Sungguh Miris, Terlalu Banyak Ikut Les, Anak Depresi dan Ditanya Apapun Jawabannya Angka!

Penulis Unknown | Ditayangkan 08 Jun 2017
Sungguh Miris, Terlalu Banyak Ikut Les, Anak Depresi dan Ditanya Apapun Jawabannya Angka!

Mungkin memang semua orang tua menginginkan anak mereka pandai dan cakap dalam segala hal dengan dalih agar mereka mampu menjadi pribadi yang cepat tanggap dalam meraih kesuksesan. BIsa benar bisa juga belum. Karena pada kenyataannya adalah, bukan hanya pelajaran terkurikulum saja, namun lebih dari itu kesehatan dan juga tumbuh kembang anak yang harusnya bisa berjalan lancar bisa terganggu.

Also read : Karena Tak Perlulah untuk Kita Memaksakan Diri Agar Orang Lain Mengakui Kita

Mungkin sebagai sebuah gambaran, dimana ada seorang bocah yang terlalu banyak mengikuti les, dan pada akhirnya mentalnya sedikit terganggu. Sehingga ketika ditanya sesuatu, jawaban sang anak hanyalah angka semata. Bagaimana mungkin? Benar, kisah yang sungguh membuat hati miris ini datang dari sebuah akun Facebook bernama Andi Teposs. Tertanggal 18 Juli kemarin, Andi berkisah tentang nasib malang yang harus dialami oleh seorang gadis kecil berusia 6 tahun.

Dalam cerita itu tidak disebutkan siapa nama lengkap si anak. Tapi semoga kisah ini bisa menjadi pelajaran yang berharga untuk para orangtua. Berikut merupakan kisah yang dituturkan oleh Andi di Facebook dimana dilansir dari laman Tribun:

"Pelajaran berharga untuk yang punya cucu atau anak ...

Hari ini saya berkunjung ke sebuah rumah sakit, membezuk anak teman saya yang sedang sakit. Teman saya ini seorang wanita karir lulusan S2 dari sebuah universitas ternama.

Anaknya adalah seorang anak perempuan yang cantik, umurnya baru 6 tahunan. Tak lupa saya membawakan sebuah boneka sebagai buah tangan...Waktu saya datang dia langsung mengenali saya sebagai teman mamanya ..

Bu Siti ya?"

"Iya," jawab saya, agak terharu karena dia mengenali saya.

"Ayoo.. Bu Siti.. 42: 6, berapa?"

"Kalau do'a masuk kamar mandi?"

Kemudian dia menirukan gaya mengajar bu gurunya di kelas.

Ada senam bersama, lalu dia menirukan gerakan senam versi dia kemudian menyanyikan lagu 5 x 5 =25, setelah itu dia melafalkan doa sebelum makan.

"Bu Siti ..ayo..buat kalimat.. saya pergi ke sekolah setelah itu pulangnya ke mall, bisa?"

Lucu?? Pintar?? Cerdas??

Mungkin itu juga yang ada di benak teman- teman saat mengikuti celoteh anak perempuan teman saya itu.

Namun selama saya hadir disitu sang bunda terus menerus menyeka air matanya.

Ya.. saya turut prihatin dengan penyakit yang sedang diderita oleh anaknya. Penyakit apakah itu?

Yang pasti bukan sembarang penyakit seperti anak anak biasa, bukan demam, bukan batuk, dan bukan pilek.

Jangan terkejut teman teman... karena saya berkunjung bukan di rumah sakit biasa, saya sedang berada di Rumah Sakit Jiwa...

Ya... sebuah Rumah Sakit Jiwa di kawasan Jakarta Timur. Apa yg sebenarnya terjadi??

Minggu-minggu terakhir ini sang anak sangat suka menangis. Kalau ditanya apa saja...jawabnya sering ngelantur, "7" "24 : 6 = 4", "how are you", dan jawaban lain seperti huruf hijaiyah.

Kemudian ia menirukan gaya gurunya mengajar.

Menurut psikolog , anak ini terlalu di forsir..dia mengikuti les matematika dan k**** yang target tugasnya 1 buku harus selesai 10 menit.

Kemudian les Bahasa Inggris, terus PR sekolah, les mengaji dan lain-lain sehingga mengakibatkan anak terlalu jenuh. Si anak hanya mau bercerita sama psikolognya, tetapi kalau ditanya oleh orang lain jawabannya angka-angka, Bahasa Inggris atau pelajaran mengaji.

Jadi dia menirukan gaya gurunya, dan jika bertemu orang yang memakai baju guru dia langsung tertekan.

Yang lebih mengharukan lagi, saat melihat sang bunda menangis, si anak cuma bilang, "Bunda jangan nangis..aku kan pinter..tapi aku ga mau tidur sama bunda yaa..aku maunya sama dokter ganteng atau cantik aja.."

Dia memang tinggal di kamar VIP... jadi memang ada dokter yg menemani sehari-hari.

Dan ternyata ada 5 anak kecil yang masuk rumah sakit jiwa itu.. tapi dia yg paling kecil...sisanya umur 12 tahunan.. karena broken home..

Hanya dia sendiri yang mengalami gangguan akibat terlalu banyak tekanan belajar..

Sungguh Miris, Terlalu Banyak Ikut Les, Anak Depresi dan Ditanya Apapun Jawabannya Angka!

Also read : Jangan Keburu Baper, Ini Bedanya Cowok yang Asli Sayang dengan Hanya Kasihan!

Sungguh kasihan...

Pelajaran berharga untuk para orang tua agar tetap memperhatikan tahapan perkembangan anak, usia TK adalah usia bermain, belajarpun harus melalui permainan dan jangan korbankan anak-anak kita karena AMBISI kita sebagai orangtua.

Biarkan mereka bermain dan berikanlah kenangan masa kecil yang terindah untuk mereka....

Catatan


Ayah bunda... renungkanlah... menyekolahkan anak bukan karena ingin dipuji orang, "O anaknya sekolah di sekolah favorit", tapi selalu bertanya pada anak saya "seneng nggak sekolah di situ, nyaman nggak teman-teman dan gurunya?", karena yang sekolah anak kita... bukan kita."

Itulah kisah yang dituturkan oleh Andi tentang seorang anak perempuan yang mengalami gangguan jiwa akibat terlalu dituntut untuk belajar. Semoga kisah ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua agar tak terlalu memaksakan kehendak terhadap anak, atau lebih parah lagi dengan alasan supaya tak kalah dengan anak lain.

Ingat anak sebagai salah satu titipan yang harus dijaga, maka didiklah dengan baik dan ingat ketika Islam mengatakan bahwa sesuatu yang berlebihan itu sungguhlah tidak baik. Bagaimana menurut para orang tua?
SHARE ARTIKEL