Menangisi Dia Atas Nama Cinta, Lantas Seberapa Sering Air Mata Jatuh untuk Orang Tuamu?
Penulis Unknown | Ditayangkan 04 May 2017Mereka yang telah Allah anugerahkan untuk kita, meskipun jika ditelisik tak ada cinta dan kasih yang lebih tulus dari Sang Illahi untuk hambanya, maka pada urutan selanjutnya adalah mereka yang selalu menemani malammu dan bekerja keras hanya untuk memberikanmu yang terbaik.
Siapakah mereka? Mereka adalah orang tuamu yang selalu menjadikan kaki mereka sebagai tumpuanmu, mengangkatmu tinggi-tinggi walaupun mereka harus rela terpendam, hingga bahkan mereka akan rela menjadi tamengmu yang pertama kali terkena sasaran cemooh dari mereka yang hanya melihatmu dari luar.
Ulasan terkait : Banyak yang Sujud Asal Meringkuk, Ternyata 3 Doa Ini Jangan Sampai Terlupa!
Lantas, semakin kita dewasa dan pada ahirnya cinta datang menyapa, maka yang terjadi adalah hal yang membuat kita seakan harus mengorbankan apapun untuknya, sehingga terlupa akan mereka yang selalu setia menunggumu pulang di rumah. Sampai pada suatu waktu, cintamu malah pergi dan hanya orang tuamu lah yang setia menemani.
Sering kali kita menangis karena patah hati, cinta bertepuk sebelah tangan, atau diberi harapan palsu oleh seseorang yang kita kagumi. Tetapi seberapa sering kita menangis melihat wajah ibu-ayah yang semakin menua?
Ibu dan ayah-lah yang sedari kecil memberimu cinta melebihi siapa pun nyatanya jarang memiliki tempat untuk engkau kisahkan dalam bahasa air mata, lalu mengapa dirimu memuliakan para pendusta atas nama cinta dengan air mata?
Padahal cinta yang dibahasakan dengan air mata itu tulus, bukankah pada tiap tetesnya ada begitu banyak cerita yang tak mampu engkau lukiskan lewat kata-kata. Lalu sedemikian muliakah para pendusta cinta hingga kebesaran cintamu padanya tak mampu lagi dibahasakan lewat untaian kata?
Ulasan terkait : Jangan Malah Bilang Kece Mama Saat Istrimu Liar di Medsos! Situ Suami, Waras?
Jangan menangisi para pendusta cinta, air matamu terlalu murah untuk dijadikan penebusan sesal atas kedunguan pendusta yang menyakitimu.
Justru menangislah saat menatap lipatan yang mulai terlihat di kening ibu dan ayahmu sebab merekalah sejatinya pemilik sah air mata yang menyaran makna ketulusan abdi kasihmu sebagai manusia. Jadi, masihkah dirimu melupakan akan ketegaran mereka terhadapmu? Jika memang waktu masih berpihak padamu, sudahkah kau ucapkan bahwa dirimu sangatlah mencintai mereka hari ini?
Peluk dan cium kening mereka, dan ucapkan bahwa mereka adalah orang tua terbaik sepanjang masa, serta ucapkan terima kasih dan lantunkan doamu dari dalam hati untuk keselamatan dan kesehatan mereka, hingga nanti dirimu menemukan cinta sejati selain mereka berdua.