"Ketika Aku Wanita Calon S2, yang Akhirnya Menerima Perjodohan dengan Sopir Ayahku Sendiri"

Penulis Unknown | Ditayangkan 13 Jul 2017

Wanita calon S2 menikahi sopir ayahnya sendiri? Bukankah martabat keluarga akan tercoreng karenanya?


Akan tetapi lain cerita dengan wanita satu ini yang mantap dijodohkan oleh sang Ayah dengan sopirnya sendiri. Meskipun pada mulanya ada perasaan malu dan merasa terhina karena dijodohkan dengan sopir, namun akhirnya ia malah mantap untuk segera mengikat janji suci dengan pria pilihan ayahnya tersebut.

Also read : Kisah Nelayan yang Cari Rezeki dengan Nama Setan, Mengapa Cara Haram Lebih Bisa Menghasilkan?

Bagaimana bisa menjadi seperti itu? Memang bagi seorang wanita, bukanlah hal yang mudah untuk menerima perjodohan. Meski pria pilihan orang tua bisa dibilang baik bibit, bobot dan bebetnya, tentu masih ada sejuta kebimbangan yang menyelimuti hati.

Tapi, bagaimanapun, jodoh merupakan urusan Tuhan, layaknya rezeki dan kematian. Manusia hanya bisa berdoa dan berusaha melakukan yang terbaik dalam hidupnya. Begitu pula kisah seorang wanita yang dijodohkan dengan sopir ayahnya. Meski awalnya menolak, wanita ini kemudian dengan yakin menerima perjodohan tersebut.

Berikut kisahnya.

Aku merupakan wanita berusia 26 tahun yang akan segera menempuh pendidikan S2. Dikeluargaku, pendidikan dan karir jauh lebih penting dibanding pernikahan.

Namun, semua berubah ketika seorang lelaki dikenalkan Bapak sebagai mobil barang di salah satu usaha dagang miliknya. Sopir muda ini terbilang santun dan tak banyak bicara.

Bahkan, Bapak yang tak pernah memuji anak-anaknya, tak henti-hentinya memuji sopir barunya ini. Menurut Bapak, ia merupakan pria yang baik, pintar dan serba bisa. Pujian Bapak tentu sempat membuatku keheranan.

Sopir muda ini, selalu mengucap salam saat masuk gerbang. Ia pun selalu menolak masuk rumah dan hanya menunggu di depan pintu ketika Bapak tak ada.

Kehadirannya seakan mengubah banyak kebiasaan Bapak. Musik keroncong yang biasa selalu terdengar di rumah dan tape mobil kita tak pernah diputar lagi dan digantikan dengan muratal atau ceramah agama. Ibu pun terlihat mulai meniggalkan salon, dandanan modern, kuteks, serta perkembangan fashion yang selalu diikutinya.

Namun, aku lebih kaget lagi ketika Bapak menawarkanku untuk menikah dengan sopir muda tersebut. Aku yang calon S2 merasa terhina harus menikah dengan sopir.


Also read : Karena 3 Fakta Ini Akan Membuat Seorang Ibu Bangga dengan Tanda Bekas Operasi Caesarnya

Namun, Bapak menjelaskan semuanya padaku, tentang siapa sopir Bapak sebenarnya dan mengapa Bapak merelakanku menikah dengannya. Aku pun sempat malu ketika mendengar cerita Bapak hingga akhirnya memutuskan untuk berkata “ya”.

Sopir muda ini memang bukan sopir biasa. Ia merupakan sarjana teknik yang kini tengah menyelesaikan gelar pasca sarjananya dengan beasiswa. Sebagai anak yatim, ia bekerja sebagai sopir untuk menutup biaya hidup selama kuliah, juga biaya keluarganya.

Meski awalnya bimbang, aku yakin dia adalah lelaki terbaik yang telah dikirimkan Tuhan sebagai jodohku.

Sudahkah kita merenungkan tentang apa kisah di atas? Benar, hal terpenting adalah ketika kita mau melihat lebih dalam sebuah alasan, bukan hanya dari tabir depan sebuah layar. Maka, siapapun kelak jodoh kita nantinya, semua akan berawal dari diri kita sendiri, sudah pantaskah kita mendapat jodoh yang baik bukan hanya di mata orang tapi juga di hadapan Allah SWT.
SHARE ARTIKEL