Mama Hanya Satu Keinginanku Saat Ini, Mandikan Aku ya Ma....

Penulis Unknown | Ditayangkan 09 Jun 2017
Titipan orang tua yang paling besar adalah anak mereka. Kasihilah mereka, cintai, didik demi kebaikannya dan bekali dia untuk menjalani hidup yang baik. Namun, karena orang tua jaman sekarang yang mementingkan sibuknya, banyak dari mereka yang sampai lalai dengan anaknya.

Mama Hanya Satu Keinginanku Saat Ini, Mandikan Aku ya Ma....

BACA JUGA:  Selama 17 Jam 'Anu' Pria Ini Terjepit Kunci Pas, Setelah Dilihat Warnanya Sampai Biru!!

Semoga renungan ini bisa menyadarkan kita, betapa pentingnya anak kita dan betapa sakitnya rasa kehilangan anak yang kita cinta. Berikut seperti yang dikutip dari ruangmuslimah.

Perempuan itu bernama Dinda,sebagai perempuan ia merasa hidupnya sangat sempurna. Sejak duduk di bangku kuliah ia telah mendapatkan banyak hal yang diimpikan banyak mahasiswa.  Ia begitu cerdas dan berprestasi.

Ketika Universitasnya mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di Universitas Yale, Amerika. Dinda adalah salah satu yang beruntung menerimanya. Hidupnya menjadi semakin lengkap karena ia mendapatkan pasangan yang “selevel” menurutnya.

Kebahagiaan itu ditambah lagi saat sang buah hati lahir. Ia memberi nama anaknya itu Alifya. Nama yang di ambil dari hruf awal dan akhir hijaiyah. Tak sekedar kebahagiaan karena kelahiran anak pertamanya. Suami Dinda pun berhasil menyelesaikan gelar PhD. Sungguh kehidupan yang sangat didambakan banyak orang.

Sebagai staf diplomat tentulah kesibukan Dinda banyak menyita waktunya. Bahkan Alif putranya sudah ditinggal-tinggal olehnya sejak usia 6 bulan. Beberapa tman Dinda menggugatnya dengan menjadikan Alif sebagai dalih. “Tidakah Alif terlalu kecil untuk ditinggal?” Namun Dinda selalu berhasil menjawabnya. Ia memang sudah mengantisipasi semuanya. Alif diberikan perawatan dan perhatian terbaik dengan disiapkannya baby sitter profesional yang keahliannya tidak diragukan. Ia pu rajin mengontrol jadwal anaknya lewat telepon.

Dengan penanganan dan perencanaan yang matang tersebut. Alif tumbuh menjadi anak yang cerdas, lincah, dan pengertian. Kakek-neneknya pun selalu membanggakannya. Setiap menjelang tidur neneknya selalu bercerita untuk alif dan berkata “contohlah ayah ibumu” diakhir ceritanya. Alif tumbuh dengan sangat kondusif hingga Dinda tidak ragu lagi meninggalkannya di rumah.

Ketika usianya 3 tahun, Alif meminta seorang adik. Namun Dinda tak dapat menghiraukannya karena ia merasa sibuk dan sudah cukup dengan kebahagiannya saat ini. Dinda pun mengganti permintaan Alif dengan mainan baru dan uang jajan yang ditambah. Alif pun berhenti merengek.

Beberapa hari kemudian tidak seperti biasanya Alif merengek dan menolak dimandikan oleh baby sitter. Ia meminta untuk dimandikan Dinda. Namun kesibukan Dinda tak mengizinkannya. Ia memohon maaf, dan Alif lagi-lagi pengertian. Hampir sepekan Alif terus-terusan meminta dimandikan.

Sebulan berlalu Alif tidak lagi meminta hal-hal ‘aneh’. Hingga di suatu malam Alif lagi-lagi merajuk. Kali ini ia meminta tidur bersama Dinda. Namun Dinda tidak mengabulkan karena ia takut Alif tumbuh menjadi anak yang manja. “Selimuti aku bunda” rengeknya yang tetap ditolak Dinda.

Hingga suatu sore, Dinda di telepon oleh baby sitter Alif. “Bu Alif demam dan kejang-kejang, sekarang di emergency.” Dinda pun meninggalkan peresmian kantor barunya dan menemui Alif. Namun sudah terlambat. Alif sudah menghembuskan nafas terakhirnya beberapa saat lalu. Dinda begitu terpukul, Ia memang sudah berniat memandikan dan memeluk Alif di suatu waktu  sejak saat Alif merengek meminanya. Tapi nanti dan selalu nanti. Saat itulah akhirnya Dinda berkesempatan memandikan dan menggendong Alif. Di pusara Alif suami Dinda mematung, wajahnya memias dan ia berkata lirih “ini konsekuensi dari pilihan.” Kini penyesalan yang bersisa.

Masya Allah.. cintailah anak kita selagi ada, selagi kita bisa bersama mereka, selagi mereka masih belum berkeluarga. Ingatlah, kalau bukan anak kita yang merawat kita nanti, siapa lagi?
SHARE ARTIKEL