir suhu Bumi mencapai titik terpanas, hal ini merupakan dampak dari tren penghangatan jangka panjang, seperti yang diungkapkan Sekretaris Jendral WMO, Petteri Taalas.

Peningkatan suhu Bumi juga berimbas pada angka kematian, sebagian besar wilayah Bumi bagian utara mempunyai potensi menurunnya angka kematian di sana tapi tak menutup kemungkinan hal buruk bisa terjadi.

Ditulisnya surat peringatan oleh 15.000 ilmuwan bertujuan untuk mengolah kembali kesadaran manusia akan kelangsungan hidup mereka di Bumi.

1. Gerakan ini diinisiasi oleh ahli ekologi dari Oregon State University bernama William Ripple. 15.000 ilmuwan dari 187 negara terlibat menulis surat ini

Kali Kedua Kartu Kuning Dilayangkan Bagi Umat Manusia, Begini Surat Peringatan dari 15.000 Ilmuan

Seorang ahli ekologi William Ripple dari Oregon State University memimpin sebuah gerakan kemanusiaan untuk menyadarkan kembali manusia bahwa masih ada secercah harapan untuk menyelamatkan Bumi.

Tak tanggung-tanggung, 15.000 ilmuwan dari 187 negara di dunia ikut menulis surat kemanusiaan ini.

Menimbang begitu banyak dampak negatif dari perubahan iklim, maka diperlukan kesadaran bersama untuk mengurangi resiko berbahaya di masa mendatang.

2. Surat untuk kemanusiaan ini adalah teguran kali kedua untuk seluruh umat manusia setelah surat serupa digaungkan pada tahun 1992

Kali Kedua Kartu Kuning Dilayangkan Bagi Umat Manusia, Begini Surat Peringatan dari 15.000 Ilmuan

Rupanya surat peringatan ini bukan yang pertama, pada tahun 1992 ada sekitar 1.700 ilmuwan membuat sebuah surat peringatan.

Isinya pada waktu itu berupa imbauan bahwa manusia secara tak sadar telah menghancurkan ekosistem dan habitatnya di Bumi.

Kerusakan lingkungan seperti penipisan lapisan ozon, polusi udara, polusi air, hutan gundul, kepunahan spesies, pembakaran bahan bakar alam berlebih dan masalah perikanan jadi topik paling dibahas dalam surat tersebut.

Beruntung, penipisan ozon bisa ditanggulangi umat manusia setelah penggunaan klorofluorokarbon (CFC) sepakat untuk dikurangi.

Baca juga : Gunung Agung Kembali Meletus PVMBG:"Kemungkinan Bakal Meletus Dahsyat"

3. Ancaman terbesar umat manusia beberapa tahun terakhir dan yang akan datang adalah perubahan iklim global yang mengancam kelangsungan kehidupan di Bumi

Kali Kedua Kartu Kuning Dilayangkan Bagi Umat Manusia, Begini Surat Peringatan dari 15.000 Ilmuan

Dalam surat tersebut, ilmuwan menggarisbawahi bahwa ancaman terbesar manusia datang dari perubahan iklim.

Suhu rata-rata dunia sejak 1992 meningkat setengah derajat Celcius dan meningkatnya emisi karbondioksida sebanyak 62% adalah ancaman besar. Jika hanya berdiam diri atau melangkah sendiri tanpa kekompakan, bukan tak mungkin kelangsungan manusia akan sangat terancam di masa depan.

Lubang ozon terus mengecil sejak 1998 adalah bukti kesuksesan akan kekompakan umat manusia menjaga Bumi, jika hal yang demikian terus dijalani bukan tak mungkin Bumi akan berumur panjang.

4. Menurunnya jumlah populasi satwa dan peningkatan drastis populasi manusia juga merupakan ancaman besar bagi kehidupan manusia dan alamnya

Kali Kedua Kartu Kuning Dilayangkan Bagi Umat Manusia, Begini Surat Peringatan dari 15.000 Ilmuan

Selain dampak perubahan iklim secara global, peningkatan populasi manusia juga menjadi ancaman yang tak boleh dianggap remeh.

Meningkatnya populasi manusia sebanyak 2 miliar ini dapat memberi dampak buruk bagi ekosistem, ancaman-ancaman perihal human erorr dan wabah penyakit akan meningkat.

Sayangnya, peningkatan jumlah populasi manusia dibarengi dengan menurunnya populasi satwa global sebanyak 30% dan meluasnya wilayah mati di perairan global yang bertambah.

Penurunan tangkapan ikan liar juga diambil sebagai satu ciri ancaman dari menurunannya kesehatan perikanan global.

Baca juga : Siswa ini Ingin Gantikan Bupati Semarang, Akhirnya Dia Rasakan Akibatnya Setelah Dipanggil Pak Mundjirin

5. Ada secercah harapan bagi umat manusia di bumi untuk melangsungkan hidup, para ilmuwan mengusulkan 13 langkah

Kali Kedua Kartu Kuning Dilayangkan Bagi Umat Manusia, Begini Surat Peringatan dari 15.000 Ilmuan

Para ilmuwan mengajak seluruh umat manusia untuk setidaknya sadar dan mau melakukan perubahan.

Penipisan lapisan ozon yang bisa diperbaiki adalah contoh konkrit dari keberhasilan umat manusia.

Seperti yang diungkapkan oleh para ilmuwan, bukan tidak mungkin semua bisa diatasi dengan kemauan. Surat diakhiri dengan beberapa metode untuk mengurangi ancaman besar itu.

Perubahan pola konsumsi bisa diperbaiki dengan memberikan insentif ekonomi, pengembangan berbagai teknologi ramah ingkungan, menetapkan cagar alam, dan mengurangi sampah makanan oleh manusia.

Setidaknya langkah-langkah tersebut bisa mengurangi ancaman besar yang dilakukan oleh manusianya sendiri.

Apa yang dituliskan dalam surat dari para ilmuwan bisa jadi renungan bersama.

Semua yang tercatat di situ datang dari mereka yang berpengalaman dan tak sedikit waktu mereka diisi dengan penelitian-penelitian untuk menjawab solusi dari ancaman besar terhadap Bumi.

Peristiwa kasat mata di Antartika beberapa bulan yang lalu, menipisnya es di Antartika disebabkan oleh ngarai terbalik yang terjadi akibat pemanasan suhu global sebanyak 2 Celcius di Bumi.

Menipisnya lapisan es di Antartika berimbas pada meningkatnya permukaan air laut. Setidaknya kita bisa menyadari bahwa dampaknya begitu nyata akibat dari perubahan iklim ini.

SHARE ARTIKEL