Jangan "Cerai Dulu" Baru Mengerti Hal-Hal ini, Sebelum Rumah Tanggamu Hancur Pahamilah!

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 04 Jun 2017
Jangan

Sudah menjadi fitrah manusia untuk berkembang biak. Sama halnya dengan hewan dan tumbuhan. Yang membedakan kita adalah mahluk mulia dibandingkan keduanya.

Karena itu ada aturan, tak bisa begitu saja kawin tanpa ikatan sakral. Tak bisa begitu pisah dengan kehendak sendiri. Meski tak mudah semua sudah ada pedomannya. Karena meski tak mudah dalam menjalani kehidupan berumah tangga, kita bisa belajar dengan mencontoh dari orang yang telah lebih dulu merasakan pahit getirnya kehidupan.

Jangan terburu nafsu dalam pertengkaran apalagi sampai bercerai. Karena itu bila ada masalah, jangan biarkan rumah tangga hancur, pahamilah hal-hal berikut ini sebelum itu semua terjadi.

1. Pernikahan bukan perihal seorang saja, bukan juga perihal dua orang, tapi dua keluarga, bahkan banyak keluarga

Waktu sebelum menikah, kamu merasa pacaran adalah perihal dua orang saja, kamu cinta dia, dia cinta kamu, itu sudah cukup. Tapi setelah menikah, kamu perlu berhadapan dengan dua keluarga, keluargamu dan keluarganya. Ditambah lagi dengan keluarga baru yang kamu bina ini, belum lagi ditambah dengan keluarga dari kakak atau adik pasanganmu. Pada akhirnya banyak keluarga harus bersatu, tentunya masalahnya tidak semudah satu tambah satu sama dengan dua..

2. Membangun pernikahan tanpa uang itu tidak mungkin, tapi kalau banyak uang, masalah juga banyak

Hari-hari gak ada uang, pasti akan sangat amat sulit. Pasangan yang kekurangan uang, pasti punya sejuta masalah, kalau kamu dan pasangan tidak memiliki ekonomi yang stabil, maka setiap hari-harimu pasti sulit.

Tapi, kalau tiba-tiba satu hari kamu jadi kaya, jangan kira semuanya akan selesai, masalah pun perlahan akan datang, semakin banyaknya uang yang kamu miliki, semakin banyak kesempatan untuk masalah datang. Perselingkuhan, adalah salah satu contoh nyata dari 「uang yang banyak.

Kadang kala, kalau kamu sudah tersiksa sebegitu lama tanpa uang, sekalinya kamu punya uang, kamu bukan lagi orang yang sama.

3. Anak-anak itu tidak bersalah

Pernikahan dua orang, seringkali yang paling terluka dan kasihan, adalah anak.
Berapa banyak nasib anak muda yang hancur, karena perceraian kedua orang tuanya. Kalau anak-anak sudah kehilangan jiwanya, hidupnya pun berubah, karakter mereka juga mati karena orang tua.

Ada berapa banyak anak-anak yang berasal dari keluarga berantakan, yang pada akhirnya mendapat nilai jelek di sekolah, punya karakter yang membangkang, suka memberontak atau malah jadi suka menyendiri.

Tentunya ini sangat berkaitan erat dengan masa depan mereka, pekerjaan mereka nanti, bahkan kehidupan mereka.

Baca Juga: "Biarin Aku Gendut, Aku Bahagia Kok"

4. Pasangan berikutnya, belum tentu lebih baik dari yang sebelumnya

Banyak orang merasa pasangannya sekarang benar-benar parah dan dia udah gak tahan lagi, dia merasa akan menemukan yang lebih baik dari pasanganya sekarang. Padahal seringkali, kamu akan bertemu justru dengan orang-orang yang juga pernah bercerai.

5. Sabar, Mengalah dan Berlagak bodoh di tempat yang tepat, justru yang membuat pernikahanmu semakin kuat!

Bersabar sedikit saja, kamu bisa menenangkan badai, mundur selangkah kamu bisa menyelamatkan hidupmu. Hubungan suami istri, jangan terlalu perhitungan, kalau semuanya dihitung begitu mendetil, apa itu namanya bersatu menjadi suami istri?

6. Yang paling penting adalah dia yang menemanimu seumur hidupmu

Kalau kamu masih muda atau baru saja menikah, mungkin kamu masih belum mengerti semua hal ini, namun setelah kamu menikah bertahun-tahun, kamu akan mengerti. Orang paling penting dalam hidupmu, bukanlah anakmu, bukan juga orang tuamu, terlebih bukan kakak atau adikmu, tapi orang yang kamu pilih untuk menghabiskan sisa hidupmu, dia yang kamu cintai.

7. Menghormati OrangTua

Seumur hidup ini, orang yang paling mencintaimu, pastilah orang tuamu. Jadi jangan lupa untuk menghormati mereka, jadilah anak berbakti pada orang tua dan mertuamu. Jangan biarkan pasanganmu kesulitan untuk memilih dirimu atau orang tuanya.
SHARE ARTIKEL