`Papaaa toloong Aura diikat, Mama sudah mati`, Jeritan Terakhir Gadis 7 th ini Sebelum Dibunuh

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 03 May 2017

`Papaaa toloong Aura diikat, Mama sudah mati`, Jeritan Terakhir Gadis 7 th ini Sebelum Dibunuh
Foto : ilustrasi.

Itu jeritan terakhir Aura, gadis 7 tahun yang dibunuh pamannya sendiri. Hingga kini sang pembunuh masih duduk di kursi pesakitan, namun Akong, sang ayah tak bisa lepas dari ingatan kata-kata terakhir anaknya yang dihabisi pada awal Januari lalu.

Aura (7), gadis semata wayangnya ketika itu menelpon dan menyebut beberapa kata, lalu menghilang selamanya.

Melansir bangka.tribunnews.com, Selasa (2/5) di Pengadilan Negeri (PN)Sungailiat, Akong, suami Imelda, sekaligus ayah Aura, tampak masih berduka. Siang itu dia baru saja menghadiri sidang Terdakwa Aliong, pelaku pembunuhab pada istri-anaknya (Imelda-Aura).

Amarah masih tersimpan di benak Akong. Terlebih pembunuh istri dan anaknya itu, tak lain adalah kakak sepupunya sendiri, Terdakwa Aliong.

Awalnya Imelda dan Aura, menghilang dan diduga diculik pelaku tak dikenal. Namun akhirnya terungkap, Imelda dan Aura tewas dihabisi kakak sepupu, Aliong, beberapa waktu lalu di Desa Rebo Sungailiat Bangka.

Akong menceritakan kronologis awal, saat dia kehilangan istri-anak, Imelda (35)-Aura (7), 1 Januari 2017 lalu.

`Papaaa toloong Aura diikat, Mama sudah mati`, Jeritan Terakhir Gadis 7 th ini Sebelum Dibunuh
Terdakwa Aliong, pembunuh sadis ibu dan anak saa sidang didampingi Pengacaranya (PH), Jailani. (Bangkapos/Fery Laskari)

Akong berusaha mencari, termasuk lapor polisi. Di saat pencarian belum membuahkan hasil, tiba-tiba, handphone Akong berdering. Sebuah pesan singkat (sms) dia terima dari si 'penelepon gelap'.

Si pengirim pesan (SMS) bilang pada Akong, bahwa Imelda dan Aura diculik. Pelaku meminta tebusan Rp 100 juta.

Dan dua hari kemudian, tiba-tiba Akong menerima telepon dari nomor sang istri, Imelda. Namun saat itu dia tak mendengar suara Imelda, melainkan hanya suara anaknya, Aura.

"Papa..papa...tolong...Aura diikat..!" kata Akong, meniru suara anaknya, Aura, ketika dalam sekapan si penculik.

Akong langsung beraksi, spontan bertanya pada Aura, melalui sambungan telepon tadi. "Saya bilang melalui telepon...Aura..mama kamu (Imelda) dimana?" kata Akong.

Sayang pertanyaan Akong hanya dijawab singkat oleh sang buah hati, Aura.

Menurut Akong, ketika itu Aura hanya berucap, kalau ibunya (Imelda, Istri Akong) sudah meninggal dunia (dibunuh). "Mama sudah mati..!" begitu anak saya bilang dalam telepon," katanya.

Kalimat terakhir dari Aura tak pernah dilupakan oleh Akong. Namun apa daya, dia tak tahu soal keberadaan sang anak, Aura. Dia juga belum sepenuhnya yakin, kalau istrinya, Imelda telah tiada.

"Waktu anak saya (Aura) bilang mama sudah mati...telepon langsung padam," kata Akong, mengenang kata-kata terakhir dari si buah hati.

Untungnya kata Akong, kasus ini berhasil dibongkar polisi. Pelaku penculikan ternyata adalah Aliong, kakak sepupunya sendiri.

"Padahal selama ini saya selalu bantu dia (Aliong) kalau sedang dapat rejeki. Tapi ternyata begini balasannya. Makanya kami sekeluarga minta Aliong dihukum mati," tegas Akong.

Soal reputasi Aliong si kakak sepupunya itu, menurut Akong, sangat buruk. Sifat atau perangai Aliong, sudah dia kenali sejak dulu.

"Aliong ini memang licik. Orangtunya saja di Desa Rebo pernah dikapaknya (dilukai pakai kapak). Memang Aliong itu sadis orangnya," kenang Akong.

Lalu mengenai keterangan Aliong di persidangan yang baru saja didengar Akong, Selasa (2/5), diyakininya sebagian merupakan kebohongan.

Di persidangan, Terdakwa Aliong mengaku hanya membunuh dan tidak memperkosa atau cabuli korban.

Padahal dari hasil visum dokter menyatakan ditemukan luka robek di kemaluan korban (Aura).

"Dia itu (Aliong) suka membalik-balikan fakta. Hasil visum jelas ada robekan (di kemaluan korban), tapi dia (Aliong) tidak juga ngaku (memperkosa/cabul). Orang itu (Aliong) memang licik," katanya.

Akong memastikan, Aliong pernah beberapa kali bermasalah, ketika di Bangka, Jakarta dan Kalimantan. Kakak sepupunya itu sering berulah pada orang lain.

"Dia itu memang banyak kasus, di Jakarta dan Kalimantan. Makanya dia kembali lagi ke Bangka, dan kembali bermasalah," gerutu Akong merasa kesal pada Aliong si kakak sepupu yang telah membunuh istri dan anaknya.

Baca Juga: Jangan Kaget! Tarif Listrik 900V Mei ini Menjadi Rp 1352/kWh dari Rp 605/kWh

Dilansir bangka.tribunnews.com, diberitakan sebelumnya, pembunuhan sadis terjadi di Desa Rebo Sungailiat Bangka. Kedua korban, Imelda (32) dan anaknya, Aura (7), warga Bedeng Akeh Sungailiat tewas dicekik.

`Papaaa toloong Aura diikat, Mama sudah mati`, Jeritan Terakhir Gadis 7 th ini Sebelum Dibunuh
Aliong (pembunuh ibu dan anaknya) dikawal ketat polisi bersenjata laras panjang. Karena pada saat di PN Sungailiat, Selasa (21/3/2017) petang, kelurga korban ribut tak terima. via Bangka Pos.

Jasad korban kemudian dimasukkan dalam karung dan dibenamkan dalam lumpur bekas tambang inkonvensionall (TI) jl Cendana Desa Rebo Sungailiat.

Jasad korban ditemukan, Selasa (3/1/2017), dua hari setelah kejadian, usai pelakunya, Tersangka Aliong (39), warga Desa Rebo Sungailiat ditangkap polisi.

Sejak itulah, La Imron sekeluarga menuntut keadilan karena anak dan cucunya dibunuh secara keji oleh Aliong.

SHARE ARTIKEL